A Meet

557 54 4
                                    

Hari ini bukanlah hari biasa, bahkan pagi ini terlalu cerah daripada pagi yang lain. Jika menutup mata sebentar kalian akan mendengar deburan ombak dan kicauan burung yang menenangkan. Lebay memang namun hal itu tidak bisa ditepis oleh Tay. Semalaman hingga sampai saat ini senyumnya tak pernah luntur. Off sampai harus menegurnya untuk menutup mulut.

"Bahkan saat perias belum datang kau sudah bangun dan menyambut hari dengan baik," goda Ayah Tay.

Tak lama Off masuk bersama perias. Jika bisa memukul perias itu akan memukul Tay yang dari tadi menyengir.

"Jangan tersenyum, Pak. Kau membuat pola pada pipimu dan itu buruk," tegur perias entah yang keberapa kalinya.

"Oi, Peng!" Off memukul keras kepala Tay. "Kurasa otakmu kurang waras. Berhenti tersenyum!"

"Kau akan merasakan rasa bahagia ini Peng. Aku berdebar," jawab Tay dramatisir hingga Off dan perias bergidik ngeri.

"Terserah."

"Papi! TAY!" Pintu terbuka dengan kasar bersamaan dengan masuknya Krist dan Gun. Mereka tampak indah dengan setelan kemeja merah jambu lembut.

"New cantik banget!" seru Krist. Ia dan Gun jingkrak-jingkrak.

"Secantik itu?" tanya Off tak yakin.

"Cantik banget Papi! Pake titik." Gun mencengkram lengan Off karena kegemasan.

"Terus kenapa kalian ke sini? Mau ngasih tau itu doang?"

"Kami diusir Win karena ribut," jawab Krist.

"Hah sudah kuduga," ucap Tay.

"Cepat Tay cepat! New cantik banget!" Gun dan Krist menarik-narik lengan Tay.

"Iya iya. Ayo ke altar."

*
*

Pesta outdoor untuk acara pertunangannya terlihat sempurna. Dengan paduan warna biru dan merah jambu yang lembut membuatnya terlihat menakjubkan. Tay hampir saja menangis jika Ayahnya tidak menyentuh bahunya. Ayah dan anak itu berjalan menuju panggung kecil untuk menunggu New.

Para tamu yang hadir rata-rata teman kampus mereka. Para pria mengenakan setelan biru dan wanita mengenakan setelan merah jambu.

Aroma asin dari air laut yang terbawa angin beserta alunan musik klasik dari Gunsmile dan Toptap menambah syahdu suasana. Melihat senyum di wajah Ibunya dan Ibu New membuat Tay ingin menangis, namun Ayah kembali menyentuh bahunya.

Bunyi lonceng terdengar merdu. Gun dan Krist masuk ke altar sambil melemparkan kelopak bunga mawar. Lalu, Win masuk bersama New. Kali ini bukan hanya Tay yang terpesona tapi semua orang. Sinar matahari menambah keindahan seorang New Thitipoom. Kemeja sewarna pink milk itu terlihat pas ditubuhnya. Riasan pada wajahnya tampak natural namun bibir itu ditambahkan lipstik merah menggoda.

Para fotografer seperti Mike dan Singto sampai melupakan kamera karena kedatangan New. Tak dapat dipungkiri penggunaan eyeliner menambah kesan cantik namun misterius padanya.

Win sampai dihadapan Tay dan menyerahkan tangan Kakaknya pada Tay. Layaknya pernikahan sungguhan, Ayah Tay bertindak sebagai pendeta.

"Tay Tawan Vihokratana. Saya selaku adik dari New Thitipoom Techaapaikun mewakili almarhum ayah ingin mengatakan bahwa saya menyerahkan New kepada anda yang saya harapkan dan saya percaya untuk menjaga dan mencintai Kakak saya sepenuh hati dan akan menjaganya hingga maut memisahkan. Jika anda tidak dapat menjaganya saya harap anda dapat mengembalikan Kakak saya secara baik-baik."

Ayah Tay menghentikan sebentar bacaannya. Surat dari Win mampu menyentuh titik rapuh di hati mereka. Bahkan beberapa wanita sudah menangis.

"Kami dari keluarga Techaapaikun menyerahkan putra pertama kami New Thitipoom untuk mengikat janji bersama Tay Tawan, putra pertama dari keluarga Vihokratana," lanjut Ayah Tay. Semua tamu undangan bertepuk tangan.

Our Memory | TayNew Story [✓]Where stories live. Discover now