Chapter 16

7 2 0
                                    

🌺Happy Reading🌺

"Laura, ibu mau ke toko kue dulu. Kamu mau ikut?" tawar ibu Laura.

"Engga ah, Bu. Laura mau main sama Reina," ucap Laura antusias tanpa merasa bersalah sama sekali.

Bukannya ibu Laura tidak senang kalau anaknya bahagia. Hanya saja, Laura sudah jarang sekali menemani ibunya berjualan. Terkadang, ibu Laura merindukan sang anak tercinta.

Namun, Laura yang tidak peka itu malah terus-terusan bermain bersama Reina. Sepertinya, Laura sudah mulai mengabaikan ibunya sendiri. Biasanya, sesibuk apapun Laura, dia akan tetap menyisakan waktunya untuk membantu sang ibu. Tapi, sekarang sudah tidak lagi.

"Ohh begitu, ya," balas ibu Laura dengan senyum yang agak dipaksakan.

"Iya, Bu. Hari ini temen Reina ada yang ulang tahun, jadi dia mau sekalian traktir Laura juga," ujar Laura dengan wajah berseri-seri.

"Tapi, kamu perginya sama Arka, kan?" tanya ibu Laura.

Ibu Laura tidak ingin Laura pergi sendirian. Setidaknya, harus ada Arka yang menjaganya. Ibu Laura percaya pada Arka.

"Iya, Bu," ucap Laura.

Tin

Tin

"Nah, itu Arka dateng! Kalau gitu ... Laura pergi dulu ya, Bu," pamit Laura. Ibu Laura pun mengangguk.

"Hati-hati, Nak," pesan ibu Laura.

"Ibu senang kamu bahagia, Nak. Tapi ... saat kebahagiaan itu datang, kenapa kamu semakin menjauh dari ibu? Huh ... ibu tidak tau apa yang lagi ada di pikiran kamu, Laura," batin ibu Laura.

🌺🌺🌺

Arka dan Laura terlihat akan memasuki tempat biliar. Hari ini bertepatan dengan hari ulang tahun Erick, ketua geng Bamboozle. Dengan senang hati, Erick akan mentraktir semua anggota Bamboozle di tempat billiard ini.

Di dalam tempat itu, terlihat ada sebagian anggota Bamboozle yang sedang bermain biliar. Sedangkan sebagian anggota Bamboozle lainnya memilih untuk memesan makanan dan minuman.

"Widihh pasangan bucin kita dateng nih! Tadi, Dimas dateng bareng Reina. Sekarang, Arka dateng bareng Laura. Cieee cieeee!" goda Gerry.

Pletak

"Aduh, Rei! Lo sadis amat sih. Gua cuma bercanda kali," keluh Gerry setelah kepalanya dijitak oleh Reina.

Sebenarnya, Dimas dan Reina tidak datang bersama-sama. Mereka hanya kebetulan bertemu di pintu depan, makanya mereka terlihat seperti datang bersamaan. Padahal, itu hanya kebetulan semata. Bukan berarti Dimas dan Reina berangkat bersama ke sini, kan?

"Selepet aja si Gerry mah, Rei. Kebiasaan ... makanya, cari pacar sana! Kasian lo, jones (jomblo ngenes) mulu!" ejek Dimas yang tiba-tiba datang.

"Ya elah, Dim! Lo juga jomblo, sama kayak gua! Perlu kaca?" balas Gerry tidak terima.

"Sorry sorry aja nih, ya. Kita emang sama-sama jomblo sih. Tapi, bedanya kalau lo jomblo ngenes, kalau gua mah jomblo bahagia," ujar Dimas sambil menjulurkan lidahnya, meledek Gerry.

"Udah udah, jangan pada berantem," sela Laura, ketika dia melihat Gerry ingin membalas ucapan Dimas.

Kalau begini caranya, mereka tidak akan jadi bersenang-senang. Untung saja, Gerry dan Dimas langsung diam saat Laura melerai mereka.

Monster Lemah ✔ [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt