Cry

588 52 4
                                    

Kuliah sudah mulai berjalan seperti biasa bahkan New mulai kewalahan dengan tugas-tugasnya belum lagi mereka akan segera menyusun skripsi. Saat ini New akan pergi ke perpustakaan untuk mem-fotocopy tugasnya.

"Perlu bantuan?" Sebuah suara menginterupsi pergerakan New. Namun, saat mereka bertemu pandang New hanya mampu membeku dan berusaha menenangkan debaran takut di dadanya.

"Hey? Kenapa setakut itu?" Nammon menyentuh rambut New dengan senyum manis.

"Kenapa? Kenapa kau kembali? Tidak cukupkah menyakitiku?" tanya New.

Pria yang saat ini berdiri di depannya adalah sahabat lama saat ia SMP. Pria yang selalu menempel pada Mond selain Kay itu sama menakutkannya dengan Mond. Kedua pria berwajah hampir sama itu adalah orang yang berhasil menghancurkan mental New saat ini.

Kayavine memberitahu semuanya mengenai kejadian di Bar yang lalu bahwa itu semua berasal dari si brengsek Mond dan Nammon. Mereka merencanakan hal itu. Mereka menghancurkan dan mempermalukan New bahkan membuat New membenci dirinya sendiri.

"Aku kembali untuk meminta maaf dan mengambil milikku," jawab Nammon. Pria itu mengambil tumpukan kertas dari tangan New dan mulai berjalan.

"Mon, tapi itu dulu. Semua sudah berubah."

"Kau kelihatan benar-benar mencintai pria itu. Siapa namanya? Tay?"

Nammon berhenti berjalan, ia berbalik dan menatap New. "Apa hanya aku yang masih menyimpan perasaan ini? Kenapa aku selalu kalah New? Setelah Mond berhasil lalu aku juga kalah oleh Tay?"

Keduanya terdiam. Ini terlalu melodrama dan menyebalkan. Cerita ini harusnya berisi kisah cinta manis antara ia dan Tay namun berubah karena benturan masa lalu. New seharusnya menerima kisah yang manis bukan penuh derita seperti ini.

"Apakah Kay hanya memberitahu aku dan Mond yang menjebakmu? Tentang taruhan itu?" tanya Nammon.

New mengangguk. "Apakah ada orang lain?"

"Apakah Tay tidak masalah dengan masa lalumu?"

"Hei! Jawab dulu pertanyaanku!" protes New.

"Kuharap kau dan Tay bisa bahagia, New. Aku akui bahwa aku kalah," ucap Nammon kemudian melanjutkan jalannya.

*
*
*

Ruangan kelas sudah kosong. Kelas terakhir hari ini telah berakhir. Tay dan Bright berpisah pada persimpangan jalan. Hari ini ia akan pulang cepat.

Condonya dan New masih terpisah karena alasan bahwa ia akan menganggu waktu belajar tunangannya itu. Tay sebenarnya tidak masalah akan hal itu namun beberapa orang mengatakan bahwa New melakukannya karena suatu hal. Belum lagi kabar tentang New yang dekat dengan Nammon, sahabat lamanya itu, cukup mengusik Tay.

"Sudah pulang, Tay?" Seorang wanita dengan rok ketat begitupun bajunya tengah bersandar pada pintu mobil Tay.

"Kau bisa melihatnya sendiri tidak perlu bertanya," jawab Tay.

"Kau masih marah padaku? Come on kejadian itu sudah lama sekali Tay. Aku masih merindukanmu."

"Sadar sedikit, Jamie. Aku berusaha untuk tidak membencimu namun kau datang seperti ini disaat aku bahagia. Dimana kau saat aku sedih? Gunakan otakmu!"

"Aku juga sedih, Tay, karena itu aku pergi," bela Jamie.

"Apa?! Sedih karena keluargaku miskin? Sedih karena pacarmu jatuh miskin? Kau memang berbeda dari New!"

"Apa yang kau lihat darinya Tay! Aku jauh lebih sempurna! Aku perempuan, cantik, dan dapat memberi keturunan bagi Vihokratana."

"Cukup!" Tay menahan dirinya agar tak memukul Jamie. Ia kembali melanjutkan perkataannya, "Tak perlu ikut campur lagi tentang keluargaku. Biarkan aku bahagia bersama New, kau paham?"

Our Memory | TayNew Story [✓]Where stories live. Discover now