" That's good idea." Balas Franklin setuju.

" Anjrot....." Teriak Galang frustasi ketika ia kalah memenangkan permainan papan catur.

Berbeda dengan Anton yang bersorak kegirangan, ia menepuk dadanya bangga.
" Anton nih bos."

" Nanti malam jangan ada yang pergi ke club'." Perintah Gio tiba-tiba.

Semua menoleh kompak pada bos tersebut, tatapan polos seperti orang bodoh.

" Trus kemana?" Tanya Galang mewakili isi benak yang lain.

Gio menatap sekilas kemudian ia kembali menghembuskan asap rokok dari mulutnya.

                           ⚔️⚔️⚔️

Lelaki tersebut menatap diam perempuan yang sedang asik memakan sate kambing itu ( yang satanis harap jangan di baca )

Sekitaran empat bungkus telah habis dan kini di lanjutkan bungkus ke lima. Bahkan Rai acuh saja ketika Gio menatapnya intens, ia tidak peduli dikatakan rakus, gemuk atau apapun itu. Yang penting ngidamnya terpenuhi.

Rai mencondongkan wajah kepada Gio dan langsung diusap bersih oleh tisu di genggaman lelaki tersebut.

" Udah?" Tanya Gio ketika Rai telah menghabiskan bungkus ke lima dan sekarang meminum teh lemon.

Rai mengangguk, ia puas bahkan sangat puas sekarang. Sewaktu pulang dari basecamp tadi, ia meminta dibelikan sate kambing enam bungkus.

" Langsung tidur ya!" Perintah Gio membuat Rai bingung. Pasalnya jam masih menunjukkan pukul setengah delapan malam.

" Jangan lama-lama tidur." Ujar Gio, ia kemudian berdiri lalu menggendong istrinya sekali sentak dan berjalan ke arah kamar.

" Tapi kan belum ngantuk...." Balas Rai, ia menggoyangkan kakinya minta diturunkan.

Gio tidak menjawab, ia malah membaringkan tubuh mungil istrinya di atas kasur lalu ikut berbaring di sampingnya. Ia menarik pinggang Rai dari belakang ketika cewek itu hendak kabur.

" Tidur aja apa susahnya sih? Rese banget Lo." Ujar Gio menaikkan oktaf suara.

Rai cemberut ketika punggungnya menyentuh dada suaminya dan ketika mendengar nada tinggi lelaki tadi.

" Tapi kan belum ngantuk." Kini suara Rai terdengar serak.

" Nangis, nangis, nangis lagi. Gak usah manja bangke." Sekarang Gio benar-benar membentak membuat Rai menyembunyikan wajah pada kedua tangan dan terdengar Isak tangis.

Gio memutar bola mata jengkel, ia membalikkan paksa badan Rai lalu menjauhkan kedua tangan yang menutupi wajahnya.
" Lo jangan nangis mulu, kalo Lo nangis wajah Lo mirip onta."

Bukannya berhenti, Rai malah semakin kuat nangis. Ia kini di dudukkan secara paksa oleh sang suami. Gio menghela nafas panjang berusaha untuk sabar dan tak lupa bahwa istrinya sedang hamil yang berarti sedang sensitif.

Pemuda tersebut mengusap air mata Rai secara kasar lalu menangkup wajah itu secara kuat juga bahkan bibir Rai hampir monyong.

" Besok biar jalan-jalan lagi. Mau?" Kata Gio.

Tidak ada respon beberapa detik hingga akhirnya wajah menggemaskan Rai mengangguk dua kali membuat Gio tersenyum singkat nan tipis lalu mencium kilat bibir mungil itu.

" Kalo gitu tidur." Suruh Gio lagi.

" Pinjam kemeja kakak dulu." Pinta Rai masih sedikit serak.

" Mau ngapain lagi?"

" Mau dipake...."

" Ya Tuhan, kuatkan hamba." Gio mengusap gusar wajah tampannya tapi tak ayal ia beranjak untuk mengambil kemeja di lemari.

Ia kembali ketika sudah menemukan kemeja berwarna hitam yang lumayan besar lalu ia menyerahkan kepada Rai dan disambut gembira.

Seketika mata Gio sedikit terkejut ketika Rai tanpa malu melepas gaun tidurnya dan langsung memakai kemeja hitam tersebut. Sungguh, istrinya itu semakin aneh saja.

Kemeja hitam tersebut mampu menutupi tubuh Rai hingga sebatas pertengahan lutut. Ia tersenyum sumringah tanpa sadar ada seseorang yang menahan gejolak.

" Pake celana sana." Suruh Gio dibalas gelengan oleh Rai.

" Gak, soalnya tengah malam aku sering ngerasa gerah."

" Ck, kan ada AC bego."

" No, no, no...." Tolak Rai, ia merentangkan kedua tangan mengharapkan pelukan Gio dimana di balas juga walau sedikit lama.

Gio berbaring sambil memeluk tubuh Rai, ia menepuk pantat dan mengelus rambut istrinya cukup lama sampai Rai benar-benar sudah terjatuh ke alam bawah sadar.

Setelah benar-benar memastikan Rai sudah tertidur, Gio turun hati-hati dari ranjang lalu mengambil jaket serta kunci mobil dan keluar dari sana. Jika saja tadi Rai masih bangun, pasti dia akan berteriak kut, ikut.

Langkah Gio berjalan ke arah dapur menemui kepala asisten rumah tangga.
" Bik, jagain Rai."

" Siap den."

                            ⚔️⚔️⚔️

Mau di up tiap hari?
Jangan lupa vote sama follow aja ya.

Gionatan Angkasa.

Gionatan Angkasa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Raisya Diandra.

Raisya Diandra

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Gionatan ( SUDAH TERBIT )Where stories live. Discover now