Finish.

121 12 3
                                    

Selamat membaca 💜.

Maaf banyak typo...

.
.
.

"Sorry,"

Lira menatapnya, berusaha menahan tangis, dadanya sesak saat dimana dia bisa melihat seseorang yang amat dia rindukan, lagi setelah lima tahun lamanya mereka tak bertatap.

Mereka memisahkan diri dari acara reoni kali ini, meski acara masih berlangsung meriah di ballroom.

"Lo jahat Dra." ujarnya lirih.

Air matanya mengalir. Antara senang dan....kesal. perasaanya campur aduk.

"Iya, gue jahat. Maaf."

"Lo bilang sebentar? Iya?!" tanyanya marah. "Lima tahun sebentar? Gue nungguin lo tanpa kejelasan, gak ada kepastian. Lo tau? Gue hampir nyerah, gue...capek. Gue...." Lira tidak melanjutkan ucapannya saat melihat Andra berjalan mendekat.

"Gue gak pantes ditunggu. Gue jahat sama lo. Jadi...gue gak akan ganggu lo lagi, sorry."

"Dan itu pilihan lo? Setelah apa yang gue lakuin?" tanya Lira tak habis pikir.

Andra diam, dia tahu Lira sekarang tidak sendiri.

"Lo udah nemuin seseorang yang pantas buat lo."

Lira mengusap air matanya. "Lo pikir gue bahagia? Dengan adanya seseorang di samping gue tapi bukan lo? Iya?" Lira menatap lurus Andra. "Lo salah besar, Dra! Gue selama ini nunggu lo, sekalipun..."

"Sekalipun sekarang hubungan kalian udah ke tahap serius?" Sela Andra. Wajahnya nampak tenang, namun sorot matanya jelas tidak rela mengetahui fakta itu.

"Iya! Dan gue gak cinta sama dia."

Deg.

Andra jelas terkejut mengetahui hal ini. Lira didepannya tampak lemah, dia menangis, jelas sekali lelah.

"Gue...gak bisa... nerima dia. Sulit bagi gue nerima dia disaat hati gue masih...." Lira menatapnya sesaat. Ada rasa enggan untuk melanjutkan ucapannya. "Masih...ada satu nama seseorang yang selama ini gue jaga." lanjutnya kemudian.

"Lira, tatap gue." pinta Andra.

Lira memalingkan wajah, mengusap air matanya. Lalu terkejut saat Andra tiba-tiba menggenggam tanggannya.

"Yakinin gue, bilang kalo orang itu...gue."

Andra mengunci tatapannya.

"Bilang sekarang...kalo lo masih sayang gue. Biar gue sadar, biar gue tahu, kalo selama ini ada yang setia nungguin gue."

"5 tahun gue nungguin lo, apa belum bisa buat lo yakin? Belum bisa buat lo sadar? Iya?" Ucapnya dengan suara bergetar.

Andra menarik sudut bibirnya, tersenyum lembut menatapnya.

"Gue nyerah di tengah jalan, denger lo deket sama Aldi, yang ternyata temen gue sendiri. Tapi sekarang, apa masih ada kesempatan buat gue perjuangin lo...lagi?"

"Lo janji gak akan pergi lagi?"

"Gak janji, tapi gue akan berusaha selalu disamping lo."

Lagi, Lira menangis haru. Saat Andra menariknya, Lira menghambur ke pelukan laki-laki itu.

"Gue sayang lo. Masih sayang sama lo."

Tangis Lira makin menjadi saat mendengarnya. Penantiannya selama ini tidak sia-sia. Andra kembali, masih dengan perasaan yang sama dengannya.

"Kenapa lo pergi lama? Kenapa lo gak bilang akan selama itu ninggalin gue?" tanya Lira setelahnya, menarik diri dari pelukan Andra. Dia menyeka air matanya lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang