Part 6

889 88 6
                                    

Tak menyangka kemarin selepas main di dapur dan setelah itu pergi ke rumah ayah dan ibu Jungkook, akhirnya mereka ada di sini, di tempat nyaman dengan senandung gelung ombak yang merdu.

Tampak pemandangan yang sejuk, Jungkook menatap lamat-lamat jendela penginapan, ingin sekali cepat berlari pada hamparan pasir yang terkadang tersapu ombak kecil, tapi Taehyung bilang jangan dulu main sebab masih terlalu capek baru saja sampai.

Bajunya pun sudah berganti, awal tadi pakai baju tertutup yang rapi, kini Jungkook hanya pakai baju khas pantai dengan celana pendek selutut, siap untuk mengarungi deru air asin di depan sana.

Hadiah pernikahan dari papa Yunho adalah jalan-jalan ke tempat menenangkan, bukan tanpa alasan karena pria itu sempat beri petuah pada Taehyung entah apa, yang pasti Taehyung menyanggupi sebelum mereka benar-benar pergi ke sini.

"Tae, ayo,! Udah dua jam istirahat, aku ingin cari kepiting." Taehyung hanya terkekeh saja dengar rengekan tak sabar Jungkook, dirinya pun sudah berganti pakaian, selaras dengan Jungkook katanya biar tak ada yang genit pada Taehyung, jadi harus serba couple.

"Iya, ayo." hingga Jungkook terlonjak senang, segera menarik Taehyung setelah sebelumnya baluri kulit dengan suncream, agar tak tersengat teriknya matahari.

Jungkook semakin tak kentara senangnya, kakinya memijak pasir kecoklatan dengan kaki telanjang, begitu halus dan mendebarkan. Astaga, Jungkook benar-benar senang, setelah ini mau ucap banyak terima kasih pada papa Yunho karena sudah beri hadiah menyenangkan.

"Tae, mau berenang," izin Jungkook lantas diberi anggukan oleh lelaki itu dengan senyum lembut, bahkan ikut bergabung dengan Jungkook main air.

Gelak tawa Jungkook terdengar menyorakki semangat Taehyung untuk kembali menyipratkan air asin itu pada wajahnya, Jungkook membalas tak kalah heboh hingga akhirnya Taehyung terjatuh mengenaskan, pun lelaki manis itu langsung tertawa puas saat dirinya menang perang air.

"Jung, mata saya udah perih," adu Taehyung, coba berdiri dan ajak Jungkook untuk segera menepi, istrinya itu menurut dan terduduk pada pasir yang tak terkena pasang surut.

"Busan seindah ini, gak nyangka sih bakal injak kaki pada pasir yang sudah jadi damba." tiba-tiba Jungkook bercerita tentang tempat ini, tentang keinginan Jungkook yang baru saja terlaksana.

"Bagian mananya yang jadi damba?" Taehyung rapatkan tubuh itu, memeluk pinggang dan yang lebih muda semakin merangsek masuk menyandarkan kepalanya pada dada sang suami.

"Semuanya, tapi gak pernah sangka ke sini bisa bareng sama orang yang dicintai, benar di luar ekspektasi." mata bulat itu terpejam menikmati angin yang berhembus menenangkan menerpa wajah, wangi air asin begitu menyerbak pada penciuman.

"Saya ada di sini untuk kamu, jadi mau mengarungi lautan rumah tangga bersama dengan saya?" Runtut ucap Taehyung bagai sebuah pernyataan cinta, tak pernah habis dada bergemuruh kencang jika harus berhadapan dengan orang itu.

Jungkook mengeratkan pelukan, menelusupkan wajah pada leher si kulit tan, memberi tahu kalau ia siap-siap saja mengarungi semuanya berdua, atau mungkin nanti akan jadi bertiga bahkan berempat, tapi kedua orang tua sepakat ingin sebelas.

Sempat adu argumen juga, katanya dari pihak Daegu ingin sebelas agar bisa menamai cucunya dengan sebutan Wanna One, dari pihak papa Yunho dan mama Jaejoong ingin dua belas agar bisa menyaingi Super Junior, ah sudahlah satu juga belum didapat.

"Ayo kuat sama-sama, sebelum atau sesudah dapat karunia yang hebat," ajak Taehyung tampak yakin, hingga Jungkook tak mampu mengelak, semakin yakin sudah memilih orang yang tepat untuk masa depan.

"Terima kasih aku senang, sangat bahagia udah dipilih kamu untuk dijadikan sandaran," bisik Jungkook dibarengi suara ombak yang begitu nyaring membuat si gigi kelinci terbuai suaranya.

"Kamu emang pantas dipilih," sahut Taehyung berbisik juga, hingga ciuman sore hari jadi penutup mereka jalan-jalan di tepi pantai Busan.

Sebelum setelahnya kembali masuk ke dalam penginapan karena malam mulai menjemput mereka, hingga matahari di ufuk barat tampak menguning dengan semburat jingga tenggelam bagai ke dasar laut.

"Seutuhnya kamu milik saya, Jungkook." jika sudah seperti itu maka Jungkook tak pernah menolak apa yang akan dilakukan oleh Taehyung pada tubuhnya.

Pada tubuh yang baru saja keluar dari kamar mandi setelah lama membersihkan diri untuk mempersiapkan tubuh sebaik mungkin agar suaminya senang. Aroma stroberi menguar manis saat Taehyung mulai memeluk tubuh putih dan mulai mengukung ke tembok kamar mandi.

"Kamu manis, bagai es krim, saya suka, selalu suka." menciumi leher putih itu hingga Jungkook hanya sanggup menahan dengan cara mengacak surai hitam itu hingga tak berbentuk.

"Aku milikmu," bisik Jungkook hingga malam itu decit ranjang jadi akhir segala yang jadi kesenangan, Jungkook selalu sampai terlebih dahulu bahkan ketika Taehyung baru saja melesakkan tanpa perlu menggerakkan.

Begitu menggebu dengan suara debur ombak yang mengalun samar, Taehyung merasa kurang dan selalu kurang walau tubuh sintal itu penuh ruam, pagi menjelang akhirnya berhenti setelah tak dapat respons dari si kesayangan.

Ah, maafkan suamimu yang sudah buat lelah Jungkookie, salahmu terlalu indah hingga Taehyung tak dapat berhenti walau kamu sudah payah mengais nafas. Diberi kecupan pada dahi berpeluh itu saat tahu Jungkook tak sadarkan diri, saat pening melanda kepala karena harus melayani Taehyung hingga pagi buta.

"Saya cinta kamu," bisik Taehyung setelah membersihkan tubuh keduanya dan tertidur di samping Jungkook yang lanjut tidur.







Tbc

Parah sih, haha😂 aku jadi mezum, aaaa tidaaaak~

GladnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang