22. Nomer asing

Začít od začátku
                                    

Keduanya berteriak saling bersautan.

"Sayang, Di! Masih baru ini, gue dibeliin bokap kemarin, merek limited edition!"

"Gak usah promosi ya, Sat! Buru!"

Suara tapak kaki mengejutkan Gemini.

"Di! Ada orang, Di!"

"Makanya buruan, Anjing!"

"Sayang sepatu gue!"

"Lepasin atau lo mau dihukum?!"

Dengan terpaksa Gemini melepaskan satu sepatunya.

Brak!

"Siapa itu?!" teriak seorang guru menggema.

Gemini menegak ludahnya.

"Dadah sepatu!" pungkasnya lalu terjun tanpa melihat di bawah ada Airin.

"Ara! Turun enggak?!" Guru itu berteriak mengejutkan Gemini.

Bruk!

"Issh!" Airin meringis, sikutnya tergores, "lo gimana sih, Gem?! Cepet berdiri, berat!"

Dengan ringisannya Gemini berdiri. "Gue ketauan, Di!"

"Goblok si!"

Dari balik gerbang guru itu merutuki anak didiknya-Gemini. "Besok kamu saya hukum, Ara!" gertaknya.

Gemini mendengus. "Kalo gue dihukum lo juga ikut dihukum!"

🔥🔥🔥

Gesa dan Deden mengetuk pintu kelas Gemini.

Didengar suara guru sedang mengajar, tak lama pintu terbuka menampilkan seorang guru lelaki dengan kaca mata yang bertengger di hidungnya.

Keduanya menyengir, Gesa meringis dan Deden memalingkan wajahnya sedikit sebal dengan tingkah Gesa.

Pak Suripto-guru lelaki itu mengangkat alisnya. "Ada urusan apa kalian?!" tanyanya cukup lantang.

"Anu pak, anu-"

"Anu-anu! Anu apa?!"

"Saya mau ketemu Ara pak." ucap Deden.

"Gak ada!" jawabnya.

"Bapak boong ya?!" Gesa menyelidik.

"Gak percaya sama saya?!"

"Percaya sama bapak sama aja musyrik."

Pak Suripto menatap tajam Gesa. "Gak percaya liat aja sendiri!"

Gesa langsung menerobos masuk.

Tingkah Gesa mampu membuat pak Suripto mengelus dadanya.

"Kamu gak masuk sekalian?! Biar percaya sa--"

"Enggak pak!" tolak Deden.

"Baguslah!" pungkas pak Suripto lalu melenggang kembali memasuki kelas.

Sudut Rasa (On Going)Kde žijí příběhy. Začni objevovat