Tes

596 61 1
                                    

Kantin fakultas Seni masih sepi. Hanya ada beberapa orang yang duduk di meja kantin. New sendiri sudah duduk di sana selama 30 menit. Jan meminta mereka untuk kumpul di kantin fakultasnya.

Kling!

Notifikasi pesan masuk berbunyi. New menatap layar hpnya.

Jan: [Hari ini ada acara penerimaan maba di fakultas Seni gedung B ruangan Teater.]

Krist: [Aku udah terlambat, ya?]

Gun: [Belum. Aku juga masih di Apart.]

Gunsmile: [Yaudah, nanti ketemuan aja sesuai janji.]

Off: [Oke!]

Bright: [New, aku poop sebentar, ya.]

Sing: [Kan bisa chat pribadi Bright, gak usah dalam grup juga!]

Bright: [Terlanjur basah deh. Biar kalian semua tau sekalian.]

Off: [Aku gak peduli kamu dimana!]

Gunsmile: [Kenapa bau bangkenya sampe sini?]

Bright: [Kurang ajar kalian!]

Mild: [Udah poop aja yang tenang Bright.]

Jan: [Jangan bilang kamu poop di fakultasku? Bright!]

Off: [Lah ilang orangnya?]

Sing: [Hayoloh! Dobrak aja pintunya Jan!]

Gun: [Ribut deh! Ku kick kalian semua.]

Gunsmile: [Dua singa sudah mengamuk. Mari kita offline.]

New terkekeh melihat percakapan konyol dalam grup chat mereka. Grup chat ini terbentuk karena Toptap yang rumahnya paling jauh ingin merasa dekat dengan mereka semua. Alhasil, terciptalah grup chat aneh ini.

"Yang lain datang telat, ya?"

Suara bass familiar terdengar. New menoleh. Tay berada di sana dan segera duduk di sampingnya.

New diam, ia memperhatikan tangan Tay yang berada di atas meja. Setelah melihat sekeliling dan aman, New menggenggam tangan Tay.

Tay yang merasa New menggenggam tangan kirinya tiba-tiba segera menoleh. Wajahnya New terlihat polos dengan semburat merah di pipinya. Tay tersenyum dan membalas genggaman tangan New.

"Kamu gak deg-degan Tay?" tanya New sambil menatapnya penasaran. Mata bulat New bahkan terlihat sangat lucu.

"Deg-degan, kok. Kamu gak percaya?" Tay menarik tangan New yang berada di genggamannya untuk menyentuh dada kirinya.

Mata New membola. Jantung Tay berdebar sangat kuat sama seperti miliknya. Bahkan, sesuatu terasa geli di perut New saat mengetahui Tay juga sama deg-degannya seperti dia.

"Kamu percaya sekarang?" tanya Tay.

New menarik tangannya dari dada Tay. Ia mengangguk. Senyum tak dapat New tahan saat ini. Entah mengapa ia bahagia.

"Aku selalu deg-degan saat di dekat kamu New," bisik Tay tepat di telinganya hingga tubuh New terlonjak pelan.

New bingung harua bereaksi seperti apa. Ia hanya menunduk dan memilin ujung kemejanya.

Sekitar 30 menit kemudian semua teman-temannya sudah berkumpul. Mereka sarapan bersama. Kemudian, bergegas masuk ke dalam ruang Teater.

Penerimaan Maba berlangsung kurang lebih 4 jam lamanya. Selama acara 'sepatah dua kata' dari Dosen, New sebisa mungkin melakukan skinship dengan Tay.

Our Memory | TayNew Story [✓]Where stories live. Discover now