kepulangan Elana

11.5K 573 36
                                    

Yang belum follow, yuks follow dong, agar aku rajin up di lapak ini

*************

Hanya bisa menggigit bibir dalamnya, karna menarik ucapannya pun ia tak bisa, mau meminta maaf? Huh, jangan harap!

"habiskan sarapanmu karna tak ada yang mau memakan sisamu, jangan berfikiran untuk membuangnya karna aku membelinya dengan uangku" titah Alex panjang lebar sebelum beranjak meninggalkan Maura yang terdiam

"meski ucapannya kejam tapi itu kenyataannya" gumam Maura menatap piringnya sudah tak bernafsu

"aku tak suka milik orang lain, tapi aku tak diberi pilihan untuk berpaling" monolognya melanjutkan memakan sarapannya dengan air mata yang kini luruh membasahi pipi tirusnya, ia hanya bisa menagis jika seorang diri bukan?

Sementara di luar ruangan, Alex dikejutkan dengan sebuah mobil taxi yang berhenti tepat di depan rumah, seorang wanita yang hampir sebulan meninggalkan rumahnya keluar dari sama dengan bantuan Mang Asep sementara supir taxi menurunkan barang-barang penumpangnya

"mas!" Seru Elana merentangkan lebar tangannya, wanita itu melengkungan senyumannya dengan sorot mata penuh rindu pada sang suami

Alex melangkah mendekati Elana, tubuhnya langsung ditarik oleh wanita yang terduduk di kursi roda itu, merengkuh tubuhnya dan menenggelamkan wajah di perutnya

"rindu banget sama kamu mas" ujar Elana setelah Alex membalas pelukannya

"kamu sendiri?" tanya Alex, pasalnya Elana harusnya tiba bersama ayah atau ibunya, masa iya mereka menjemput baik-baik Elana kemudian mengembalikannya hanya seorang diri

"aku tadinya diantar ayah tapi hanya sampai bandara soalnya tiba-tiba ada rekan ayah telpon urusan bisnis, ayah langsung pesan tiket lagi terus balik lagi ke sultra deh" jelas Elana yang masih membenamkan wajahnya di perut sang suami

Cup

Alex mengecup pucuk kepala istrinya saat pelukan telah terurai. Membungkukan tubuhnya untuk menatap istrinya yang telah pulang dari liburannya.

"kenapa nggak ngabarin, kan mas bisa jemput" ujar Alex dengan nada cemas.

"aku nggak mau repotin, mas" jawab Elana

"kamu tahu persis kalau mas tidak akan repot jika itu menyangkut kamu, sayang" Alex menjawil gemas hidung istrinya

"tapi kamu baik-baik aja sendiri kan?" tanya Alex memastikan

"nggak papa, Mas" sahut Elana, ia meraih lengan suaminya, bergelayut manja disana.

"maaf yah, aku perginya lama" Elana berucap penuh sesal

"nggak papa sayang, asal kamu bahagia dan bisa melepas penatmu" Alex mengelus sayang surai panjang istrinya

keharmonisan itu diam diam disaksikan oleh dua bola mata dengan binar sinis dari jendela ruang tamu

"ck! Udah datang aja! Kenapa nggak lama-lama sih" dumel Maura

"baru juga menikmati peran eh malah datang pemilik aslinya" monolognya lagi

"audahlah, selamat datang maduku" ujarnya pasrah, kemudian pemilik tinggi badan 160 cm itu beranjak dari tempatnya dan menuju mengambil peralatan bersih-bersihnya

"ada apa diluar sampe non ngintip di jendela?" tanya Imah berhasil membuat Maura terlonjak kaget. Ia yang baru saja menunduk hendak meraih peralatannya tiba-tiba dikagetkan dengan suara Imah

"kaget, bik! Ih" Maura mengusap dadanya naik turun guna menetralkan detakan jantungnya

"heheh maap non" sahut imah dengan cengiran bersalahnya

"tapi eh, tadi non ngapain ngintip di sana?" tanya Imah lagi

"bibik ngintipin aku yah yang lagi ngintip?" tuduh Maura memicingkan matanya

"enggak sengaja liat non, tadi bibik mau beresin lantai atas eh malah lihat non di sana ngomong sendiri sambil liat keluar gitu" jelas Imah

"kenapa bibik nggak ikut gabung ngintip aja?" tanya Maura

"iya-ya, tapi nggak kepikiran sampe situ saya-nya, non" jawab Imah

Maura menggeleng dengan ke kepoan bik Imah ini, ia mendengus dan kembali berbalik meraih peralatan tempurnya, ingin menyelesaikan secepatnya bagian pekerjaan agar ia bisa istirahat

"tapi ada apa sih non?" tanya Imah lagi

"nyonya rumah balik" sahut Maura tanpa berbalik

"wah bakalan terusir lagi nih" gumam Imah yang juga memilih beranjak menyelesaikan pekerjaannya

"loh?" Elana yang tengah menjalankan kursi rodanya menghentikan gerakannya di ruang keluarga saat melihat Imah tengah menyapu tangga

"eh, nyonya udah pulang? Selamat datang, nyah" wanita paru baya itu juga ikut menghentikan aksi beberesnya untuk menyambut kedatangan nyonya rumah

"iya" Elana mengangguk menagggapi ucapan Imah

"tapi kok bibik ngerjain pekerjaan Maura? Tugas Bibik kan hanya buat makan dan bisa pulang setelah tugasnya beres" protes Elana

"maaf, nyah. Sudah 3 hari ini saya kembali dipekerjakan dirumah ini full time dan bisa nginap oleh tuan" jelas Imah sopan

"loh kok gitu? Kenapa Mas Alex tak meminta persetejuan saya dulu?" tanya Elana tak suka

"sebaiknya, nyonya bicarakan dengan tuan dulu" pesan Imah lagi

"Ck!" hanya decakan tak suka Elana layangkan kemudian kembali melajukan kursi rodanya menuju lift

"emang kenapasih kalau saya tinggal, nyah, meski saya jauh pun saya sudah tau gimana nyonya, nyonya aja yang nggak peka kalau pekerja sini sudah tau kelakuan nyonya di belakang suami, coba tidak kasihan dengan kesetiaan tuan, mungkin sudah lama mulut ini ember" monolog Imah menatap punggung Elana hingga hilang di telan kotak besi yang membawa tubuh lumpuh itu ke kamar utama

tak lama Asep muncul dengan menenteng koper besar juga beberapa paperbag milik Elana, pria berseragam hitam putih itu nampak kesusahan menenteng barang-barang si nyonya rumah

Alex sendiri sudah berangkat ke kantor tanpa mengantar istri sahnya masuk ke rumah lebih dulu mengingat waktu yang kian beranjak dan ia memiliki rapat yang sudah tertunda karna pria itu menghabiskan waktu lumayan lama untuk menunggu istri mudanya sarapan bersama.

Bersambungg..

######

Derita Istri SiriWhere stories live. Discover now