3

542 61 19
                                    

Russell terkejut ia bangun disaat hari ternyata sudah berganti, dan ia ternyata terbaring di atas kursi yang tersusun untuk dirinya terlentang dan berbaring. Russell rupanya masih memeluk tubuh David yang masih terus tertidur didalam dekapannya.

Perlahan Russell bangun, dan melihat ternyata hari sudah pagi dan kegiatan  sudah dimulai. Anthony masuk kembali kedalam ruangannya, Membawa narkas berisikan makanan untuk sarapan. " Kau sudah bangun rupanya "

" Sudah sir " Russell sedang berjalan ringan selagi menimang anak itu, ia sudah berusia 4 tahun yang sudah pasti terasa cukup berat. Anthony menaruh narkas tersebut di meja kerjanya.

Ia melihat rambut Russell yang acak acakan. Ia membenarkan surai coklat kemerahan itu dengan mengkuncir sederhana seperti ekor kuda. Russell hanya tersenyum merasakan setiap usapan lembut tangan pria itu menyentuh rambutnya. " Maaf jika tidak rapi, ini pertama kalinya aku mengikatkan rambut orang lain " ikatan itu selesai. Russell berbalik menatapnya. " Itu tidak perlu sir.. terimakasih " ucapnya malu dengan pipinya yang merona.

Anthony merebut putranya perlahan dan menggendongnya. Ia sangat mencintai putra kecilnya itu, ia khawatir dengan perkembangannya kedepan. " Emmhh.. mommy.. hikss "

Bocah itu mulai merengek dan terbangun dari tidurnya, melihat ternyata kini ayahnya lah yang mendekap tubuhnya. Ia meminta dirinya di turunkan. David kecil berlari mendekap tubuh bawah Russell dan membuka tangannya lebar meminta dirinya untuk di gendong oleh wanita itu.

Russell tak menolak, ia langsung menggendong tubuh bocah itu dengan sangat terbuka. " Maafkan aku Russell, dia merepotkan mu "

" Aku tidak merasa kerepotan karena anak ini sir, aku sangat menyayangi nya seperti putraku sendiri " ia tersenyum. Kegiatan dilanjutkan dengan keduanya menyantap makan pagi bersama, dengan Russell yang menyuapi David untuk makan juga.

Russell keluar dari ruangan tersebut berjalan menuju toilet untuk membersikan tubuhnya ringan. Tetapi langkahnya sudah digagalkan lebih dulu. " Gooden morgen, madam"

" Pagi, Josh.. " pria itu mendekati dirinya dan mulai berbisik, " Sir Anthony sedang bertengkar dengan istrinya dan kau mungkin akan menjadi istri yang menggantikan ibu untuk putranya itu "

" Jaga ucapanmu, Josh!! " Russell mengerutkan dahinya, selagi membenarkan kuncir di rambutnya.
" Tingkahnya berbeda, ia menyukaimu Russell!! " Russell terus berjalan hingga sampai ke toilet. Toilet itu memang untuk semua orang tanpa perbedaan gender sebelumnya. Russell menusap wajahnya dengan air, kasar. " Ia menyukaimu Russell!! "

" Lalu kau ingin apa dariku?!! Huh!! " Wanita itu menyilangkan tangannya. " Menjauh dari pria itu!! "

" Apa aku harus keluar dari pekerjaan ku untuk menjauh dari pria itu? Dia adalah atasanku.. dan aku juga atasanmu yang harus membahas setiap urusan dengannya, Josh!! " Russell berusaha meninggalkan nya. Ia sangat kesal hari itu. Tangannya sudah tercengkram erat oleh tangan pria itu yang terpaut lebih muda darinya. Ia menarik wanita itu untuk mendekatinya. " Aku mencintaimu, sangat mencintaimu.. aku ingin kau menjauhinya dan menikahlah denganku!! Aku memohon!! "

Russell hanya diam membeku, ia menepis tangan pria itu dan pergi meninggalkan nya. Pikirannya penuh memikirkan ucapan pria tadi. Tersadar dengan sikap atasannya juga yang sangat peduli terhadapnya. Ia masih tidak menyangka, sangat tidak menyangka bahwa pernyataan pria tadi seakan 'melamar' nya pada detik itu juga.

" Bagaimana perasaanku kepada Anthony? Aku mencintainya, dia mulai memperhatikanku! Tapi ia sudah beristri.. "

" Bagaimana dengan Josh? Dia sudah jujur berkata ia mencintaiku, ia ingin menikahi ku. Aku sudah menunggu hal ini. Aku melajang 32 tahun!! Aku harus bagaimana?? " Kata kata itu selalu menggema dipikirannya. Russell berusaha tetap tenang selama bekerja, ia merasa sedikit rikuh terhadap Josh karena insiden pagi tadi.

Endless LoveNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ