Part 7

771 90 5
                                    

"Manis, udah bangun?"





Jungkook mengerjapkan mata, netra yang semula buram kini mulai tajam dan bisa lihat suaminya duduk di depan jendela sembari menyesap kopi, Jungkook mulai terbangun dan duduk sembari bersandar.

"Tae, maaf semalam tiba-tiba pingsan, aku gak kuat, hehe." ucapan itu dibalas kekehan pelan, Taehyung simpan gelas kopinya pada sekat jendela, mendekat pada Jungkook yang masih kenakan piyama.

"Gak apa, seharusnya saya yang minta maaf, pasti lelah meladeni saya." Taehyung sambut uluran lengan Jungkook saat pria itu ingin dipeluk pagi-pagi, tak lupa juga membubuhkan kecupan pada dahi.

"Badanku lengket, ingin mandi." kerucut bibir itu selalu saja buat Taehyung lemah, tubuhnya dengan cekatan angkat tubuh yang tak bisa dibilang ringan, tapi entah kenapa bisa angkat semudah ambil bantal.

"Kakimu lemas?" Tanya Taehyung memastikan, pria dalam gendongan mengerutkan kening seraya mengangguk, sangat lemas jika perlu tahu.

Semalaman kakinya menumpu tubuh sembari menungging, berat badan Jungkook tak ringan dan itu jadi cobaan tersendiri saat Taehyung tak mau ganti gaya, benar-benar menungging sampai lutut kram dan mulai habis kesadaran.

Taehyung hanya sedang berusaha tanpa banyak bicara, tapi untungnya Jungkook tak banyak tanya perihal keburu-buruannya. Ada kalanya Taehyung tiba-tiba melumat hingga Jungkook kewalahan, dan itu jadi tantangan tersendiri.

"Kamu yang pesan?" Yang lebih tua angguk saja, tadi sebelum Jungkook terbangun ia memang sudah pesan makanan dari penginapan, hingga ketika Jungkook selesai berbenah, sarapan mereka sudah tersimpan banyak dekat ranjang yang berantakan dan bau khas sehabis pergumulan.

Disuapi si gigi kelinci diselingi canda tawa, untung saja tak tersedak, menikmati pagi yang tidak biasa dengan pemandangan indah di mata. Bukan dari gelombang ombak, bukan karena hamparan pasir yang mengkilat, tapi dari pasang mata yang tersorot saling memuja tanpa jeda.

"Rasanya mencintaimu hari ini terasa kurang, besok saya mau cinta kamu lagi, terus besoknya lagi dan lagi."

"Pagi-pagi udah gombal, dasar Kim."

"Saya mau romantis malah dikatai, kamu juga Kim jika lupa." kembali lagi tertawa tanpa ada habisnya, dan makanan yang disuap tandas hingga tersisa piring dan sendok saja.

"Orang tua minta sebelas," ujar Taehyung tiba-tiba, seraya bereskan ranjang dan ganti dengan seprai baru yang diminta dari pihak penginapan, walau agak malu saat wanita renta pemilik penginapan itu menggoda dia habis-habisan.

"Terus?" Bingung Jungkook, mulai menyesap susu pisang kesukaan, sudah disiapkan segala rupa bentuk makanan kesukaan Jungkook sebelum pemuda itu terbangun.

"Kamu harus minum banyak vitamin, stamina harus kuat, saya mau gempur kamu tiga hari tiga malam." Jungkook tersedak susu, inginnya membalas lontaran itu dengan canda tapi tatapan buas itu membuatnya ciut.

"Hush, kasih longgar dong, dua hari dua malam aja, ini masih sehari kita di sini badanku remuk."

"Mana mau, saya mau puas-puas cicipi kamu." gelegar tawa Taehyung disambut lemparan dari kotak susu pisang yang sudah habis isinya.

Dasar, pagi-pagi sudah bicarakan hal mesum, jadi sedikit aneh kala ingat dulu sewaktu pacaran, Taehyung sangat hati-hati memperlakukannya. Bahkan harus digoda terlebih dahulu, tapi setelah menikah bahkan Jungkook menolak pun pasti dipaksa melayani sampai pria itu merasa puas.

"Bercinta pagi-pagi sepertinya seru, mau coba?" Lantas diberi pelototan mata dari yang lebih muda, Taehyung malah sudah simpan bokong sintal itu untuk duduk dipangkuan.

"Gak mau, gak kasihan padaku, hm?" Tolak Jungkook dengan mata dibuat semenggemaskan mungkin, agar Taehyung-nya luluh dan bisa lepas dari terkaman harimau di jam delapan pagi.

"Tumben nolak, biasanya merengek minta." hidungnya digesekan pada pipi bulat dan kenyal, hingga Jungkook tergelak kecil.

"Habisnya kamu dulu malu-malu, tapi sekarang gak perlu minta pun kamu udah main buka bajuku." ucapan Jungkook bagai aduan anak kecil pada ayahnya, tapi sayang wajah polos nan lugu itu tak secantik ucapannya yang meranah ke dunia pe-ranjangan bersama suami.

"Gak tahan, kamu menggoda, saya 'kan jadi ingin terus dengar lenguhanmu." disambut pukulan pada dada hingga Taehyung kecupi wajah cantik itu sampai Jungkook tertawa-tawa.

"Daddy Kim, mesum," ucap Jungkook di sela-sela kekehan geli, hingga Taehyung semakin banyak membubuhi wajah putih itu dengan kecup kupu-kupu.

"Kinky, saya bukan ayahmu, dasar nakal."

"Hahaha." Jungkook tergelak keras, Taehyung menggelitik pinggang sampai nafas tersendat-sendat kala tak kuat menahan gelegar tawa, apalagi kini Taehyung sudah mengukungnya sambil terus membubuhkan gelitikan.

Taehyung terpelanting jatuh saat dengan keras Jungkook menendang perut pria itu karena tak berhenti walau perut Jungkook sudah kram, rahangnya juga mulai pegal karena terus terbuka, tenggorokan mulai kering karena Taehyung benar-benar niat menyiksa pada rasa geli yang Jungkook punya.

"Mampus, tahu rasa 'kan gimana tendangan kelinci." Jungkook berdiri di atas ranjang sambil sedikit meringis dan kacak pinggang. Astaga, lucu sekali, gemush.

"Sakit Jung, benar-benar tak berperike-suami-an." mulai melantur dan bangkit dari terjerembab, menerjang Jungkook agar kembali ada di bawahnya, menciumi lagi wajah itu bahkan kini turun ke perut dengan enam kotak roti.

Jungkook tertawa lagi, Taehyung memang niat menyiksanya sepagi ini, hingga benar-benar tak sanggup berdiri. Taehyung dengan segala tingkah ajaib, tentu Jungkook merasa bahagia, tak lama sebelum pria itu mulai bicara.

"Jatah pagi, ya?"

Tentu diberi lagi tendangan pun Taehyung meringis kesakitan. Mampus, mesum sih.








Tbc

GladnessWhere stories live. Discover now