31. jika Gio marah.

217K 24.9K 3.8K
                                    

" gue gak sempurna Rai, jadi jangan pernah bangain gue karna suatu saat gue juga bisa buat sebuah kesalahan."
- Gionatan -

                            ️⚔️⚔️⚔️

Hujan deras menemani malam Jakarta beserta gemuruh kuat dari langit, Hawa dingin terasa sangat mencekam hingga menusuk kulit. Suasana saat ini lebih cocok untuk bergelung di balik selimut tebal atau memakan makanan yang pedas. Sebagian orang mungkin lebih memilih untuk berteduh atau berdiam di dalam rumah saja.

Tapi kali ini berbeda dengan seorang perempuan yang hamil muda itu. Ia dengan songong menatap jutaan hujan yang menghantam tanah, tubuh mungilnya terbalut mantel tebal serta topi bucket hat yang berada di atas kepalanya.

Jiwa ngidamnya meronta-ronta yakni ingin memakan makanan yang berbau pedas, seperti seblak, bakso atau apalah. Setelah bersusah-payah mengendap-endap keluar dari apartemen, ia akhirnya bisa berakhir di teras bangunan apartemen seperti sekarang ini. Sebenarnya ia bisa saja menyuruh bodyguard agar segera membeli, tapi ia ingin berjalan keluar sendirian atau me time. Untung saja suaminya sedang tidak berada di rumah.

" Neng? Mau kemana?" Seorang satpam bertanya ketika melihat Rai dengan tampang berani seraya berkacak pinggang menatap luar.

Rai menoleh menatap satpam tersebut, terlihat sedikit raut khawatir di wajah satpam itu.

" Ada urusan pak."

" Trus gak ada yang nemenin gitu? Bahaya lho anak gadis keluar malam-malam." Nasehat si satpam.

" Untung gue gak gadis lagi." Batin Rai bangga.

" Ck, gak apa-apa pak. Saya udah biasa kok." Balas Rai seraya melebarkan payung yang ia bawa.

Perempuan hamil itu berpamitan sekilas lalu berjalan enteng dari sana, meninggalkan si satpam yang menggeleng sabar.

Rai bersenandung ringan seraya berjalan di pinggir jalan, ia sangat menikmati suasana seperti ini. Bahkan keadaan jalan raya pun termasuk tidak terlalu padat, padahal jam masih menunjukkan pukul setengah delapan.

Rai terlalu asik dengan dunianya sehingga tanpa sadar ada seseorang dari balik mobil yang mengawasinya lekat.

" Lo yakin itu beneran cewek incaran Lo?" Tanya laki-laki bernama Devan.

Genta yang duduk di belakang pengemudi tersenyum miring, semakin tidak sabar untuk menyentuh cewek tersebut.
" Yakin lah, bahkan dari tubuh belakangnya aja gue hapal."

" Lumayan juga tuh cewek, digilir enak kayaknya." Ujar Dirga di samping kursi pengemudi.

" Dia lagi hamil bangsat." Balas Genta.

" Justru itu anjing. Dia istrinya si Gio, kita bisa seret dia ke basecamp trus gilir ramai-ramai sampai dia keguguran." Jelas Dirga tersenyum licik.

Genta terlihat berpikir, sedikit ragu untuk menyetujui. Bagaimanapun ia dan Rai pernah menjalin persahabatan cukup lama.

" Gak."

Seketika Dirga dan Devan menoleh ke arah belakang, mereka menatap tajam lelaki itu.

" Gila Lo. Ini kesempatan emas bangsat." Bentak Dirga.

Genta menatap tajam sahabatnya itu cukup lama.
" Bahkan kalo dia di gilir pun gue gak mau. Cuman gue yang boleh cicipi dia."

" BANGSAT LO, GAK SETIA KAWAN BABI." teriak Devan tidak setuju.

" Ingat kelakuan si Gio yang udah nginjak-nginjak harga diri kelompok kita bangke. Dia suruh kita buat cium kakinya, dia sering gebukin kita. Dan sekarang waktunya kita buat dia kalah." Dirga berujar untuk mencuci otak temannya.

Gionatan ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang