Part 9

725 82 2
                                    

Sesuai perjanjian, malam ketiga Jungkook ingin menikmati hari di Busan tanpa terus di dalam penginapan. Dan juga tanpa perlu merasa terkaman dari harimau ganas, ia benar-benar ingin merambah Busan sepuasnya dengan hati senang.

Taehyung masih tak bergeming, terus menyusuri hamparan pasir dingin di pagi hari dengan makhluk manis di dalam pangkuan punggung, terus mendengarkan semua ocehan Jungkook tentang lubangnya yang teramat sakit jika digerakkan. Ya, ya, harimau memang ganas jadi Jungkook tak bisa menyalahkan sepenuhnya.

Jungkook memeluk leher prianya, sembari menelusupkan wajah di ceruk leher pemuda itu, menghantarkan nafas hangat pada pipi yang lebih tua, memejamkan mata menikmati angin pagi yang dingin sebab ada di bibir pantai.

Pagi jam tujuh sudah berkeliaran di luar dengan baju seadanya, entah bagaimana cara menghalau angin dingin yang berembus, pokoknya Taehyung maupun Jungkook ingin melewati semuanya berdua tanpa mempedulikan rasa dingin. Agak bodoh, nanti masuk angin pasti menyalahkan cuaca.

"Tae, lapar," bisik Jungkook pelan, yang lebih tua memperbaiki gendongan saat dirasa Jungkook mulai sedikit melorot ke bawah.

"Astaga, kita baru saja sarapan, sayang," sahut Taehyung sembari berdecak tak percaya pada perut Jungkook yang selalu saja merasa lapar.

"Ish, masih lapar, makan yuk, cinta." Taehyung terkekeh mendengar suara merajuk itu hingga kaki-kakinya membawa mereka ke sebuah tempat.

"Tumben panggil cinta." yang ada dalam gendongan merenggut tak suka, menggigit pelan bahu suaminya hingga Taehyung terjengkit hampir memekik nyaring, untung masih bisa terkontrol. Kalau tidak pasti malu, disangka kerasukan pagi-pagi 'kan tidak elite sekali.

"Kemarin dipanggil Daddy gak mau, dipanggil cinta malah nanya, kamu juga tadi tumben panggil sayang." Taehyung perbaiki lagi posisi Jungkook, tadi sempat oleng sebab Jungkook tiba-tiba menggigit, sedikit kaget jadi Taehyung kurang jaga keseimbangan untung saja tidak terjerembab.

"Satu, jangan panggil kinky, saya bukan ayahmu masa harus bercinta dengan anak, sih? Ngeri." Taehyung turunkan berat badan di punggung, menghadapi dulu wajah lucu Jungkook.

"Dua, kamu memang pantas disematkan dengan kata sayang, boleh kok panggil cinta, tapi jangan keseringan." buat yang lebih muda mengernyitkan dahi, kentara bingung dengan pernyataan terakhir suaminya.

"Kenapa jangan? Padahal aku suka." kepala miring ke kanan dengan kerjap lugu, persis anak kucing, tapi sayang gigi besar itu menyembul jadi tak mirip hewan mengeong.

"Nanti saya merona, saya gak mau tanggung malu sendirian, ayo makan." ajakan terakhir disambut bahagia, tak sadar sedari tadi Taehyung menelusuri kedai, sampai akhirnya menepi pada salah satu tempat makan.

"Ingin makan banyak-banyak, jadi jangan protes!" Ancam Jungkook dengan mata mendelik lucu, niatnya memang ingin menguras dompet Taehyung jadi yang lebih tua hanya angguk saja, merasa tak keberatan pun merasa memang tanggung jawabnya.

"Pelan-pelan, eh nanti sore kita udah berbenah, jadi nanti siang kita jalan-jalan sepuasnya." angguk patuh diberikan Jungkook dengan mulut penuh makanan, Taehyung tak menyentuh sedikitpun, perutnya masih terasa penuh jadi tak mau memaksakan diri.

Pagi hari di Busan memang menyenangkan bisa berjalan-jalan di tepi pantai, apalagi digendong kemana-mana sebab Jungkook tidak bisa leluasa bergerak akibat digempur semalaman, harimau yang liar jika disatupadankan dengan kelinci pasti takkan ada habisnya.

//

Taehyung sewa kendaraan, ingin jalan-jalan sambil dipeluk Jungkook dari belakang hingga ia rela mengocek uang tak sedikit untuk merental sebuah motor.

"Haha, lebih kenceng, Tae." gema Jungkook bergemuruh di tengah hiruk pikuk berkendara, Taehyung menaikkan sedikit gas hingga mereka melesat cepat.

Jungkook mengeratkan pelukan masih dengan tawa terdengar menyenangkan, menyandarkan kepala pada punggung Taehyung yang berbalut jaket denim, menikmati masa-masa terakhir di Busan.

"Senang?" Tanya Taehyung setelah menghentikan kendaraan di sebuah bukit kecil, turun dari motor dan ajak Jungkook turun juga dengan hati-hati.

"Uhm!" Jungkook angguk semangat sekali, menerima uluran tangan yang ingin membantunya turun.

"Sini, saya ingin rangkul kamu sambil merasai angin," ajak Taehyung, duduk di tepi bukit beralas tanah kering, menyuruh Jungkook duduk di atas pangkuan.

Jungkook menurut, hingga suaminya memeluk dari belakang sembari menempelkan dagu pada bahunya yang terbalut jaket kulit hitam. Menikmati pelukan yang melingkar di sepanjang perut dan merasakan semilir angin di atas bukit sembari melihat pemandangan dari atas sini, cukup membuat hati takjub.

"Elus perut mulu, aku jadi ingin buang angin." ucapan Jungkook jelas dibalas gelak tawa, kemudian pria yang lebih tua mencium pipi dan kembali mengelus perut dengan enam kotak roti itu.

"Biasanya juga langsung buang angin, suka aja, nanti ada yang hadir di dalam sini."

"Apa yang hadir?"

"Anakkan harimau, rawr~" gigit leher itu main-main hingga Jungkook tergelak keras.

"Ampun cinta, hahaha." tergelak lagi hingga Taehyung menghentikan aksi karena dapat cubitan tak main-main pada paha, memeluk lagi tubuh sintal itu dengan erat, sesekali bubuhkan ciuman pada pelipis.

"Bercinta di sini sepertinya asik."

"Mesum!"

Lagi-lagi diakhiri dengan tawa dan gelenyar menyenangkan dalam dada, pun Taehyung semakin mengeratkan dekapan dan Jungkook menyamankan tubuh.

Begitu menikmati apa yang terjadi, tanpa banyak tanya, tanpa banyak kata, hanya ada mereka dan calon yang akan hadir, semoga perjuangan Taehyung tidak sia-sia.





Tbc

Gladnessजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें