Buru-buru Nara membalik ponselnya dan mengedarkan pandangan pada para penumpang. Untunglah tidak ada yang memperhatikannya, hanya saja...

Anak kecil didepannya itu yang melihatnya dengan wajah sok polos. Masih dengan ingus yang meler.

Dengan tangan gemetar, Nara membalikkan kembali ponselnya hingga kini terpampang layar ponselnya yang menampilkan pesan balasan dari Deva.

Buru-buru ia menghapus pesan dan gambar tidak senonoh itu. Jari-jari lentik itu mengetikkan pencarian di Google, gambar ustad Abdul Somad.

Setelah dapat, ia mengirimkan gambar itu kepada Deva.

Mendadak Nara bimbang. Apakah ia tetap akan kerumah Deva atau putar balik saja?.

Namun mengingat tugas dari gurunya yang super killer itu membuat niatnya untuk putar balik pupus sudah.

"Nggak apa-apa Nar, dia pasti cuman salah kirim. Lo kan  pernah nggak sengaja liat koleksi Ryan yang juga kayak gitu, oke ngga apa-apa Nar." semangatnya di dalam hati. Berusaha menormalkan detak jantungnya yang menggila juga wajahnya yang terasa panas menahan malu.

Satu hal yang dapat Nara simpulkan. Semua laki-laki itu mesum!.

Flashback off

"Ini Nar, buku paketnya"

Lamunan Nara buyar saat Deva telah kembali dan menyodorkan buku paket miliknya. Ia berdehem sejenak sebelum menerimanya.

Keduanya kembali hening. Deva yang biasanya banyak bicara untuk mencairkan suasana pun turut terkunci mulutnya.

Laki-laki itu masih merasa sangat malu atas kejadian beberapa saat yang lalu. Rasa-rasanya ia ingin melanjutkan kembali kegiatannya untuk menggali lubang kuburan untuk dirinya sendiri.

Malunya kebangetan cuy!

"A-anu Nar, buat yang tadi, gue bener-bener minta maaf" tak tahan dalam keadaan hening, akhirnya Deva memberanikan diri membuka suara.

"Tadi salah kirim, harusnya pesan itu buat Doni" lanjutnya menjelaskan. Wajahnya tampak tertekan dengan senyum kakunya.

Nara hanya diam. Namun pandangannya mengarah pada Deva seakan berkata, "Tetep aja artinya Lo itu mesum!".

Deva menelan salivanya susah payah melihat tatapan menuduh Nara. Meskipun kenyataannya demikian.

Baru hendak membuka suaranya lagi, namun suara notifikasi membuat wajahnya semakin pucat pasi. Seakan darahnya baru saja dihisap oleh drakula.

'ya-yamete Yo.. akhhh'.

Buru-buru Nara bangkit dari duduknya dan berjalan setengah berlari keluar rumah Deva. Meninggalkan sang pemilik rumah yang tengah terkulai lemas diatas sofa.

"Pupus deh harapan gue buat deketin Nara" batinnya nelangsa.

***

Malam hari, didalam kamarnya, Nara berbaring diatas ranjang dengan pandangan menerawang menatap langit-langit.

Tangannya beralih memegang dadanya yang akhir-akhir ini sering berdebar kencang tanpa ia tahu apa alasannya.

Ingatan Nara kembali teringat kejadian tadi siang. Saat ia kabur dari rumah Deva tanpa pamit.

Bukan, ia bukan kabur karena merasa takut ataupun illfeel pada laki-laki itu. Hanya saja, Nara merasa kualahan menahan detak jantungnya yang menggila. Itulah alasannya ia pergi tanpa pamit tadi siang. Nara sama sekali tidak mempermasalahkan tragedi salah kirim yang sempat mengejutkannya.

Lagi, Nara kembali merasakan debaran yang tak biasa itu saat memikirkan kejadian dengan Deva tadi. Dengan tergesa-gesa, ia mengambil ponselnya yang tengah di charger.

Ia mengetikan huruf di kolom pencarian google.

Mata Nara megerjab beberapa kali melihat hasil dari pencariannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mata Nara megerjab beberapa kali melihat hasil dari pencariannya.

Apakah benar?

Apakah benar ia memiliki penyakit jantung?

Tangannya yang tengah memegang ponsel terkulai lemas membuat ponselnya terjatuh diatas ranjang.

"Gue nggak mau penyakitan. Gue nggak mau mati, dosa gue masih banyak, apalagi sama Ryan" gumamnya lirih.

Ia membalikkan badannya hingga tengkurap dengan wajah teredam oleh bantal. Tanpa sadar, air matanya menetes.

Nara menangis, lantaran terlalu takut akibat hasil pencarian di google tersebut.

***

Si Nara lebay bener ya. Padahal kan belum tentu penyakit jantung.
Makanya Nar, banyak-banyakin baca/nonton yang romantis2. Jadi nggak keliatan banget oonnya.

Lanjut?

Si Aneh Dan SebelahnyaWhere stories live. Discover now