25. PERMINTAAN GILA

Start from the beginning
                                    

“Sekarang jadwal gue piket,” jawab Bagas seraya mengangkat alat pelnya. “Apa perlu apa nih?”

“Tukeran motor bini gue ngidam ninja,” jawab Alfa menunjuk gadis di sampingnya.

“Ihh, jan asal omong!” kesal Gaby menahan malu di depan Bagas.

Sedangkan Bagas tertawa kecil kemudian mengeluarkan kunci motor dari dalam saku celananya. “Nih, bensinnya full. Aman dah lo pada mau jalan kemana.”

“Anjing pintar.” Alfa terkekeh, lalu ganti menyerahkan kunci motornya pada Bagas.

“Sialan lo!” maki Bagas. Cowok itu kemudian mengangkat alat pelnya kembali. “Gue cabut dulu mau lanjut nugas.”

“Oke, thanks.”

Setelah Bagas pergi Alfa berbalik. Dia menyunggingkan senyum miring sambil memperhatikan Gaby dari atas sampai bawah.

“Jadi gimana bumil? Mau pulang sekarang, hm?”

“Gue nggak hamil! Jangan ngomong sembarangan deh.” Gaby memukul bahu Alfa lumayan kencang.

Alfa tertawa ngakak seperti orang gila lalu bergerak naik ke atas motor sport berwarna hitam milik Bagas. “Kenapa tiba-tiba gue jadi pengen lo hamil ya? Pasti lucu kalo lagi ngidam.”

Gaby mendelik, gila nih orang!

“Sekali lagi ngomong sembarangan gue gigit juga lo!” ancam Gaby sambil menaiki motor milik Bagas yang lumayan tinggi menurutnya.

Alfa mendengus mendengarnya. Masa iya Gaby mau menggigitnya terlebih dulu? Tugasnya seorang laki-laki itu memuaskan bukan dipuaskan. Benar kan?

Melihat Gaby kesusahan untuk naik ke atas motor Alfa dengan segera memegangi tangan Gaby. Membantu gadis itu agar tidak jatuh.

“Jangan suka ngambekan jadi cewek.”

“Ya, lo sih aneh. Siapa juga yang hamil?” Gaby berdecak sebal. Rasanya dia ingin sekali mencakar manusia menjengkelkan di depan saat ini juga.

“Lagian kalau gue hamil siapa bapaknya? Jaehyun?”

Alfa menoleh, menatap tajam gadis di belakangnya. “Gue tebas tuh cowok yang berani hamilin lo!”

Gaby memasang wajah datar lalu memutar kepala Alfa ke depan. “Cerewet! Buruan jalan lo suka rese kalo lagi laper.”

Alfa terkekeh di balik helmnya, lalu melajukan motornya keluar sekolahan. Tidak lupa juga menarik kedua tangan Gaby untuk melingkar di perutnya.

“Gini aja sampai nanti.”

Gaby menghela napas sabar. Tatapannya pun melunak melihat tingkah laki-laki itu. “Lo bucin banget jadi cowok heran gue.”

“Sama lo aja gue kayak gini,” ujar Alfa melirik gadisnya dari kaca spion.

Bullshit. Terus kalau sama mantan-mantan lo dulu gimana?”

“Virtualan aja gak lebih.”

Gaby melongo mendengarnya. Ucapan Alfa barusan bener-bener seringan kapas cuy, enteng bener kalau ngomong. Dasar fakboy beban dunia lagi. Astagfirullah, nyebut gaes nyebut.

ALFA Where stories live. Discover now