22. BIANG MASALAH

Start from the beginning
                                    

Ervans
|bisa diam tidak bgst?

Bagas
|nani??

Ben
|e-eumhh….
|a-a-ano…, >~<
|w-w-watashi wa-a-a hataraite i-i-imasen (҂⌣̀_⌣́)

Ervans
|lu pada kaya fisika, banyak gaya

Ben
|s-shibal

Bagas
|motor gue rusak cok, asu!

Ervans
|modar🤣🤣

Ben
|gwaenchana-in aja🤣🤣

Bagas
|anjg anjg anjg anjg anjg anjg anjg anjg anjg anjg anjg anjg anjg anjg anjg anjg

Ben
|typing minta disayang😂😂

Adit
|lo dimana gas?

Bagas
|otw neraka bareng naufal

Adit
|@Alfa ?

Ervans
|gw chat gk dibales bales anjg

Alfa
naon baginda?|

Adit
|berangkat jgn kebanyakan bolos

Malas menanggapi teman-temannya Alfa lekas menyugar rambutnya ke belakang lalu bangkit dari tempat tidur. Merenggangkan otot-otot tubuhnya sebentar kemudian berjalan menuju kamar mandi. Dan tak butuh waktu lama dia keluar setelah siap dengan seragam sekolahnya.

Melihat jam dinding sudah menunjukkan jam tujuh lewat dua puluh menit, Alfa segera memakai sepatu Vans andalannya kemudian keluar dari kamarnya dengan sedikit tergesa-gesa.

•••🦋•••

Mengendarai Sobri dengan santai Alfa berhenti pelan saat lampu Apill menunjukkan warna merah. Tepat ketika motornya berhenti, ponselnya berdering menandakan panggilan masuk.

Pemuda itu merogoh saku celananya dengan malas, namun setelah tau siapa yang menghubunginya tanpa berpikir panjang dia segera menggeser tombol berwarna hijau pada layar ponselnya.

Pacar❤ is calling...

“Halo, say—”

“Lo dimana? Kenapa belum berangkat? Lo, bolos? Lo udah janji nggak bakal bandel lagi kenapa sekarang—”

“Lagi di jalan kenapa sih?” jawab Alfa memotong omelan panjang Gaby di seberang sana.

“Oh, yaudah. Hati-hati jangan kebut-kebutan, awas kalo sampe kenapa-kenapa.”

“Hm, I love—”

Tut... Tut... Tut...

“Sialan,” umpat Alfa ketika dengan sengaja gadisnya menutup panggilannya sepihak.

Lampu hijau menyala dengan segera Alfa menarik pedal gas motornya kencang saat kendaraan lain di depannya telah bergerak maju.

Sesampainya di gerbang sekolahan yang sudah di tutup rapat Alfa turun dari atas motornya kemudian berjalan mendekati pos satpam yang ada di depannya. Ia menyeringai melihat Pak Dadang yang biasa berjaga sedang duduk santai membaca koran paginya.

Cowok itu berdeham lalu mengetuk jendela kaca sedikit kencang, membuat dua orang di dalamnya mendongak melihat ke arahnya.

Pak Dadang berdiri, berjalan menghampiri murid paling nakal se-SMA Cempaka dengan pandangan menelisik.

ALFA Where stories live. Discover now