ᴀᴄᴄɪᴅᴇɴᴛ

2.2K 298 6
                                    

Pyuuurrr

Alea menghentikan makan siangnya saat es lemon segar itu kini sudah membasahi wajah dan tubuhnya. Ia mendongak, mendapati gadis pirang dengan make up tebal dan banyak perhiasan.

'oh, this girl...' batin Alea mengingat nama gadis pirang itu. Tentu saja karena di kehidupan sebelumnya, gadis ini kerap menjilat Alea karena Alea adalah anak pemilik sekolah. Dan lihat sekarang, apa yang baru saja gadis ini lakukan.

Brak

"heh! Ada masalah apa lo hah?! Nyiram orang sembarangan! Diajarin sopan santun gaksih sama orangtua lo?!" seru Jieun marah menggebrak meja makan mereka.

Mereka semua yang ada disana langsung panik saat Alea tiba-tiba disiram, Kyouka langsung mengeluarkan sapu tangannya dan mengelap wajah Alea dibantu dengan Helena. Astried dan Grace menyuruh pelayan untuk membereskan kekacauan itu.

Dan Jihoon bersama Ivan? "hyung, tahan. Jangan kelepasan disini dong" ucap Jihoon kesulitan menahan tubuh kekar Kenneth. Ya, Jihoon dan Ivan sedang sibuk menahan Kenneth untuk tidak membunuh si pirang. (jan macem-macem sama Alea bos-author)

Si gadis pirang tersenyum remeh bersedekap dada, "kalian pembantunya ya? Orang miskin ini tuh gak tau diri! Berani-beraninya dia godain kak Ziel!" seru gadis pirang itu menunjuk ke wajah Alea.

"Anna, telunjuknya dijaga ya, nanti bisa putus lho" ucap Kyouka tersenyum lembut seraya menurunkan telunjuk gadis yang dipanggil Anna itu perlahan. Ia tidak bercanda, telunjuk gadis ini benar-benar bisa putus kalau dipotong, iya kan? Hehe.

"ish beraninya dibelain sama orang lain, ngomong dong!" seru Anna pada Alea yang sedari tadi hanya diam.

'hm... Lawan pake cara apa ya? Oh cara itu aja kali ya' batin Alea terpikir cara yang dilakukan oleh musuh ibunya dulu. Ya, cara yang digunakan oleh Zena, yaitu strategi ✨sok polos✨

"hiks..."

Mereka semua menatap Alea kaget saat ia tiba-tiba menangis, "hiks aku ada salah apa sama kamu? Hiks kenapa k-kamu tiba-tiba nyiram aku hiks?" ucap Alea terisak. Ia tidak bohong, ia tidak tahu kenapa gadis ini tiba-tiba menyiramnya.

"jangan sok bego deh lo! Lo sengaja kan nabrak kak Ziel kemaren biar bisa dipeluk-peluk?!" hardiknya.

"maksudnya?"

Mereka semua menoleh saat suara rendah itu terdengar, seorang pemuda bersurai putih bersih tengah menatap penuh tanya, Raziel. Ingat? Ziel adalah ketua OSIS, tentu saja semua orang memanggilnya saat ada yang berkelahi. Dan kebetulan sekali, perkelahian ini ternyata melibatkan namanya.

"k-kak Ziel?" ucap Anna terbata karena terkejut Ziel tiba-tiba berada disana.

"hm? Jadi, kenapa nama gue disebut tadi?" tanya Ziel kini lebih jelas.

"i-itu, ce-cewek i-in-"

"a i u e o, gak jelas banget sih. Ada yang bisa jelasin gak?" tanya Ziel. Ia geram mendengar orang yang berbicara terbata-bata seperti itu. Kalau memang gagap ia bisa toleransi, tapi mana ada orang gagap yang menatapnya sembari bersemu.

"ini lho kak, dia tiba-tiba nyiram kak Alea tadi. Katanya kak Alea kemaren sengaja nabrak kak Ziel karena mau dipeluk-peluk" ucap Helena menjelaskan.

Pandangan Ziel beralih pada Alea yang sudah basah kuyup namun wajahnya memerah seperti habis menangis. 'perasaan nih cewek kemarin dingin banget dah, kek robot. Bisa nangis ternyata, lucu jug-eh? Raziel bangsat mikirin apa lo?!' batin Ziel berseteru dengan dirinya sendiri.

"oh gitu ternyata, kenapa lo marah-marah? Emang lo siapanya gue?" tanya Ziel menaiklan sebelah alisnya.

Skakmat

ARISEWhere stories live. Discover now