25. Pukulan ibu hamil.

243K 25.1K 2.7K
                                    

" hidup akan berhadapan dengan yang namanya kekalahan juga kemenangan." - Gionatan -

                           ⚔️⚔️⚔️

Cup.

" Makan, gak usah cengeng."

Rai yang semula berpura-pura menutup mata kini membuka mata, ia menghapus jejak air matanya di pipi. Tubuhnya masih enggan untuk bangkit bahkan membalikkan badan saja ia tidak mau. Walaupun tadi perutnya sudah mulai menunjukkan tanda-tanda lapar, tapi ia tidak peduli atau egois terhadap janinnya.

Ketika mendengar suara derap langkah tadi yang masuk ke kamar, ia langsung pura-pura menutup mata apalagi setelah tercium aroma maskulin khas suaminya. Rai mengusap-usap pipinya bekas ciuman Gio barusan, seakan-akan ia jijik.

Gio berjalan seraya memasukkan kedua tangan pada saku celana, hingga berhenti tepat di samping istrinya yang masih berbaring.
" Bangun bodoh, orang hamil itu gak boleh malas-malasan."

Seketika Rai langsung duduk cepat, ia menatap nyalang lelaki di hadapannya.
" MALAS KAMU BILANG? MALAS GIMANA HAH? AKU TUH LAGI SAKIT BEGO...."

Ibu hamil itu tanpa aba-aba langsung menyerang brutal suaminya. Ia memukul-mukul seluruh tubuh dan menjambak rambut lebat Gio juga menunjang ke berbagai arah.

" ARGHHH, SAKIT BANGSAT..."

" BODO AMAT."

Gio meringis ketika pundaknya di gigit Rai dengan kuat, namun ia kembali membiarkan Rai untuk menghabisinya sampai puas. Gio segera melompat ke kasur lalu tidur telungkup di sana membuat Rai duduk di atas punggung lelaki tersebut lalu kembali menjambak juga mendaratkan beberapa cakaran kecil di lengan atau leher.

" Aishh, jangan di gigit anying.." Gio mengusap telinganya sebagai korban amukan Rai.

" IHHHHHHH...... DASAR BABIIII..."

" Mphhh... Shksh mhhhpphh.." Rai tertawa geli melihat Gio kesakitan sebab ia dengan tega membekap mulut serta hidung suaminya dari arah belakang.

Sementara Gio tidak bisa bernafas sama sekali, ia dengan cepat membalikkan tubuh membuat Rai terjatuh ke samping sehingga bekapannya terlepas.

" Sinting Lo ya!.. kalo gue mati gimana? Lo mau jadi janda muda?" Gio menoyor kepala istrinya kuat.

Rai mengangguk lugu seraya memegang kepalanya bekas toyoran tadi. " Mau..."

" Goblok." Tukas Gio seraya kembali tiduran tapi kini terlentang. Ia kembali membuka mata ketika Rai tiba-tiba duduk di atas perutnya.

" Sakit babi, kalo gue keguguran gimana?"

" Yang hamil itu aku bukan kakak." Balas Rai, ia meraba alis tebal suaminya membuat si empunya menutup mata kembali.

" ARGHH.... ANJING..."

Pekikan nyaring terdengar di penjuru ruangan dimana si pelaku adalah si cowok kriminal itu. Ia memekik sebab Rai menarik kuat cincin di hidung suaminya membuat Gio tanpa sadar mendorong wanita itu. Jika tadi Rai tersungkur tapi masih ke atas kasur, maka sekarang ia tersungkur ke lantai.

" SAKIT KAK..."

" LEBIH SAKIT HIDUNG GUE BANGSAT..." Gio mengusap hidung mancungnya yang sudah mulai memerah.

" Kak... Berdarah..." Pekik Rai.

Seketika Gio menoleh ke bawah kasur lalu turun dan berjongkok di samping istrinya. " Berdarah? Mana?"

" Berdarah di dalam." Cengir Rai, ia lantas mengambil kesempatan untuk merangkul kedua tangannya di leher Gio.

" Lo emang kurang ajar ya.." lelaki tersebut kembali menoyor kepala istrinya lebih kuat daripada yang tadi.

Gionatan ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang