Perasaan Newwie

623 68 7
                                    

Bright membuka pintu antar balkon. Aroma sabun cuci baju tercium saat Bright membuka pintu. Jemuran New masih baru dan asyik tertiup angin malam.

"Kamu baru jemuran?" tanya Bright saat New keluar dari kamar mandi.

"Iya."

"Singkat banget jawabnya kek Win kalo ngambek," ucap Bright.

"Iya."

"Lah? Kamu kenapa New?" Bright khawatir. Pria berkulit putih yang menyandang status kakak dari kekasihnya itu tampak tak semangat. Senyum yang biasanya 24 jam terukir di bibirnya kini lenyap berganti kedua alis yang selalu bertaut.

"Mikirin apa sih?" Bright penasaran. New masih sibuk dengan baju yang ia kenakan. Bahkan setelah bajunya terpasang apik di tubuhnya ia tetap bungkam.

"New!"

"Apa?!"

Keduanya saling bertatapan. Bright bingung. "Kamu marah sama aku?"

"Soal?"

"Duduk dong kalo diajak ngomong. New," panggil Bright pada pria yang pura-pura sibuk menyusun barangnya.

"Duduk sini!" Bright menarik tangan New hingga duduk di sisi ranjang bersamanya.

"Kamu mikiran apa? Cicilan?" Bright kembali bertanya. Kali ini ia menatap lurus mata New.

"Enggak ada, Bright. Aman." New mengalihkan pandangannya dari Bright.

"Aku teman sekaligus adik iparmu. Aku berhak tau apa yang buat kamu gak nyaman New," ucap Bright sambil menggengam tangan New.

New menghela napas lelah. Ia melirik Bright sebentar. "Gimana rasanya jatuh cinta sama Win?"

"Loh?"

"Jawab aja Bright!" paksa New.

"Oke oke! Jatuh cinta sama Win itu ... enak? Eh enggak, senang? Pokoknya setiap aku dekat sama Win rasanya berbunga-bunga. Kayak ada kupu-kupu yang terbang di perutku," jelas Bright.

New ngangguk-ngangguk. "Kamu pernah ciuman sama Win?"

"Harus kamu nanya kek gitu?"

"Aku kakaknya, Bright!"

"Oke, New. Calm down. Kamu marah-marah mulu kek Jan," ucap Bright.

"Mau jawab apa enggak?!" ancam New.

"Iya iya. Ciuman ... pernah. Dari awal PDKT aku sudah pernah ciuman sama Win. Kenapa? Kamu mau aku cium juga?" tanya Bright bersiap menerkam bibir New.

"Enggak! Jangan gila!" New mendorong Bright hingga pria itu jatuh dari ranjang.

"Sakit, New," ringis Bright sambil mengusap bokongnya.

"Siapa suruh ngegoda aku?"

"Ya siapa suruh mudah digoda."

"Kamu nyalahin aku? Kamu mau putus sama Win?" ancam New sambil menggenggam hpnya.

"Becanda, New sayang." Bright terkekeh takut. Ia mengambil pelan ponsel dari tangan New dan menjauhkannya.

"Kenapa kamu nanya kek gitu?" Bright kembali ke mode serius.

"Aku? Aku kayaknya suka sama seseorang, deh," jawab New tak yakin. Bibirnya mencebik dan tatapannya berubah sendu.

"Orangnya? Maksudku, yang kamu suka sudah suka sama kamu juga?" tanya Bright penasaran. Seingatnya, New jarang tertarik dengan perempuan manapun. Bahkan, puluhan teman wanita yang Bright kenalkan tak mampu membuat pria manis di hadapannya luluh.

Our Memory | TayNew Story [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang