Part 25

787 74 9
                                    

Jungkook terbangun, matanya langsung terbuka saat terdengar suara samar tangis dari kamar sebelah.

"Iya, iya bunda datang." setengah teriak Jungkook dengan matanya yang separuh terpejam, mulai beranjak dan dengan sempoyongan menghampiri Hyungjun yang menangis.




Duk




"Aduh duh," ringis Jungkook, matanya memang masih menyipit tadi, dan tak sengaja kelingking kaki terantuk pada kaki meja tempat menyimpan susu formula. Bisa terbayang sesakit apa yang dirasakan Jungkook?

Terjingkat-jingkat saat ngilu masih berdenyut, dan setelah beberapa detik akhirnya Jungkook mulai memegang kendali saat Hyungjun mengoceh karena melihat keberadaan ibunya. Anak itu seakan tahu siapa yang ada di hadapannya, tersenyum saat Jungkook menengok pada isi ranjang kecil itu, gusi merah muda Hyungjun tampak lucu.

"Kenapa terbangun?" Tanya Jungkook pelan sembari raih tubuh bayi itu yang gempal, Hyungjun hanya terus tersenyum lebar seakan mengajak bermain.

"Masih malam, tidur lagi ya." Jungkook meraih gendongan selempang, disematkan pada bahu dan sekujur tubuh Hyungjun.

Jungkook mulai menimang bayi itu sembari seduh susu untuk diminum Hyungjun, ketika susu selesai dibuat Jungkook dengan cepat menyodorkan, maka mulut si mungil langsung menyedot dengan kuat. Pipi berisi itu kemerahan dengan mata basah, entah sudah berapa lama menangis tapi Jungkook baru terbangun setelah teriakan bayinya terdengar menggema.

Taehyung malah masih mendengkur, lelah sekali sepertinya karena selalu kurang tidur selama menemani Jungkook di rumah sakit, tapi Jungkook tak marah ia malah menikmati jadi ibu siaga seperti ini, lelah dan mengantuk tapi terasa menyenangkan.

Setelah habis susu, Jungkook kira Hyungjun akan terlelap, ketika diintip ke dalam ternyata bayi itu malah tertawa, sepertinya Hyungjun mengira Jungkook tengah mengajak bermain, dan Jungkook malah ikut tertawa melihat bibir itu merekah, membentuk persegi, persis ayahnya.

Jungkook jadi paham apa yang dimimpikannya sewaktu tak sadar diri di rumah sakit, itu ternyata bukan Taehyung yang berumur lima tahun, tapi itu Hyungjun karena ada tanda lahir di lehernya, sedangkan Taehyung punya tanda lahir di lengan, sama persis seperti itu tandanya cuma beda tempat saja.

Akhirnya Jungkook malah bermain sampai Hyungjun lelah, sayup-sayup mata bulat itu menutup dan Jungkook bisa baringkan tubuh gempal itu pada ranjangnya, kembali ke kamar dan Taehyung masih nyenyak tidur, padahal celotehan Jungkook cukup keras tadi, mungkin Taehyung lelah.

//

"Hawoo ayah."

Taehyung buka mata perlahan, bibirnya otomatis tersenyum saat Jungkook dan Hyungjun menyambut paginya dengan ceria, bayi berusia tiga bulan itu memamerkan gusi merah mudanya pada Taehyung.

"Halo, Jung dan Hyung," sahut Taehyung dengan suara serak dan mulai terduduk, Jungkook mendekatkan wajah kemudian mengecup bibir Taehyung, dan Taehyung mengecup pipi Hyungjun.

"Cepat mandi, Junie bahkan udah wangi," peringat Jungkook kemudian meninggalkan Taehyung yang masih kumpulan nyawa, tak lama guru itu beranjak dan masuk ke kamar mandi yang sudah disiapkan airnya dengan suhu hangat.

Setelah selesai maka Taehyung kenakan kemeja yang sudah tergantung dipegangan lemari, dengan warna biru langit dan celana bahan seperti biasa.

Dipakai baju yang sudah disetrika itu dan tak lupa menyemprotkan parfum sebagai pelengkap, kini ia pakai satu merek dengan Jungkook, senang katanya bisa selalu dekat walau sedang jauh, padahal wangi stroberi, muridnya sempat berpikir kalau guru mereka selingkuh dengan wanita dada besar.

"Pagi bunda, pagi Hyung," ujar Taehyung menyusul ke meja makan, duduk dan melihat Jungkook memasak dengan Hyungjun dalam gendongannya tergelung bagai kepompong.

"Pagi juga ayah," sahut Jungkook tanpa memalingkan wajah.

"Sini, Hyung sama ayah dulu." Taehyung ambil Hyungjun dari Jungkook yang masih sibuk mengaduk sup rumput laut.

"Lho? Langsung tertawa, hahaha." ayah satu anak itu gembira saat si anak tertawa melihat wajahnya, mungkin karena mirip dia, jadi bayi itu merasa dirinya bagai berkaca.

"Terima kasih atas hidangannya," ujar Taehyung setelah Jungkook menghidangkan mangkuk berisi sup dan satu lagi berisi nasi hangat.

Hyungjun diletakan pada stroller dulu karena Jungkook pun butuh sarapan juga, apalagi semalam dirinya terbangun untuk menemani bayinya yang ingin bermain. Taehyung senyum sendu, merasa teduh dengan apa yang diberi Tuhan untuknya, doanya dikabulkan, dua orang tersayangnya sekarang ada di sini, menemani.

"Nanti Bambam mau ke sini, boleh titip beli camilan?" Tanya Jungkook dengan mata penuh pengharapan, tapi sekali lagi Taehyung tak dapat menolak apapun permintaan si manis.

"Tentu, jam berapa?"

"Sepulang kuliah, jam dua, kamu pulang jam satu 'kan hari ini?" Tanya Jungkook memastikan, dan suaminya mengangguk.

"Ya udah, ayah berangkat dulu, baik-baik di rumah," pamit Taehyung setelah usai sarapan dan diantar Jungkook dan Hyungjun ke ambang pintu, diberi kecupan juga masing-masing di pipi dari guru muda itu.

Menyenangkan setelah semua terasa lengkap, Jungkook ada, Hyungjun ada, dan Taehyung bahagia.

















Tbc

Tapi kalo misalnya ku endingkan cepat-cepat enak gak ya? Kan Jungkook dan Taehyung udah bahagia hehe.

“Pantang ending sebelum Taehyung pusing!”

Haha iya, borahae 💜

GladnessWhere stories live. Discover now