🎀SEPULUH : HARI TERAKHIR OSPEK🎀

708 510 315
                                    

"Tidak Peduli Bagaimana Sikap Ku Kepadanya, Dia Pasti Akan Tetap Mencitaiku."
- Yudhistira Galuh Mahendra -
__________________________________

Hari ini adalah hari terakhir masa OSPEK Kanaya di kampus. Kanaya diantar oleh Kinan karena kebetulan pagi ini Kinan ada jadwal pemotretan.

"Semangat OSPEK terakhirnya, " ucap Kinan menyemangati sang Adik.

"Makasih, lo juga semangat kerja nya. Hati – hati bawa mobilnya, jangan ngebut – ngebut," jawab Kanaya mencium pipi sang Kakak lalu keluar dari mobil. Kanaya melambaikan tangan setelah itu mobil Kinan pergi.

Setelahnya Kanaya berjalan menuju ke lapangan. Saat ia sedang berjalan, tiba – tiba seseorang berdiri disampingnya.

"Pagi..." Sapa nya ramah.

"Pagi, Kak," sahut Kanaya.

Dari pakaian yang Kanaya lihat orang yang berdiri disamping nya tiba – tiba adalah salah satu panitia OSPEK nya.

"Pasti nama kamu Kanaya," tebaknya dengan percaya diri membuat Kanaya menoleh ke panitia tersebut. Padahal saat itu dirinya sedang tidak memakai nametag tapi bisa – bisanya dia tahu namanya.

"Kok Kakak bisa tahu nama saya?" tanya Kanaya bingung.

"Saya kan panitia kamu pasti saya tahu nama setiap para peserta," jawabnya terkekeh.

"Semuanya?" tanya Kanaya kaget.

"Gak, tadi saya bohong. Sebenarnya saya hanya tahu kamu dan teman kamu yang bernama Cynthia. Kalau saya menghapalin nya semua terlalu rajin sekali saya untuk melakukan itu," jawab nya yang masih terkekeh kecil. "Lagian saya kenal kamu dan teman kamu itu semenjak temen kamu kedepan gara – gara nyeletuk asal. Setelah itu pandangan saya jadi ke kamu terus."

"Kakak perhatiin saya?" Kanaya menunjuk dirinya sendiri.

"Iya, kenapa? Salah ya kalau saya perhatiin kamu?" Dia bertanya balik.

Kanaya hanya menggeleng – gelengkan kepala saja.  "Aneh aja bagi saya. Teman saya yang nyeletuk kok Kakak yang perhatiin saya."

"Saya perhatiin kamu karena kamu terlihat seperti ada hubungan dengan Galuh. Ngomong - ngomong Kamu siapanya Galuh?" lanjutnya bertanya.

"Galuh?" Kaget Kanaya sedikit.

"Jangan pura – pura bohong, saya tahu kamu pasti ada hubungan sama Galuh," ucap nya.

"Saya gak ada hubungan apa – apa sama dia. Lagian juga saya bukan siapa – siapanya," jawab Kanaya sedikit ketus.

"Saya gak percaya," ucapnya.

"Kakak sendiri siapanya Galuh?" tanya Kanaya.

"Saya temannya Galuh. Kami jurusan yang sama, fakultas yang sama dan kelas yang sama. Saya baru tahu, kalau selain Luna ternyata Galuh punya teman perempuan juga." Dia menyengir.

"Galuh punya teman perempuan?" Sontak Kanaya mendadak berhenti.

Dia mengganguk. "Bukan teman, tapi sahabat," sambungnya membuat Kanaya terkejut.

Galuh punya sahabat perempuan? Sejak kapan?

Sejak kapan Galuh mau bersahabatan sama seorang perempuan?

"Kenapa?" Dia bertanya lantaran melihat reaksi Kanaya seperti itu.

"Gapapa," jawab Kanaya kembali lanjut jalan.

"Kamu gak mau nanyain dia apakah dia udah punya atau pacar?" tanya nya iseng menggodain Kanaya.

"Mereka pacaran Kak?" tanya Kanaya yang behasil masuk kedalam pertanyaan tersebut.

5 TAHUN UNTUK GALUHWhere stories live. Discover now