18 - D I E C I O C H O

Start from the beginning
                                    

"Jaehyun benar paman Jung, tidak ada salahnya mencoba." Tambah Yuta. Semua orang disana mengangguk menyutujui ucapan Jaehyun dan Yuta. Yunho pun hanya bisa mengangguk dan berbicara, "kalau begitu, aku dsn Siwon akan pergi ke kediaman krăxioare untuk mengambil buku peninggalan vrăjitoare."

Siwon mengernyitkan dahi, "krăxioare? Siapa mereka?"

"Mereka adalah klan turunan dari vrăjitoare. Tidak ada yang tau tempat mereka bersembunyi karena mereka pun terancam oleh keberadaan Lee."

Tuan Na mengepalkan tangannya kuat, rahangnya mengeras, menahan emosi yang meluap-luap akibat ulah dari Lee yang semakin menjadi-jadi, "Lee sialan. Tidak kah cukup dia membunuh kedua putera nya sendiri demi mendapatkan kekuasaan?"

Melihat suaminya yang diliputi oleh kemarahan, Yoona segera mengusap bahu dan punggung sang suami untuk menenangkannya, "tenanglah, suamiku." Padahal dirinya sendiri merasa gusar karena terlalu mengkhawatirkan keselamatan Jeno dan juga puteranya yang juga berada dalam bahaya.

"Lee tidak akan berhenti sebelum dia meregang nyawa." Sambung Siwon geram. Dalam hati ia menyumpah serapahi pria tua bangka itu agar segera menemui ajalnya.

"Lee tidak bisa mati." Celetuk Yunho lugas. Semua pasang mata disana menatapnya tidak mengerti. "Apa maksud paman?"

"Menurutmu kenapa Lee bisa terus hidup walau kita juga sudah berusaha menyingkirkannya?" Yunho menggantung ucapannya.

"Karena sorcière telah melindungi jiwanya."

Jeno mengetukkan jarinya diatas meja kantin berkali-kali sedangkan tangan lainnya ia gunakan untuk menyangga kepalanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jeno mengetukkan jarinya diatas meja kantin berkali-kali sedangkan tangan lainnya ia gunakan untuk menyangga kepalanya. Obsidiannya terus mengamati kekasihnya yang tengah menyantap makan siangnya dengan lahap.

"Sudah ku katakan untuk tidak melewatkan sarapanmu, Na." Ujar Jeno pelan, kemudian tangannya terulur menyentuh wajah Jaemin dan mengusap sudut bibir Jaemin yang terkena saus.

Jamin menelan kunyahannya sejenak lalu balas menatap kearah Jeno, "aku sudah ingin sarapan tadi, tapi kau sudah menjemputku terlebih dahulu."

"Tapi kau bisa sarapan terlebih dahulu."

"Dan berakhir kita berdua terlambat?" Tukas Jaemin lalu meraih gelas minumannya dan menyeruputnya perlahan. Memang salahnya sih yang bangun kesiangan dan berujung melewatkan sarapannya dan berakhir Jeno terus mengomelinya.

"Tidak masalah asal kau tidak melewatkan sarapanmu seperti tadi." Balas Jeno tidak mau kalah. Sedangkan Jaemin memilih diam dan melanjutkan menyantap makan siangnya daripada harus mendebatkan hal yang sama dengan Jeno.

"Kuharap kalian tidak melupakan keberadaanku disini." Sahut Haechan yang sedari tadi menyaksikan interaksi dari dua sejoli yang nampaknya sama sekali tidak menganggap eksistensinya.

"Ah, maaf. Aura keberadaanmu tersamarkan." Celetuk Jeno asal dan mendapat delikan kesal dari Haechan yang langsung melempar potongan sosis kearah Jeno. "Kau saja yang terlalu asyik dengan dunia kalian."

Nerd Alpha | NOMIN Where stories live. Discover now