Part 22

788 81 6
                                    

"Udah ya, Jung? Kamu udah keringatan."

"Enggak Tae, 'kan pak dokter menyarankan."

Jungkook benar bersikeras padahal peluh sudah mengucur deras di seluruh wajah, Taehyung ada di sampingnya sembari memapah kemanapun pemuda kelinci itu ingin melangkah.

Memang kemarin cek kandungan untuk mengetahui semua perkembangan, dokter tampan itu berdecak saat tahu kalau Jungkook kurang bergerak. Justru karena gerakan dibatasi makanya Jungkook semakin lemah dan mudah lelah.

Kini pemuda kelinci itu memaksakan diri sendiri, terus melangkah perlahan dengan kaki gemetar, dipaksakan sampai-sampai sering hampir terjatuh. Taehyung siap siaga menopang tubuh gemuk itu, mereka sudah berjalan-jalan kecil di ruang tengah, pindah ke dapur dan maju lagi ke balkon.

Ini sudah dua putaran, ruang apartemen mereka tidaklah kecil, dari dapur ke ruang tengah agak jauh. Tapi sudah dibilang sebelumnya kalau Jungkook itu terlalu kukuh, masih memaksakan kakinya yang sudah lemas seperti jelly.

Tiba di dapur Taehyung dudukan istrinya untuk beri air minum, Jungkook menerima dengan senyum dan tampak menikmati air yang mengguyur tenggorokan yang kering sehabis lelah jalan-jalan.

"Bisa dilanjut besok, sekarang udahan dulu, kalau dipaksa takut terjadi apa-apa," khawatir Taehyung saat melihat getar samar dari bibir tipis kesukaannya, juga wajah putih itu tampak pucat sekali tanpa rona kemerahan seperti biasa.

"Iya," sahut Jungkook dengan senyum lebih lebar, pun kembali berdiri dan menyuruh Taehyung bawa dia ke depan televisi.

"Ada yang sakit?" Si gigi kelinci menggeleng kecil.

"Pinggangku pegal," jujur Jungkook, dan suaminya langsung sigap memijat bagian yang ditunjuk Jungkook sebagai tempat yang kurang nyaman.

"Papa telepon, katanya baru pulang bertugas, rindu sama kamu, mau ke sini besok," ujar Taehyung memberitahu dan Jungkook malah terkekeh saja dengarnya.

"Papa lebay." Taehyung tergelak keras mendengarkan ucapan si manis, padahal itu papanya sendiri tapi malah dikatai, memang hanya Jungkook seorang yang seperti ini.

"Tae, boleh minta tolong?" Tanya Jungkook dengan wajah yang kembali ronanya.

"Boleh." tangan dengan jari-jari panjang itu tak henti memberi pijatan lembut.

"Tolong pindahkan tas bayi di kamar sebelah ke kamar kita," pinta Jungkook dengan alunan lembut dan menenangkan.

"Kapan?"

"Sekarang juga boleh, kalau nanti takut lupa." maka dari itu Taehyung langsung bergegas, pindahkan satu tas yang isinya sudah tertata rapi sebagai persiapan.

Kembali ke ruang tengah dan memijat lagi Jungkook dengan selingan bincang yang kelewat santai pun menyenangkan, Jungkook juga tampak menikmati sekali setiap sentuhan Taehyung yang kulit tangannya sedikit kasar pada pinggang. Tapi tak masalah, Jungkook sangat menyukai telapak itu untuk mengusap seluruh kulitnya, terlalu candu.

"Besok jangan kerja, ya?"

"Kenapa?"

"Uhm, jangan aja, boleh 'kan aku egois sedikit?" Buat Taehyung terkekeh dan angguk kepala tanda memperbolehkan.

"Nanti saya hubungi Jisung untuk mengganti." Jungkook pun tersenyum dan memejamkan mata kala Taehyung membubuhkan banyak kecupan pada wajahnya.

"Kamu bercahaya," cuit Taehyung, pun Jungkook membuka mata perlahan dan langsung bersitatap dengan mata sewarna lautan.

"Ish, bisa aja." padahal Taehyung jujur mengatakan itu, tapi kalau Jungkook tak percaya ya tak apa, yang penting Taehyung cinta Jungkook, oke melantur.

GladnessWhere stories live. Discover now