Terjebak Nostalgia

7.3K 523 0
                                    

Hari sabtu yang cerah, cuaca nya begitu mendukung untuk menghabiskan waktu di luar rumah setelah jam sekolah usai. Dan itulah yang akan Prilly lakukan hari ini bersama ke tiga sahabatnya yang kini terpisah kelas. Raya, Tere dan Fazza nampak tengah menunggui Prilly di gerbang sekolah. Di lain tempat Prilly masih tampak sibuk membereskan buku-buku yang masih berserakan di atas meja nya.

"Li, lo jadi nginep kan?" tanya Prilly, hari ini Ali juga Kaia akan menginap di rumah Prilly karna besok mereka akan menyambut kepulangan ayah dan bunda Prilly.

"Jadi Prill, kenapa?"

"Lo pulang duluan aja Li, gue mau pergi sama temen-temen dulu.. Biasa lah Raya, Tere sama Fazza.. Kita mau nostalgiaan. Udah lama juga gak jalan bareng mereka.." cerita Prilly yang mulai menyematkan tas punggung nya.

"Oh.. Ya udah lo hati-hati Prill.. Kalo mau di jemput telpon aja.." ujar Ali sambil mengacak rambut Prilly. Mereka melangkah bersama ke parkiran sekolah.

"Haiii.. Sorry lama.. Kalian tau sendiri lah kalo gue lelet. Hehe" ujar Prilly.

"Gue kira lo udah bisa wuzz cepet kayak vampire di sinetron ggs itu Prill.. Hahaha.." ujar Fazza.

"Ya udah langsung cabut aja yuk.. Eh Ali gak sekalian ikut?" tanya Raya.

"Dia pulang duluan Ray, mau ke rumah nya dulu terus ke rumah gue soalnya pada mau nginep sama kakak nya di rumah. Besok kan bonyok gue udah balik dari holland.."

"Oh..." jawab Raya. Mobil berwarna hitam itu membawa mereka menuju mall tempat di mana Prilly mendapati Rafael bersama mantan pacarnya. Sampai di parkiran, awalnya prilly enggan untuk masuk ke dalam mall mengingat kejadian yang sudah beberapa bulan berlalu.

"Ayolah Prill.. Move on move on.. Gak selamanya tempat yang bikin hati lo sakit itu selalu akan membuat hati lo sakit.. Buka hati, buka pikiran.. Jangan stak di masalah itu terus yaa.." ujar Tere mencoba menarik Prilly yang masih enggan melangkahkan kaki nya.

"Baiklah.. Fyuuhhh.." Prilly menarik nafasnya berat dan mulai menggerakan kaki nya untuk melangkah memasuki mall.

My Hero

Are you okay Prill?

Pesan whatsapp dari Ali mendarat di ponsel Prilly dan segera Prilly balas.

I'm fine dear.. Tapi sedikit inget Rafael sama Fauzan sih.. Hehe udah deh tar gue cerita lo ganggu quality time gue sama temen-temen gue aja li.. :p bye maksimal!!
Ali tak lagi membalas pesan Prilly sepertinya dia mengerti jika Prilly butuh waktu untuk bersama teman nya yang lain. Tiba-tiba datang seseorang menghampiri mereka bersamaan dengan datangnya pesanan makanan yang telah Prilly dan kawan-kawan nya tunggu.

"Prilly.. Lo Prilly kan?" tanya cowok yang saat ini berdiri di samping meja Prilly. Raya, Fazza dan Tere terdiam, menatap cowok yang menyebut nama Prilly barusan. Begitupun dengan Prilly, dia nampak bingung dengan seseorang yang saat ini ada tepat di samping kanan nya.

"Masih inget sama gue gak lo? Masa lupa? Temen SMP lo.." ujar cowok itu dengan wajah yang menunjukan bahwa saat ini dia super duper excited bertemu Prilly dan itu membuat Prilly menautkan alis nya berpikir keras mencoba mengingat siapa orang di sampingnya ini..

"Hmmm.. Gilbert ya? Eh bener gak sih? Ray.. Lo inget gak?" tanya Prilly pada Raya yang duduk tepat di depan nya.

"Gilbert? Anak kelas VIII-B, anggota PMR yang sempet ngejar lo itu Prill??" Raya menjawab dengan wajah polos nya benar-benar membuat pipi Prilly merah seketika mengingat kejadian saat SMP dulu.

"Nah bener tuh.. Gue boleh gabung? Kebetulan sendiri nih.. Tadi janjian sama temen tapi mendadak dia gak bisa dateng.. Gak nyangka bisa ketemu lo disini Prill, padahal sering chat di line kita gak pernah janjian ketemuan ya.." ceroscos cowok bernama Gilbert yang Prilly ingat betul dia sosok cowok paling cerewet yang pernah Prilly temui, itulah yang dulu bikin Prilly ilfeel. Namun belakangan selain dengan Ali Prilly juga intens chat dengan Gilbert cerita ngalor -ngidul layaknya teman dekat.

He Heals Me...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang