🎀TUJUHBELAS : APARTEMEN GALUH 🎀

375 205 332
                                    

🔊Masukkin ceritanya kedalam perpustakaan kalau kalian suka dengan alur ceritanya 🔊

🔊Alangkah baiknya sebelum membaca kalian vote dulu 😗😊🔊

#SELAMAT MEMBACA SEMUANYA 💛
_________________________________

Sesuai apa yang Kanaya minta, Galuh meminggirkan motornya ke salah satu ruko yang sepi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sesuai apa yang Kanaya minta, Galuh meminggirkan motornya ke salah satu ruko yang sepi. Badan keduanya sudah basah kuyup padahal baru sebentar. Itu semua karena saking derasnya hujan yang mengguyur mereka.

Kanaya turun dari motor lalu menjauh dari Galuh. Dia bersembunyi di pojok ruko membelakangi Galuh dan memegangi kepalanya. Galuh tahu kalau sekarang ini Kanaya pasti sangat ketakutan.

Sewaktu Kanaya menenangkan dirinya yang sedang  dilanda ketakutan, tiba – tiba dia merasakan ada sebuah benda menutupi kepalanya dan sebagian badannya.

"Kita berteduh dulu disini sampai hujannya berhenti. Lo bisa keringin dulu badan lo yang basah," ucapnya yang tak lain adalah Galuh yang memberikannya sebuah handuk putih berukuran besar kepadanya. Galuh mengucapkan dengan tutur kata yang lembut.

"Jangan takut, gue ada disini," tambah nya.

Ada sekitar tiga puluh menitan mereka menunggu sampai hujannya reda. Selama tiga puluh menitan itu ternyata langit sudah menghitam semua. Tidak ada lagi cahaya matahari yang menyinari hanya tersisa lampu jalanan saja yang ada. Galuh lalu menoleh melihat perempuan yang sedari tadi dia lihat ketakutan sekarang sudah tertidur pulas. Perempuan itu mengisi rasa ketakutan nya dengan memejamkan mata. Baginya itu tidak apa – apa karena itu jauh lebih baik ketimbang dia melihat matanya terbuka sempurna namun seperti orang ketakutan.

Tangannya menjulur naik ke bagian kepala perempuan itu untuk membangunkannya. Terasa kalau rambutnya masih basah. Kemudian tangannya turun kebawah menyentuh permukaan kulit yang lembut yakni pergelangan tangan mengecek apakah suhunya normal atau sedikit panas. Dia merasakan suhu tubuh perempuan ini panas. Tanpa berpikir panjang, takut kalau perempuan ini kenapa – kenapa dia langsung membangunkannya.

"Nay... Kanaya ..."

Kanaya yang merasa tidurnya diusik membuka mata perlahan. Dia melihat kalau Galuh sedang melihatnya.

"Kenapa?" jawab Kanaya serak.

"Mau gue antar pulang ke rumah atau mau ke apartemen gue dulu sebentar? Soalnya badan lo agak demam sama masih basah kuyup juga," tanya Galuh memberikan pilihan kepada Kanaya.

"Dari sini lebih dekatan ke rumah gue atau ke apartemen Kakak?" tanya Kanaya balik dengan suara lemahnya.

"Lebih dekat apartemen gue. Kalau darisini cuma butuh waktu empat menit aja," jawab Galuh mengira - ngira.

"Yaudah, ke apartemen lo aja. Tapi nanti antar gue pulang," jawab Kanaya.

"Iya, tapi sekarang lo harus bangun."

5 TAHUN UNTUK GALUHWhere stories live. Discover now