23. Kesambet

64.4K 7.7K 190
                                    

Selesai dengan acara saling memaafkan satu sama lain, Dito dan Lera kembali pada sifat semula. Lebih tepatnya hanya Lera yang kembali ke sikap cueknya.

"Ra." panggil Dito.

Lera diam, ia fokus pada buku novel yang ia beli tadi siang dengan Dito.

"Lera." panggil Dito lagi.

"Ummm?"

"Alera."

"Iya?" Lera masih terus fokus pada novelnya.

Dito menarik nafas panjang lalu menghembuskannya kasar. Pria itu beranjak dari duduknya lalu melangkahkan kakinya keluar kamar.

Lima belas menit kemudian...

Dito kembali lagi kekamar dengan raut muka yang amat sangat masam. "Kok saya nggak dikejar sih Ra?" tanyanya kesal dan ikut duduk diranjang samping Lera.

Lera menoleh. "Emang ada kita main kejar-kejaran?"

Dito merengut kesal. "Hehhh bukan gitu Ra!"

Lera mengendikkan bahu dan kembali fokus pada novelnya.

Dito semakin kesal, suaminya ini butuh perhatian kenapa malah dicuekin. "Kok kamu balik cuek lagi sih Ra?"

Lera diam. Ia tak menanggapi Dito.

"Segitu menariknya novel itu sampe suami sendiri dicuekin?" lagi-lagi pertanyaan Dito tak ditanggapi oleh Lera.

Dito menghela nafas kesal. Ia mendekatkan wajahnya pada telinga Lera. "Lera, Alera, sayangku, cintaku, istriku, pujaan hatiku, es batu banyak pintu kamu-"

Cup

Cerocosan Dito langsung berhenti seketika. Bagaimana tidak, mendadak Lera mencium bibirnya hanya dengan satu detik kecupan. Bahkan perempuan itu kembali fokus pada novelnya.

Dito masih dalam posisi cengo dan otaknya yang loading lama. Jantungnya berdegup kencang saat ini.

Sedangkan yang menjadi tersangka juga sama, bahkan rasanya Lera ingin menghilang saja dari bumi ini.

ASTAGHFIRULLAH! TADI GUE KESAMBET APA?!

Tolong siapapun itu tenggelam kan Lera dilautan sekarang, ia sangat malu kali ini. Bisa-bisanya ia menyosor pada Dito begitu saja.

Sebelum Dito menahannya, Lera buru-buru beranjak dari ranjang dan ingin berlari keluar kamar. Tapi belum sampai ia turun dari ranjang lengannya ditarik kuat oleh Dito.

Ia membanting tubuh Lera hingga berada dibawah kukungan kedua tangannya. Tak pikir panjang, Dito langsung menyambar bibir Lera agresif.

Ciuman kali ini tak selembut biasanya, jiwa panas Dito terpanggil ketika Lera tiba-tiba menciumnya.

Dito terus mendorong lidahnya masuk kedalam mulut Lera, mengulum lidah Lera yang kenyal didalam sana. Mengapsen setiap mulut dalam Lera, puas dengan lidahnya pria itu tak melepaskan Lera begitu saja.

Bibirnya menyesap bibir bawah Lera kuat, mengecupnya berkali-kali hingga menggigitnya lebih kuat.

"Eumm emhh." desahan itu berhasil lolos dari mulut Lera. Mati-matian ia menahannya tapi tetap saja, ciuman Dito benar-benar membuatnya keenakan.

Dito menjilati pipi Lera, menyesapnya lembut lalu mengecupnya. Kepala turun ke leher mulus Lera, bibirnya terus bergerak hingga ia berhasil membuat leher Lera bewarna merah sana-sini.

Dito mendekatkan wajahnya pada telinga Lera, menjilatnya pelan lalu berbisik. "Gerah sayang."

Tangan Dito tak diam begitu saja, ia mengelus perut Lera lalu naik pada aset atas Lera. Ia mengelus benda gundukan itu lembut.

Lera menurunkan tangan Dito perlahan, jujur ia belum siap untuk hal itu. "Om, Lera..." Lera menatap sayu Dito, berharap pria itu paham apa yang ia maksud.

Dito kembali mencium bibir Lera, kali ini tak ada lumatan. Bibir itu tetap diam ditempat meskipun sesekali ia menciuminya.

Dito tak bisa memaksakan keinginannya, ia tak boleh egois hanya untuk memenuhi kepuasannya. Pria itu menjatuhkan tubuhnya disamping Lera, sedikit menetralkan perasaannya sejenak.

"Bobo yuk" ucap Dito pelan, satu tangannya ia jadikan bantalan untuk leher Lera dan satunya lagi untuk memeluk pinggangnya.

Lera menahan gugup saat Dito memeluknya, untuk mendongak menatap pria itu saja rasanya butuh keberanian lebih.

Lera menelan salivanya hati-hati, perlahan ia mengangkat kepalanya menatap Dito yang tengah memejamkan matanya. "Om marah ya?"

Dito menggeleng pelan, ia makin yakin jika Dito marah padanya. Lera menundukkan kepalanya dan memilin baju depan Dito. Matanya ia paksakan untuk selalu memejam, rasa kantuk yang tak kunjung datang membuatnya kesal.

Dito merasakan sedikit geli pada dadanya, seperti ada benda yang menggelitik didepan dadanya. Ia menunduk untuk memastikan, ternyata Lera belum tidur. Anak itu diam dipelukannya dengan mata yang berkedip-kedip seperti anak kecil, juga tangannya memilin-milin baju Dito.

"Tidur Ra."

Mendengar suara Dito, Lera buru-buru memejamkan matanya juga tangannya yang berhenti memilin baju Dito. Sejak dulu memang begitu, jika ia pura-pura tidur atau ketahuan belum tidur pasti langsung buru-buru memejamkan matanya.

Diam-diam Dito tersenyum karna berhasil membuat Lera terkejut dan buru-buru memejamkan matanya.

°°°°°

Chapter ini pendek banget?
Iya karna chapter kemarin itu udah panjang, mau digantung juga nanti bacanya nggak enak.
Karna aku nggak suka hal yang nge-gantung, jadi yaudah! :)

Perasaan setiap chapter ada ciumannya?
Biarin aja. Bagi yang nggak suka hal manis-manis skip aja. Gitu ae kok repot.

Jodohku Polgan [TAMAT]Where stories live. Discover now