Teka-Teki

9.3K 578 5
                                    

Prilly's POV

Hari pertama tanpa ayah dan bunda di rumah membuat aku dan kak Jessie sibuk dan bangun lebih pagi, biasa nya kita hanya tinggal makan apa yang di buat oleh bunda, tapi saat ini kita harus menyiapkan semuanya sendiri, apalagi mbak Mirna sudah di berhentikan bekerja full day dan hanya akan ada di rumah jam tujuh hingga aku pulang sekolah. Aku yang memang hobby memasak saat ini tengah membuat nasi goreng untuk sarapan pagi ini sedangkan kak Jessie tengah merapihkan ruang tv yang menurutku tak terlalu berantakan mengingat penghuni rumah hanya aku juga kak Jessie.

"Prill, bikin nasgor nya gak kebanyakan emang?" tanya kak Jessie saat menghampiri ku di dapur. Aku menggeleng mantap karna aku memang sengaja membuat nasi goreng untuk beberapa porsi bukan hanya untuk ku dan kak Jessie. Kemarin Ali janji akan datang ke rumah pagi-pagi bersama Kaia untuk sarapan di rumah.

"Emang mereka jadi kesini pagi ini?" tanya kak Jessie yang sudah duduk di meja makan.

"Kayaknya sih jadi kak, tapi kalo gak jadi juga ya gak apa-apa kan bisa buat siang nasgornya.. Kuliah jam berapa kak?" aku menuangkan nasi goreng pada wadah besar yang sudah aku siapkan.

"Jam delapan Prill.. Dan kayaknya gue bakal pulang sore hari ini soalnya ada mata kuliah tambahan.. Terus mau nganter Qila ketemu sama Jordhan hari ini.."

"Jordhan? Temen kakak waktu SMP itu kan? Haha si Kaia ketemuan sama dia? Mereka jadian?" aku duduk di depan kak Jessie setelah meletakan wadah berisi nasi goreng di meja.

"Kepo deh yang udah gak galau.. Haha mandi sana tar si Ali dateng lo belom siap kasian loh nungguin lama.."

"Siapa bilang udah gak galau? Sotoy.. Tar deh lima belas menit lagi, gue masih pengen ngobrol sama lo kak.." rasanya banyak hal yang ingin aku bicarakan pada kak Jessie, tentang hati aku yang entahlah kenapa..

"Ya elah ngobrol mah tar malem juga bisa Prill.. Aneh.. Eh tapi bener kan lo udah gak galau?" mata Jessie menyelidik.

"Lumayan sih,, udah ah gue mandi dulu.. Tar malem gue tidur di kamar lo ya kak.."

Aku naik ke lantai dua untuk segera mandi dan bersiap ke sekolah. Ada perasaan yang menggelitik hati ku mengingat Ali akan datang pagi ini ke rumah. Aku menyisir rambut ku, memakai lip glos berwarna natural yang mempercantik wajah ku hari ini. Jam enam pagi aku sudah siap dan kembali turun ke bawah dimana telah nampak kak Jessie bersama Kaia tengah duduk di ruang tv. Tapi dimana Ali?

"Hai Prill.." sapa kak Qila yang biasa di panggil Kaia oleh ku dan Ali.

"Haii.. Ali mana Kai?" aku menengok ke kanan dan kiri mencari sosok Ali.

"Iya deh yang udah nunggu my sunshine my air my hero.." ledek Kaia dan blush! Pipi ku yang chubby seketika merona karna malu. Dari mana Kaia tau sebutan itu?

"Hai Prill!! Ali datang dari arah ruang tamu dengan senyum lebar nya, aku mendelik sebal karna dia pasti cerita ke Kaia tentang panggilan yang aku kasih secara spontan ke dia.

"Pada mau sarapan gak nih? Malah ngumpul di situ.." ajak ku. Mereka malah asik duduk-duduk di sofa ruang tv..

"Ali nya udah dateng muka nya kenapa jadi jutek Prill? Tadi nyariin.." goda kak Jessie. Dia gak tau apa gue kayak gini karna malu? Tapi kenapa harus malu ya?

"Udah ayo sarapan dulu kasian si Prilly udah belain bangun subuh buat masakin kita.." ujar kak Jessie yang di ikuti oleh Kaia dan Ali. Selama makan aku hnya fokus pada nasi goreng ku dan nampak seperti orang kelaparan membuat Ali , Kaia dan kak Jessie menatap heran ke arahku.

"Lo kenapa Prill? Kumat ya?" ledek Ali, aku tersedak mendengar ucapan nya. Apa maksudnya dia bilang aku lagi kumat? Emang aku penyakitan apa?

"Naahh kan keselek lo, makan tuh ya pelan-pelan Prill.." kak Jessie menyodorkan air putih untukku.

He Heals Me...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang