1

1.1K 89 8
                                    

Eh, rame juga ternyata..

Lanjut deh:)























****

" Josh.. semalam Ms. van der Heide pulang jam berapa? "

" Maafkan saya sir, saya tidak tau.. seingat saya Ms. van der Heide belum pulang ketika saya dan teman teman lain pulang semalam "

÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

" Goedemorgen, Josh "

" Morning, miss "

" Goedemorgen, Sam "

" Morning, Russell.. you look gorgeous to day "

" Jangan menggombali ku, Sam "

" Aku berhak memuji kecantikanmu tentunya, selagi kau masih belum punya suami " pujian disusul dengan candaan membuat wanita itu tertawa, ia sudah terbiasa dengan candaan dan selera humor kaum lelaki. Karena ia berada di lingkup tersebut sekarang. " Ehm.. ehm.. "

Suara deham seseorang terdengar, sangat berat membuyarkan kekacauan banyak tawa semulanya menjadi diam berhening karenanya.
" Sorry sir "

" Ke ruangan kerjaku sekarang Russell!! "

" Setelah aku mengirimkan berkas ini ke percetakan sir, sebentar saja!! " Russell berlari menuju tim percetakan kantornya memberi berkas berkas yang semulanya ia susun untuk dicetak dan siap di distribusikan.

Russell membenarkan penampilan nya dan pergi menuju kantor atasanya tersebut, mengetuknya dan ia diperizinkan masuk. " Duduk! "

Wanita itu duduk di depan kursi meja kerja atasnya tersebut, ia berusahalah tenang memainkan tali dari ikat gaun sederhana yang ia pakai. " Kau sudah sarapan? "

" Saya sir? "

" Tentu saja, siapa lagi kalau bukan kau. "

" Belum sir, tapi saya sudah membawa bekal dari rumah "

" Kalau begitu bawa bekal milikmu dan makan disini "

D e g h

" Atasanku mengajakku makan bersamanya, apa apa an ini!! Serasa bisa di gapai!! Tapi itu tidak mungkin, dia sudah beristri dan memiliki dua anak " batin Russell. Ia berlenggang pergi mengambil kotak makannya. Dan kembali ke ruangan semulanya ia berada.

" Milk or Coffee? "

" Milk, sir "

Segelas susu sudah berada di hadapannya. Tuannya lah yang justru menyiapkan itu padanya, didepan pandangan matanya dan terlihat senyum hangat menyapanya pagi ini. " Kau bawa apa? "

" Roti isi, sir.. apakah anda mau? "

" Sure, jika kau memberikannya untuk ku.. tak mungkin aku menolaknya "

Akhirnya keduanya saling makan makanan tersebut, suasana hening kembali menyelimuti membuat perasaan rikuh terasa di antara keduanya. Terlihat dari pandangan wajah pria itu bahwa ia ingin memulai pembicaraan, tapi ia juga tak ingin mengganggu kegiatan sarapan Russell pagi ini. " Sir Anthony? "

Endless LoveWhere stories live. Discover now