33

220 29 9
                                    

Yang terlupakan 😔


Sentak tangis dan rengekan kini terdengar menggema di ruang kerja Severus. Memaksa sang empu untuk memasang mantra kedap suara tiap saat untuk tidak mengganggu siswa dan siswi nya.

Dua keranjang bayi kini ada di dalam kamar Severus. Permintaan Matilda tentunya untuk tidak memisahkan ia jauh jauh dari kedua putra kembarnya.

Severus hanya tertawa gemas melihat kedua putranya menyusu disaat yang bersamaan terlebih sang ibu justru  tertidur pulas.

Nyeri, panas dan terbakar terasa menyiksa dan muncul dari pergelangan lengan kirinya. Ia mendapatkan panggilan, Severus memutuskan untuk menemui alasan sakitnya tanpa mengganggu wanita yang kini menjadi pusat perhatiannya kini. "Mau berangkat menemui tuan mu ya?"

"Iya Matilda, maafkan aku aku tak bisa menemanimu malam ini.. aku izin"

"Tak apa Severus, cepatlah pergi agar aku tak terasa sakit juga" Matilda tersenyum hangat tersadar dari kantuknya. "Maafkan aku, aku justru mengikatmu pada lukamu sendiri Matilda"

"Tidak Severus kau adalah obatku. Paling mujarab yang pernah ku temui. Jangan pernah tinggalkan aku sendirian lagi" Severus mendekatinya. Memberikan kecupan hangat di kening sebelum pergi menuju pertemuan.

____________________________

Severus kembali, rapat telah usai, pembahasan telah berakhir dengan visi yang masih sama, menginginkan Harry Potter. Ia kembali pada dini hari, melihat punggung kekasihnya dari arah dapur sedang makan spaghetti. Terlihat sekali ia sangat kelelahan.

Severus menyambanginya, memeluk tubuhnya dan mengecup kening serta pipinya. "Bagaimana rapat tadi?"

"Ya begitulah" Severus malas mengingatnya, rapat itu hanya mengingatkannya pada beban berat yang harus ia pikul. "Tom masih mencariku ya?"

"Tidak Matilda, ia hanya ingin Harry Potter menjadi miliknya dan ia hidup abadi." Keduanya kini duduk bersebelahan di sofa hijau panjang di depan perapian ruangan itu. Sesekali Matilda menyuapinya, Severus tak banyak makan belakangan hari ini. Mungkin karena otaknya di penuhi hal yang lebih penting dipikirkan dan di urusi daripada menghabiskan waktu untuk makan yang itu itu saja.

Severus tak dapat menolaknya, Matilda selalu begitu bahkan sejak mereka dahulu bersahabat. Wanita itu sangat perhatian, dari hal hal kecil yang sebenarnya ia butuhkan. Severus hanya membutuhkan seseorang yang melengkapinya, bukan melayaninya.

"Kau mencintai bocah itu Severus,"

"No! Hun.. aku hanya mencintai mu dan kedua putra kita!!"

"Kau tidak akan pernah bisa berbohong padaku. Aku tau seluruhnya, kau masih berharap lebih atas kematian Lily. Terkadang waktu."

"Matilda.."

"Aku tak sedang menyalahkanmu, kau sahabatku Severus.. kau harus terbuka padaku agar aku bisa meringankan beban yang kau miliki" ia mengatakannya santai selagi menyantap makanannya. Meskipun terasa sesak didalam ulu hatinya, Matilda tau Severus perduli juga mencintainya lebih dari bayang bayang gelap itu.

"The Dark Lord, Albus, Harry, You and our son's.. " Severus merasa pupus ia tak yakin dengan semua tanggung jawabnya, apakah aku bisa bertanggung jawab dan melindungi semuanya?

Severus membasahi pipinya tanpa sengaja.

"Hei Black man.. itu semua pilihan yang sudah kau buat karena rasa cintamu kepada Harry, kau harus berusaha melindunginya.. aku tau kau bisa bertanggungjawab akan itu"

"Lalu bagaimana tanggung jawab ku terhadapmu dan putra kita? Kalian adalah hidupku, cintaku!" Severus menatapnya dengan lekat tak ingin terputus. "Aku dan putraku adalah tanggung jawab ku Severus. Aku yang ingin memiliki keduanya, karena aku sangat mencintaimu. Kau meluluhkan ku, membuatku bisa merasakan cinta dan mencintai orang lain di dalam hidupku."

Endless LoveWhere stories live. Discover now