25

221 33 9
                                    

Severus datang cukup awal, dirinya tak ingin ketinggalan informasi penting yang akan ia dapatkan dari tuannya, Voldemort.

Seluruh anggota telah hadir di meja panjang pertemuan, dengan tuan mereka yang memulai pembicaraan. Harry Potter masih menjadi tujuan utama nya untuk mendapatkan kehidupannya yang abadi.

Ia ingin melemahkan sistem pertahanan Hogwarts, namun kastil tersebut di kuasai penyihir terhebat di seluruh jagad raya. Ia tak ingin menghabiskan tenaganya untuk membunuh pria itu, tetapi Harry Potter berada di dalam perlindungan nya.

Ia meminta saran agent ganda kesayangannya, menjelaskan strategi apa yang harus ia tempuh untuk mendapatkan kemudahan untuk mendapatkan Harry Potter sepenuhnya.

Snape hanya menjelaskan seperlunya. Ia dingin, datar dan tak banyak berbicara, ia juga tak ingin Harry di miliki oleh The Dark Lord sepenuhnya. Ia masih memiliki Lily di dalam retina nya.

Lucius datang terlambat, Ia memohon ampun kepada sang tuan. Tetapi ampunan tak akan pernah diberikan dari sang penguasa kematian. "Maafkan aku, My Lord"

"Tidak! Kau sudah terlambat, kau bahkan tidak tau pembahasan apa yang sedang kita semua bicarakan, Lucius"

"Maafkan aku, My Lord"

"Kau membawa gadis itu kepadaku?"

"Belum, my lord!"

"Sialan! Waktumu sudah dua bulan Lucius! Dan kau masih belum membawanya kepadaku?!!"

"Maafkan aku My Lord"

"Aku tak akan mengampuni mu!" Ia mengarahkan tongkatnya kepada Lucius yang menunduk ampun. Narcissa hanya dapat menahan isaknya dan juga kekhawatiran akan nasib apa yang akan suaminya terima ke depan.

"Matilda ada di Hogwarts!"

"Matilda, ada di Hogwarts?? Benarkah begitu, Severus?"

"That isn't true, My Lord"

"KATAKAN KEBENARAN NYA KEPADAKU LUCIUS!"

"Gadis itu ada di sana, aku mendapat informasi dari seorang bawahan kita. Matilda ada di sana, ia mendapat julukan Ms. Snape, My Lord" Lucius bergetar, ia menjelaskan semuanya persis seperti apa yang ia ketahui. Voldemort menyeringai senang, mendapatkan informasi terbaru gadis penuh kuasa tersebut. Terlebih ia sedang bersama dengan sang pemilik nama utama tersebut, Severus Snape.

"Apakah itu benar, Mr. Snape?"

"Matilda tak pernah memiliki kedekatan dengan siapapun, ia hanya bekerja di bawah Kementerian dan sempat berada di Hogwarts. My lord"

"Katakan yang sebenarnya, Severus" serang Lucius tak terima atas informasi apa yang telah ia berikan kepada sang tuan. "Dia adik kelasku dulu selama di Hogwarts, tidak lebih. Karena penampilannya mirip sepertiku murid Hogwarts menjulukinya Ms. Snape"

Di satu sisi Matilda hanya mendengarkan rumusan strategi yang sedang di jabarkan Remus Lupin untuk melindungi Harry Potter. Molly memberikannya gelas berisi wine yang ia idamkan sejak awal kehadirannya.

Ia menerima tawaran tersebut dan meminumnya dengan khidmat. Rasanya seperti merindukan sesuatu yang pernah hilang dari hidupnya. "Jika kau kurang, kau bisa tambah lagi, Matilda" bisik Sirius di telinga Matilda, ia duduk bersebelahan dengan wanita tersebut. Setelah mendapatkan izin, ia menambahkan cairan tersebut untuk dirinya teguk dan nikmati.

"Hey! Matilda, hentikan minum wine nya!" Jelas Albus memohon wanita itu berhenti. "Ah.. tidak perlu, Severus tidak tau aku minum wine, shh.. diam!" Matilda menggunakan bahasa tubuhnya dan lanjut meminum wine itu lagi, dirinya mulai terbuai oleh minuman nikmat tersebut.

Endless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang