Kelakuan tak senonoh Ayah&Anak

Start bij het begin
                                    

"baiklah, jadi mari kita melanjutkan hingga malam menjelang sayang' ayah tiri kini mulai bangkit menindih tubuh lumpuh Elana

"Elana capek, yah"

"tidak sayang, kamu harus kuat, sudah 8 hari ayah puasa dengan milikmu ini,  ayah sangat merindukannya" Roni kini mulai melancarkan aksinya membuat Elana mau tak mau menurut saja. toh ia juga menikmati permainan terlarang itu yang memberinya kenikmatan yang hanya ia dapat dari suami sah ibu kandungnya

Benar-benar iblis keduanya. tapi lebih gila lagi si penulis yang sampai berhalu terlalu sadis. hahahah

Dan Maura hanya bisa menggeleng menyaksikan semuanya. Merasa sudah cukup bukti yang ia peroleh,  Maura menyerah berdiri disana, 2 sejoli gila di dalam entah sampai kapan akan berhenti. 20 menit rekaman itu setidaknya bisa menjadi pegangannya saat ini

tiba-tiba langkahnya terhenti dengan perasaan berdebar kala bunyi ponsel milik mang Asep dalam genggamannya meraung menandakan ada panggilan masuk. tahukan bunyi ponsel para kaum baya yang kerasnya menyaingi toa masjid

Bunyi nyaring memekakan telinga ponsel milik Mang Asep membuat Maura terlonjak, hampir saja kakinya terpeleset, beruntung ia sigap menguasai diri dengan berpegangan di pegangan tangga

"haahh,,, Tenang aja gue juga nggak mau lagi terbaring di ranjang orang sakit" tutur Maura setelah mendesah lega.

Bukannya langsung mematikan deringan ponsel, Maura malah berusaha menenangkan makhluk dalam perut yang tengah berbagi raga dengannya dengan mengelus lembut di sana

Elusan tangannya terhenti kala kenyataan menariknya ke peringatan bahaya tertangkap akibat deringan ponsel yang kian meresahkan telinga. Maura menoleh, mendapati suasana aman ia segera melanjutkan langkahnya menuruni tangga.  Sepertinya perseteruan birahi di dalam kamar utama tak terganggu dengan deringan ponsel yang membuat jantung Maura sempat berhenti sepersekian detik saking kagetnya. Memang jika sudah di kuasai nafsu gangguan apapun tak akan terhiraukan.

Sedang di dalam kamar, adengan sdikakap pasangan haram itu juga terjeda mendengar raungan deringan ponsel

"bunyi apa itu sayang? Kamu sudah menghendel semuanya kan?" tanya Roni curiga

"sudah yah, semua pintu dan jendela sudah Elana kunc..."

*sial! Aku lupa mengurung wanita itu! Ck!* umpat  Elana dalam hati kala menyadari keteledorannya akibat terpancing emosi saat berhadapan dengan Maura di depan kamar wanita muda itu

"ada apa?" Roni mengerutkan keningnya melihat gelagat Elana yang menggantungkan ucapannya

"ti-tidak yah, semua aman" tutur Elana berusaha meyakinkan ayahnya. Sebab ia tak ingin mengecewakan Roni yang tampak tersiksa menahan gairah yang hendak mereka capai namun harus terjeda.

*persetan dengan Maura. Tak mungkin wanita itu macam-macam. Lagian ia tak memiliki ponsel bukan? Jadi pasti tadi hanya suara tv. Ya pasti wanita itu tengah menonton tv siaran dangdut* yakin Elana  dalam hatinya. ia tahu betul bahwa Maura tak akan berani menginjakan kaki di lantai 2 jika bukan perintahnya

Roni peracaya saja, kembali ia gerakan bokongnya untuk memberi kenikmatan pada dirinya juga Elana untuk kesekian kalinya

Meninggalkan suasana yang tercipta di kediaman perseteruan birahi terlarang itu, kini beralih dimana seorang pria dewasa tengah dilanda gusar, terlihat dari wajahnya yang cemas

Ia tengah berada di sebuah kamar hotel terdekat dari lokasi pembangunan untuk sekedar menumpang carger guna mengisi daya ponselnya. Setelah terisi daya cukup untuk melakukan panggilan Alex segera mendial kontak mencari kontak mang Asep.

Pikirannya tengah dipenuhi bayangan Maura tengah berkeliaran di lantai satu sementara rumahnya itu tengah kedatangan ayah mertunya. kunjungan Roni adalah alarm bahaya bagi Alex untuk Maura. Ia sampai mengumpati Elana karna tak mejalankan kesepakatan mereka untuk memyembunyikan keberadaan Maura jika ada keluarga berkunjung apalagi itu adalah Roni.

"shit! Kemana sih mang Asep" geram Alex kala panggilan pertamanya tak terjawab, tak menyerah Alex kembali menelpon nomor yang sama

"angkat mang" desis Alex dengan wajah mulai diliputi amarah

Sedang dibelahan kota lain, suara inul daratista kembali mengalun keras menyanyikan bait lagu goyang dombret membuat Maura kembali terkesiap.

Di sunyikannya segera bunyi deringan dengan mengurangi voleme telpon. Is menggeleng tak habis pikir dengan ponsel murah milik mang Asep itu

"mamang si pencinta pantat bahenol" cercah Maura, tapi sepersekian detik selanjutnya matanya membulat sempurna kala melihat nama si pemanggil

"m4mpus!" umpat Maura

"tolak angkat tolak angkat.. Angkat deh" ucapannya nyatanya tak sesuai dengan tindakannya

"eh tangan. Malah salah pencet. Maklumlah nggak punya mata" menyalahkan tangannya yang malah mengbodoh memencet icon merah

Maura mengendikan bahunya,  cepat-cepat ia mengotak atik pembelian aplikasi ponsel mang Asep  untuk mendownload aplikasi medsos

Panggilan ketiga dengan santai ia tolak, karna dipikirkannya di penuhi dengan ambisi agar bukti itu harus aman di mendia sosialnya yang akan ia privat. Entahlah kedepannya mau dikemanakan rekaman tak senonoh itu, yang jelas ia akan menggunakan itu untuk senjata agar bisa melepaskannya dari jeratan istri kedua.

"selesai" girang Maura setelah berhasil mengapload video di beberapa media sosialnya

Kembali pada Alex di kota seberang, lelaki berparerawakan tinggi itu menjambak rambutnya frustasi. Ia bergantian mengumpati Mang Asep dan Elana demi seorang Maura Anice Dinata

Karna daya ponselnya yang hanya sedikit membuat ia tak bisa mengakses aplikasi cctv.

Tak punya pilihan lain Alex kemudian memilih mengetikan sesuatu, ia mengirim chat pada mang Asep. kali aja satpam rumahnya itu ada di wc sampai menolak telponnya karna tak bisa berbicara. Pikir Alex berusaha memahami keadaan darurat sang pelaku keamanan rumah

"mang angkat telponku! Dan oh iya l,  bagaiman kabar kelinci kecilku?" ketik Alex dan langsung ia send

"kelinci kecil?" beo Maura mendapat notifikasi itu

"mang kok cuman di read, dimana si manisku? Kirimkan fotonya saat ini juga!" kali ini Alex mengetik dengan perasaan jengkel

"kelinci? Si manis?"

"sejak kapan tuan memelihara makhluk mengemaskan itu?" tanya Maura bingung. Pasalnya hampir 6 bulan ia tinggal diatap yang sama dengan suami orang itu ia tak pernah mendapati hewan peliharaan seekorpun di rumah ini

Di rundung penasaran, Maura membuka galeri foto pada room chat milik Alex dan mang Asep. Pasti ada jejak tentang kelinci kecil itu disana. Pikir Maura

Dan betapa kagetnya ia saat melihat banyaknya foto dirinya di ponsel Asep, ia menscrool sampai bawah namun ia tak menemukan satu foto kelinci. Hanya terdapat beberapa bahkan hampir semua galeri memenuhi foto dirinya.

"apa-apaan ini? Melanggar hak kecantikan diriku" kesal Maura mendapati ratusan foto candidnya disana

Belum sempat Maura keluar dari galeri room chat, panggilan telpon dari Alex membuat Maura gelagapan

Ia harus mengembalikan secepatnya ponsel mang Asep agar tuannya itu tak mengamuk nantinya

Sementara panggilan masuk sedang ruang chat masih terbuka membuat Maura kesulitan keluar dari room chat karna ponsel berkapasitas 2 ram itu jadi lemot

Dan tanpa sengaja, sebuah video terkirim ke room chat Alex dan langsung tertanda 2 centang biru alias terbaca

Bersambunggg...

Derita Istri SiriWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu