Chapter 23

8 2 0
                                    

🌺Happy Reading🌺

"Jauhi, Reina! Dia itu hanya bawa pengaruh buruk buat kamu. Ibu ga mau tau. Pokoknya, sebelum ibu pulang dari toko ... kamu harus udah ada di rumah. Paham?!"

Laura sedang memikirkan perkataan ibunya. Kemarin, Laura dimarahi habis-habisan karena ketahuan bergabung dengan geng motor. Dan tadi pagi, ibunya mengungkit kembali soal Reina. Ibu Laura terlihat murka, sedih, dan kecewa di saat yang bersamaan.

"Ibu jahat. Kenapa gua ga boleh berteman sama Reina? Reina memang cuek, tapi dia baik kok," batin Laura.

"Tumben, hari ini ga berisik," sindir Reina. Reina sedikit heran melihat Laura yang diam saja sejak tadi.

"Ibu nyuruh gua pulang cepet hari ini. Gua harus udah ada di rumah sebelum dia pulang," jelas Laura.

"Gua ga nanya," ketus Reina.

Laura pun terkekeh. Laura tahu kalau Reina itu ingin bertanya, hanya saja dia gengsi. Jadi, Laura yang langsung berinisiatif untuk memberitahu Reina.

Saat ingin membuka suaranya, Laura melihat Reina yang sedang menghisap vape-nya.

"Itu apa, Rei? Kok keren sih bisa keluar asap-asap kayak gitu? Ibu gua kalau masak air biasanya juga ada yang kayak gitu tuh. Cuma bedanya kalau masak air ... asapnya itu keluar  dari panci, tapi kalau ini ... asapnya bisa keluar dari hidung sama mulut. Rasanya gimana, ya?" tanya Laura polos.

"Ini namanya vape, ga ada hubungannya sama masak air," balas Reina dengan pandangan malas karena khayalan Laura benar-benar tinggi. Uap air disamakan dengan vape? Reina tidak habis pikir dengan Laura.

"Wahhhh, gua mau coba dong! Kayaknya nge-vape itu enak deh," pinta Laura antusias.

"Lo yakin mau coba vape?" tanya Reina memastikan.

"Iya dong! Emang lo doang yang bisa ngeluarin asap dari hidung sama mulut? Gua juga bisaaaa! Gua mau bikin asapnya jadi bentuk huruf O ... lucu, kan? Nanti bentuknya bisa mirip donat," balas Laura mantap. Reina hanya bisa menepuk dahinya.

"Terserah lo aja lah, Ra. Nih," ucap Reina yang terlihat akan meminjamkan vape miliknya.

Hap

Ketika tangan Laura hampir menyentuh vape itu, Arka langsung merebutnya dari tangan Reina. Sebenarnya, Arka baru datang ke basecamp Bamboozle. Namun, Arka tidak sengaja mendengar percakapan Laura dengan Reina. Laura bilang kalau dia ingin mencoba menghisap vape. Tentu saja, Arka tidak akan membiarkan hal itu sampai terjadi.

"Arka? Siniin vape-nya, Ka. Gua mau coba," pinta Laura.

"Ga boleh. Gua ingetin sama lo ya, Ra. Benda ini beracun, lo ga boleh nyentuh itu. Ini ga bagus buat kesehatan lo," ucap Arka serius.

"Lo apa-apaan sih?! Balikin vape gua!" seru Reina sambil berusaha mengambil vape-nya dari tangan Arka. Namun, Arka yang memang lebih tinggi dari Reina langsung menghindar dengan cepat agar Reina tidak bisa mengambil vape itu.

"Vape ini gua sita tanpa adanya batas waktu pengembalian, alias selamanya garis miring seumur hidup," balas Arka tak terbantahkan. Lalu, Arka memasukkan vape itu ke dalam kantong celananya agar Reina kesulitan mendapatkannya.

"Sialan," gerutu Reina.

"Balikin ga?!" tanya Reina sekali lagi.

"Never," balas Arka santai.

"Mau lo itu apa sih?! Itu vape punya gua! Lo ga berhak ngambil barang milik orang lain! Kalau lo ga mau Laura nyoba vape itu, lo kan ga perlu pake ngambil vape gua segala! Sekarang, balikin!" tuntut Reina.

Monster Lemah ✔ [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora