20

318 43 13
                                    

Seorang bocah berambut platinum itu masih termenung menatap langit langit kamarnya selagi mengigit apel hijau yang ia bawa di saku jubahnya setelah perjamuan makan malam. Ia tak pernah menyangka bahwa wanita yang ia sukai itu bisa menjadi kekasih Severus Snape, ayah baptisnya sendiri. Banyak khayalan yang bukan bukan dan perasaan aneh yang mengintainya setiap kali ia mengingat wanita bernama Matilda tersebut.

Ia kembali teringat dengan perbincangan di meja panjang di ruang utama rumahnya bahwa sang ayah harus menemukan Matilda Gaunt untuk Lord Voldemort segera. Ia mendengar informasi tersebut secara sembunyi sembunyi. Draco masih tidak mengetahui alasan mengapa wanita cantik dan baik hati yang selalu menyayanginya itu harus di tangkap seperti perintah Voldemort.

∆∆∆

Severus masih setia menggenggam tangan Matilda. Keduanya menuju ruangan Dumbledore seperti apa perintah bersambung yang ia dengar dari Minerva McGonagall. "Bisakah kau melepas tanganku Severus?!"

Severus mengecup tangan wanita itu dari genggamannya. "Tidak akan sampai kita sampai ke sana. Aku tak ingin kau kabur lagi, love."

"Jangan begitu, aku malu di lihat banyak orang!"

"Aku tak perduli, lagi pula semua orang sudah tau bahwa kau adalah kekasihku, Ms. Matilda Gaunt."

Sesampainya keduanya, mereka disambut oleh tampang wajah dua pasang penyihir yang saling tak menyangka. "Apa kau benar benar hamil, Matilda"

"No!"

"Yes." Jawab Snape dengan jujur dan tampang dingin polosnya. Matilda kini melepar tatapan tajam dengan berusaha melepaskan genggaman pria itu, meskipun ujung ujungnya harus gagal.

"Sebenarnya, mana yang benar.. hamil atau tidak?" Tanya Minerva tak sabar. "Omong omong Minerva, darimana kau tau bahwa Matilda seperti apa yang kau katakan barusan?" Tepis Severus cepat.

"Saat kau menyuapi Matilda kau sempat sebut janin, apa kau benar benar sedang mengandung anak Snape.. Matilda?"

Nafasnya terasa berat, Matilda belum sanggup dengan kenyataan ini terlebih untuk menyatakan nya kepada orang lain. Bahwa dirinya hamil dan akan membahayakan banyak orang di sekitarnya. Tanpa ia sadari, dirinya kini berlindung dibalik tubuh Severus.

"Minerva, hentikan pertanyaan menyudutkan mu itu" Dumbledore berusaha menengahi. Severus berbalik memeluk tubuh wanita yang ia sangatlah sayangi. Rupanya wanita itu sudah menangis tanpa suara.

Ia merekatkan lagi dekapannya. "Severus, ini semua salahku"

"Ini salahku, Matilda.. aku penyebabnya"

"Aku harus minum ramuan untuk menggugurkan kandungan ini saja!" Severus menepuk punggungnya, ia paham jika Matilda selalu dipenuhi bayang bayang ketakutan karena dirinya menjadi incaran Lord Voldemort yang akan membunuhnya kapan saja.

Dan ketakutannya untuk hidup memiliki anak dan suami, dirinya belum sepenuhnya siap akan hal itu. "Shh.. Matilda tenanglah sayang, kau bisa melewati semua ini.. kau adalah karunia di hidupku, dan dia yang ada di dalam sana adalah karunia Tuhan untuk kita berdua, dan untukmu yang terutama.. untuk menyempurnakan harimu, love" Severus mengusap perutnya.

Minerva terharu melihat kedua sejoli di hadapannya. Melihat sosok Severus yang belum pernah ia lihat dan temui sebelumnya, bahwa dirinya adalah sosok pengasih dan sangat mengayomi seseorang yang ia cintai. Dengan sesekali ia juga merasa bersalah menanyakan hal itu.

Endless LoveDonde viven las historias. Descúbrelo ahora