20/ Perhatian.

57 14 4
                                    

Selamat membaca 💜
Maaf banyak typo...





Lira:
Gue udah cape nyalin ya, jangan sampe cuma lo liatin terus balikin lagi ke gue.

Dra?

Lo baca chat gue ga sih?

Heh!

Pokoknya awas aja kalo lo gak nulis lagi materinya. Itu semua keluar pas ulangan nanti.

Andra!

Sudut bibir Andra terangkat membaca sederet chat dari Lira. Dia tak berniat membalas pesan itu, nanti saja disekolah bilang makasih sekalian bertemu orangnya.

Dia menatap kembali buku milik gadis itu yang diberikan padanya tadi.

Sekarang pukul delapan malam, baru setengah jam lalu dia dan Lira bertemu.

Dia mengambil buku bersampul pink milik gadis itu, katanya berisi materi hari ini, Lira sengaja menyalinnya untuk dirinya.

Di halaman pertama, Andra sudah dibuat tertawa kecil saat membaca tulisan 'Dont touch my book!' lalu di bagian bawahnya tertulis nama gadis itu dengan emot senyum.

Secara tidak langsung buku ini sepertinya penting dan...privasi? tapi... kenapa Lira memberikan padanya?

Andra tidak pernah berpikir dan membayangkan memiliki teman perempuan yang... seperti Lira ini. Teman perempuan yang dia sukai, dulu Andra tidak pernah berharap perasaanya dibalas, namun waktu membuktikannya.

Mereka saling memberikan perhatian kecil sebagai seoarang teman, Andra tahu itu. Tapi...boleh kan jika suatu hari nanti Andra berharap memiliki gadis itu?

.
.

Di tempat lain..

Lira termenung menatap layar ponselnya, menunggu balasan dari Andra membuatnya bosan setengah mati. Gadis itu berdecak melempar ponselnya asal dan membenamkan wajahnya di bantal.

"Yaudah sih! Kenapa juga lo tungguin??" ujarnya frustasi.

Lira paling benci di fase seperti ini. Menyukai seorang cowok sampai segitunya. Makanya, dia tidak mau berpacaran, disamping menggangunya belajar juga terkadang membuat dirinya memikirkan hal sepele seperti ini.

"Yaudah sih! Suka-suka aja ngapain mesti nungguin chat dia?!" Lira berteriak frustasi, menatap langit-langit kamar menghela napas panjang.

"Kenapa sih gue bisa suka sama lo? Lo ngeselin, jahil, ganggu gue mulu, tapi kenapa jadi gue yang suka sama lo berlebihan gini??" tanyanya yang entah pada siapa.

"Udah Lira, cukup. Lo sama dia akan tetap jadi teman, oke?" ujarnya menenangkan dirinya sendiri.

Jarang suka sama cowok tapi sekalinya suka kebangetan.

Itulah Lira.


🌻🌻🌻

"Andra!"

Andra memutar tubuh menatap sang pemanggil yang kini berlari ke arahnya.

"Tungguin gue," gadis itu menyengir setelah mengatakannya.

Andra membalasnya, tersenyum kecil seraya mengacak pelan rambut gadis itu.

"Materinya udah lo tulis lagi?"

"Iya, udah gue salin ke buku gue semalem. Thanks."

Lira jadi teringat sesuatu. "Kenapa gak bales chat gue? Gue nunggu-" Lira melotot sendiri saat sadar akan ucapannya.

My Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang