Happy Ending

920 58 5
                                    

Mild bangun kesiangan dan segera berlari setelah mandi. Kaki telanjangnya melangkah cepat melewati ubin dingin dan bentangan kabel-kabel. Suara merdu Toptap sudah terdengar dari sound system. Ini memang salahnya karena sibuk bercerita dengan seniornya di kampus lewat telpon hingga lupa waktu.

"Ya Tuhan! Mild kenapa tidak pakaian baju dulu?!" tanya Toptap lewat microphone. Alhasil seluruh orang di panggung menatapnya yang tengah mengenakan bathrobe.

Terlanjur malu, Mild hanya terkekeh dan kembali berlari. Beberapakali ia hampir menabrak orang yang lewat hingga Sing menghentikannya.

"Kau pikir akan seksi jika berlarian telanjang seperti itu?" Sing mendorong Mild masuk ke dalam ruangan yang baru saja ia masuki.

Di dalam ruangan banyak terdapat ringlight hingga ruangan itu bersinar terang. Seorang desainer dan MUA handal juga terkenal berada di sana. Tak heran jika hal itu terjadi dalam keadaan sekarang.

Bahkan dunia bisnis tengah berguncang karena kabar dahsyat dari pembisnis terkenal keluarga Vihokratana. Kabar mengenai pernikahan putra semata wayangnya dengan putra sulung keluarga Techapaaikun berhasil membuat mereka tersorot media. Tak heran, jelas saja, mereka terkenal dan akan selalu begitu.

"Aku dengar dari Sing kalau kamu berlarian sambil telanjang?" Jan muncul di belakangnya sambil bertanya. Gadis itu tidak tidur semalaman karena sibuk membantu dekorasi dan detail pakaian untuk New.

"Aku pakai bathrobe kok," jawab Mild. Ia mengikuti langkah Jan menuju lemari besar.

"Pakai ini. Duduk di sana, nanti kudandani," perintah Jan. Mild hanya mengangguk dan segera berganti.

"Mild!" teriakan penuh geram terdengar dari luar kamar mandi tempat Mild berganti.

"Kenapa aku baru tahu kau berpacaran dengan P'Mek anak Seni Komunikasi?!"

"Dia pacaran sama Mek?"

"Kau tidak tahukah?" Jan menatap Krist yang baru saja membuka pintu dengan kasar.

"YA! Kenapa cuma aku yang gak tau apa-apa?" Krist menatap Mild dengan tajam.

"Apa? Aku sudah cerita sama kalian semua pas acara pelepasan bujang untuk Tay sama New di restoran jepang," ucap Mild mengingatkan.

"Kok aku gak ingat ya?"

"Memang ingatanmu itu yang lemah, Kit. Sana keluar!" Jan menghusir Krist dan kembali sibuk dengan seorang pria manis yang tengah duduk di depan cermin. MUA menorehkan blush on ke pipinya dan senyum terbit dibibir MUA itu.

"Aku tidak tahu kulitnya seindah ini," puji MUA membuat Jan mengangguk setuju.

"Ayo, New sekarang kau sudah siap. Makanlah sesuatu dulu oke?"

***

Ricuh tepuk tangan tamu yang hadir membuat degup jantung New bertambah cepat. Ucapan sambutan dari Ayah Tay membuat New tak sengaja meremat kuat tangan Win yang menggandengnya. Si adek hanya terkekeh saat melihat wajah gugup kakaknya, wajar saja karena hari ini adalah hari pernikahannya dengan Tay. Semua orang hadir, bahkan New merasa seluruh dunia tengah menyaksikan acara pernikahannya.

"Tempat terindah adalah dimana sepasang manusia diciptakan bersama dan menjalin cinta. Kini seorang pria, Tay Tawan Vihokratana, akan mendapatkan pasangan untuk kehidupan cintanya ... New Thithipoom Techaapaikun!" Suara Toptap terdengar disahut tepuk tangan tamu undangan. Kini semua sorot mata tertuju pada ujung altar dimana tempat ia akan muncul bersama Win.

Langkah pertamanya terasa berat, namun usapan halus Win pada punggung tangannya membuat New lebih tenang. Di sana di depan pendeta, Tay menatap New dengan sorot mata penuh kasih bahkan hampir menangis. Bahkan saat Win menyerahkan New pada Tay, pria itu terus menatap wajah pasangannya tanpa henti.

Our Memory | TayNew Story [✓]Where stories live. Discover now