CHAPTER 19

479 92 55
                                    


~Π~

Hendry meletakkan sebelah tangannya di pipi Mara. Kepalanya bergerak perlahan, mendekat ke wajah Gadis itu.

Mata elangnya melirik ke bawah, kepada bibir Mara yang nampak merah muda.

Dengan gerakkan perlahan, Pria itu mulai mendekatkan bibirnya, lalu mengecup sudut bibir Mara dengan sentuhan lembut dan pelan.

Kecupan itu hanya berlangsung singkat. Hendry Memundurkan kepalanya, melepas bibirnya dari sudut bibir Mara. Memberi sedikit jarak diantara mereka untuk saling bertatapan.

Pria itu terdiam sejenak untuk melihat respon Mara. Wajah Gadis itu nampak sangat Shock dan semakin memerah. Bahkan kini, Cegukannya pun telah menghilang.

"I really don't understand You.. "

Desis Mara amat pelan.
Menatap lirih Hendry. Sedangkan, Pria itu hanya terus menatapnya dengan tatapan yang dalam dan penuh damba.

Tangan Mara bergerak menyentuh lengan Hendry yang kini berada di pipinya, lalu kembali berbisik,

"I really don't understand what is in Your mind...

Everything You do is feel so unreal. Even Now, when You are in front of Me, is feel like an illusion. And I hope this is Not real.." Mara menggeleng patah-patah.

"You are Right. This is just an Illusion and tomorrow you will forget all about this," balas Hendry sebelum kembali mendekatkan wajahnya.

"Just forget about this," bisiknya lagi, sesaat sebelum menempelkan bibirnya pada bibir Mara.

Pria itu kembali mencium Mara, namun kali ini dengan kecupan yang panjang dan dalam.  Perlaham kecupan itu pun berubah menjadi pangutan. Semakin lama Pangutan itu mulai menuntut dan berlangsung lama.

Mata Mara perlahan terpejam bersamaan dengan tangannya yang bergerak menyentuh punggung Hendry. Mengalungkan kedua tangannya di leher Pria itu.

Tanpa sadar Mara telah Ikut hanyut dalam ciuman yang manis itu. Tak lagi menghiraukan keadaan sekitar. Seakan-akan hanya ada mereka berdua di Dunia ini.

Untuk sesaat, hanya untuk sesaat saja..

Mara ingin melupakan segalanya. Segala yang berputar di hidupnya dan membiarkan dirinya tenggelam di dalam 'pelukan' Hendry.

**Sehari sebelum Hari Pesta**

Mara memandangi tampilan dirinya di depan cermin panjang. Gadis itu mengenakan Dress putih tanpa lengan sepanjang betis dengan luaran Cardigan rajut yang juga berwarna senada dengan Dressnya serta sebuah syal bercorak bunga-bunga yang di kalungkan di leher. Sepasang sepatu-sendal membalut kakinya. Tak lupa sedikit Make-up tipis di tepukkan di wajahnya.

Secara keseluruhan penampilannya nampak sangat casual namun tetap elegan dan anggun dalam waktu bersamaan.

Hari ini adalah hari kedua dirinya menginap di California dan pagi ini adalah jadwal untuk pergi berjalan-jalan, mengeksplor tempat-tempat indah disekitar Resort bersama para sepupunya.

Mau tak mau, Dia tetap harus membaur bukan!?

Mara sempat terdiam tatkala matanya berhenti di bagian kaki. Walau perban itu tak terlihat, tapi ia masih bisa merasakan sedikit nyerinya.

CASTLE MADE OF GLASS : BOOK I Where stories live. Discover now