7/ Masalah.

113 21 6
                                    

.
.
.

Note: krn dri awal aku udah bilang cerita ini fokus ke Andra sama Lira, jadi disini aku buat konfliknya agak lebih berisi dari cerita sebelumnya (kelas sebelah) sedikit menyangkut kehidupan mereka, jadi gak cuma tentang hal sekolah Dan remajaa ya:)

Semoga kalian paham😊










Selamat membaca💜.

🌻🌻🌻

Andra tiba di rumah sakit pagi-pagi sekali, dia berlari di lorong rumah sakit, kaki jenjangnya melangkah lebar.

Dengan keadaan memakai seragam sekolah, membuat beberapa orang yang melihatnya mengernyit heran. Heran karena di jam segini harusnya berangkat ke sekolah, sedangkan yang di lakukan cowok itu berlari di koridor rumah sakit dengan seorang gadis yang sedari tadi mengejarnya dari belakang.

Wajah Andra merah padam, napasnya tak beraturan, tangannya terkepal melihat seseorang yang duduk di depan sebuah ruangan.

"Lo apain nyokap gue brengsek?!" Andra menghampiri orang itu, menarik kerah seragam orang itu hingga membuatnya terkejut bukan main.

Mereka masih sama-sama memakai seragam. Membuat orang yang lalu lalang memilih minggir melihat didepan mereka dua remaja yang terlihat akan berkelahi.

"Lepasin tangan lo!" sergah orang itu.

Andra masih menatapnya tajam.

"Lo! Kalo sampe terjadi apa-apa sama nyokap gue, lo orang yang pertama gue cari!" tekan Andra.

Gafin, orang itu Gafin. Membalas tatapan tajam Andra.

"Dia juga nyokap gue!!" Gafin berteriak tidak kalah kencang.

Wajah cowok itu frustasi, marah, panik dan khawatir menjadi satu. Mereka sama-sama merasakan hal yang sama mendengar orang yang terpenting dalam hidup keduanya masuk rumah sakit.

"Asal lo tau, dia drop karena mikirin lo! Selalu nanyain kabar lo, semua tentang lo yang gue gak ngerti!" Gafin mendorong dada Andra menjauh.

Cowok itu sadar akan keberadaan Anna yang sedari tadi diam.

"Lo tanya sama Anna! Tanya dia apa yang gue omongin bohong atau enggak?!" ujar Gafin menujuk ke arah Anna.

Gadis itu tersentak, dia mendongak menatap Andra yang juga menatapnya.

"Gue sadar, kalo gue sama lo gak deket. Lo benci gue, karena itu gue nyuruh Anna deketin lo di sekolah. Seenggaknya kalaupun hubungan gue sama lo gak baik, gue masih bisa tau lewat Anna tentang lo." ujar Gafin, suaranya merendah.

Dia tahu, jika dia sama halnya menghadapi Andra dengan emosi, semuanya tidak akan selesai. Suasananya tidak stabil.

Andra terdiam, mengacak rambutnya frustasi dan memutuskan untuk duduk dengan kedua tangan menutupi wajah. Dalam diam cowok itu menangis, menyesali kelakuannya di depan Mamanya sendiri selama ini.

Anna yang melihat perseteruan dua cowok yang berstatus saudara tiri itu hanya diam. Dia bingung harus apa, disatu sisi dia prihatin dengan Andra. Dan di sisi lain dia juga tidak ada hak untuk ikut campur. Cukup dia membantu Gafin saja, itupun jika cowok itu meminta dirinya berhenti mendekati Andra, dia akan lakukan.

Terlepas dari semuanya, Anna melakukannya karena ini demi Gafin.

"Dokter bilang Mama boleh di jenguk," ujar Gafin kemudian, bahkan Andra tidak sadar dokter dan suster keluar dari ruangan. Andra mendongak menatap Gafin. "Hanya satu orang." lanjut Gafin.

My Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang