Cemburuan

816 69 3
                                    

Namanya memang berarti matahari namun bukan berarti ia harus tersenyum setiap saat. Off jengah menghadapi makhluk yang lagi di mabuk cinta. Bahkan temannya itu sering melantur bahwa dunia sekarang jauh lebih berwarna dan indah.

"Sampai kapan kamu mau nyimpan bukunya?" tanya Off setengah berbisik pada Tay saat pelajaran sejarah.

"Sampai dia balas Lineku," jawab Tay. Off hanya mampu menghela napas dan mengurut dada. Makhluk satu ini benar-benar tipe optimis.

"Memang belum ada yang dibalas?" Off memajukan dirinya sedikit untuk melihat hp yang dipegang Tay.

Beberapa pesan basa-basi sampai dengan pesan gombalan Tay tak digubris oleh si semesta.

"Kamu tau gak kenapa gula dirumahku pada gak manis karena yang manis cuma kamu." Off hampir terbahak saat melihat gombalan maut yang Tay lancarkan melalui pesan.

"Kamu ngambil gombalannya dari google ya?" Tay mengangguk dan Off tertawa.

Ia tak peduli lagi jika nanti akan dihusir dari kelas oleh Guru. Sekarang yang terpenting gombalan receh ala Tawan berhasil menggelitik perutnya.

"Eh itu yang dibelakang! Maju ke depan isi soal di papan!" Off dan Tay terdiam saling bertatapan.

*

Baju putih mereka sudah berganti warna-warni. Acara kelulusan selalu menjadi hari yang baik dan kini mereka harus kembali melangkah menuju tangga kuliah.

"Dari cewekmu?" tanya Tay melirik tumpukan kado dan buket bunga di bagasi mobil Off.

"Bukan. Cewek orang." Mereka tertawa geli.

"Peng soal semestamu kayaknya dia kuliah di Chula, deh," ucap Off.

"Beneran?!"

"Iya! Kemarin pas daftar aku ketemu dia sama cowok tinggi putih gitu di loket. Mereka daftar fakultas Arsitektur," jelas Off.

Tay mengangguk. "Besok temanin aku daftar ya, Peng?"

"Loh bukannya kamu mau kuliah di Ausie?"

"Gak jadi! Nanti kubilang sama Ayah."

Off menggeleng tak habis pikir. Ia menyahut, "Belum juga hak paten dah ngebet banget, Tay."

"Belum bukan berarti tidak. Pasti jadi."

*
*

"Nekat juga kamu."

Kini mereka tengah duduk di balkon kamar New sambil menikmati angin malam. Cerita panjang dengan banyak unsur drama dalam cerita Tay berhasil membuat Bright mengantuk.

"Ya harus dong, buktinya sekarang aku sama New."

"Ye ... lagian kalian pacaran gara-gara restu dari aku."

"Sudah nanti kelahi," lerai New.

"Dia yang mulai loh, Sayang," sahut Tay.

"Bright."

"Ya ampun, New. Aku 24 jam ada di sekitar kamu dan kamu lebih membela makhluk ini," protes Bright.

"Sudah sudah!"

"Memangnya kenapa? Sirik aja."

"Gak ada yang sirik ya."

"1!"

"Kamu tuh sirik."

"Ngapain aku sirik orang selama ini New pacarku!"

"Dia pacarku!"

Our Memory | TayNew Story [✓]Where stories live. Discover now