Sequel

747 75 11
                                    

Jungkook dan Taehyung kewalahan, bunda pegang Hyungsea dengan banyak tenaga karena anak itu sedari tadi ingin lepas dari genggamannya. Pun ayah sedang kelimpungan memakaikan minyak telon pada tubuh telanjang Hyungsoo, dan Hyungjun juga Hyungji asik melihat kerusuhan kedua orang tua mereka.

"Kak Jun, tolong ambilkan kaos kaki di dalam laci," pinta Jungkook sembari semprotkan parfum bayi pada tubuh gempal yang pakai setelan rapi.

Hyungjun mengangguk, segera pergi ke kamar sebelah dengan wangi khas bayi, buka laci dan ambil dua pasang kaos kaki warna merah muda dan biru. Jungkook tersenyum saat anak pertamanya menjulurkan barang yang diminta, diambil dan mengucapkan terima kasih pun kembali menekuni si kembar.

"Jiji, boleh minta tolong? Itu cek tas kamu ya," Jungkook berujar lagi pada si cantik, anak perempuan itu menggangguk lucu, mengecek tas gambar unicorn-nya, hanya berisi air minum dan gimbab.

"Udah cemua uda, air minum cama makanan," ujarnya dengan sedikit kesulitan, Jungkook mengangguk dan mulai memasukkan Hyungsea pada stroller.

Taehyung masih tampak kepayahan saat Hyungsoo malah menendang tak mau pakai celana, Hyungjun yang melihat cuma tertawa-tawa melihat ayahnya kesusahan. Ayah mendengus saat si sulung hanya memperhatikan saja, padahal ia sedang butuh bantuan.

Keringat diseka saat sudah berhasil mendadani anak bungsunya, Hyungsoo tertawa renyah saat melihat sang ayah menghembuskan nafas begitu panjang, memakaikan baju pada Hyungsoo bagai perang dengan prajurit paling gagah. Segera digendong dan dimasukkan pada stroller yang berdampingan dengan Hyungsea, memang didesain untuk anak kembar.

Hyungjun langsung menyampirkan tas yang berisi penuh kesiapan pada bahu, Hyungji cepat digandeng untuk segera berangkat, pun mereka keluar apartemen seperti mau pindahan. Di pelataran parkir sudah ada satu anak lelaki satu tahun lebih muda dari Hyungjun, pakai setelan rapi pun tersenyum saat melihat keluarga Kim yang ditunggunya sudah siap.

"Berangkat sekarang, Bun?" Tanya Minjae basa-basi, Hyungjun mencibir dengan wajah mencemooh.

"Retorik dong," ketus Hyungjun menjawab, anak bermarga Park itu malah cengengesan tak jelas saat Hyungjun menjawab dengan bibir mencebik.

"Judes sekali sih, bunda lihat nih Jun jahat pada Minjae," adu anak itu seraya ikut menggandeng Hyungji di sisi lainnya.

Jungkook hanya dapat terkekeh sambil geleng kepala, Taehyung masih mendorong stroller untuk meniti langkah di pinggir jalan yang tak terlalu ramai. Masih pagi tapi keluarga Kim ini sudah pergi dengan menggiring banyak anak, ada Hyungjun dan Minjae yang baru injak sekolah menengah pertama, ada Hyungji yang belum lancar bicara juga si kembar Soo dan Sea yang aktif sering buat pening kepala.

Perdebatan antara sulung Park dan Kim itu sebuah pemandangan biasa, memperdebatkan masalah yang tak penting seperti kebanyakan anak tiga belas. Dan amat hafal kalau pemuda Park yang punya bibir tebal itu begitu mengejar-ngejar cinta Hyungjun yang tak mau membalas.

"Jiji, sayang Minjae-oppa gak?" Tanya pemuda yang banyak bicara sedari tadi, Hyungji menggenggam lebih erat tangan Minjae yang ada dalam genggaman sebelah kiri.

"Cayang kok," jawab Hyungji kelewat jujur, Minjae menunjukan wajah jumawa, Hyungjun mendecih saja melihat Minjae yang merasa bangga.

"Tuh, Jiji aja sayang padaku, kamu kok gak mau sayang aku?"

Kan, memang gila Minjae tuh, Hyungjun makin menekuk wajah saat pemuda itu mulai lagi dengan segala rayuan kejunya. Sumpah ya, Hyungjun risi setiap dengar kata-kata yang keluar dari mulut Minjae pun menyangkut dirinya.

Dulu saja akur sekali, sekarang malah mirip Tom and Jerry, sebab awalnya karena Minjae tiba-tiba menyatakan cinta dan setelah itu Hyungjun gencar menjauh saat tak mau membalasnya. Jungkook juga Yoongi hanya bisa memaklumi sifat Minjae yang blak-blakan tanpa pendekatan, karena dirasa mereka sudah dekat jadi langsung nyatakan perasaan saja.

GladnessDonde viven las historias. Descúbrelo ahora