Part 23

657 72 12
                                    

Hwang Minhyun dibebastugaskan untuk sementara, bukan keinginan rumah sakit tapi dia meliburkan diri sebab kesalahan yang sudah dibuat. Rumah sakit padahal tak menyalahkan dokter itu, tapi tetap Minhyun ingin mencutikan diri.

Alat USG sedikit bermasalah ketika Jungkook diperiksa karena tubuhnya lemah, maka tak pernah tahu penyebab lemah tubuh itu adalah karena bayi dalam kandungan Jungkook lehernya tercekik tali pusar.

Jadi Minhyun menyimpulkan kalau itu bawaan bayi saja, juga dokter itu agak terkejut saat seminggu kemudian Taehyung membawa Jungkook yang pingsan dengan tubuh panas. Minhyun memeriksa lagi pakai USG dan tetap tak ada masalah apapun, hasil USG memberitahu kalau bayi mereka sehat-sehat saja, jadi Minhyun mendiagnosis kalau pingsannya Jungkook itu karena demam.

Kini Taehyung masih di samping Jungkook dengan menggenggam erat tangan itu, pemuda kelinci sudah tujuh hari tak mau lihat dunia, tak ingin melihat anak mereka dan Taehyung terpukul menatapnya.

Hyungjun bahkan sudah dapat tersenyum, bayi kecil itu sering jadi rebutan para orang tua yang bahagia melihat cucunya. Tapi Taehyung kurang menghiraukan, dirinya runtuh saat Jungkook dinyatakan koma pasca operasi, daya tahan menurun dengan jantung lemah, bagaimana Taehyung tak sedih?

Pipi gembil kesukaannya sedikit tirus, mata bulat yang sanggup buat Taehyung tertegun kini mengatup rapat, bibir tipis dengan merah merekah jadi kering dan pecah-pecah, tampak sekali kalau Jungkook lelah menghadapi apa yang terjadi.

Tangan dengan jari lentik dan putih terkulai tak berdaya, bahu tempatnya mengadu dengan balutan baju rumah sakit terlihat kaku, kaki dengan jari imut itu kini terbaring tak pernah menjahili dirinya lagi dengan berbagai cubitan.

Taehyung benar-benar tak ingin beranjak sejak hari pertama, dirinya sudah berjanji untuk tidak pergi seperti permintaan si manis sebelum operasi. Tak pernah tahu takdir berkata seperti ini, kalau bisa meminta Taehyung ingin dirinya saja yang terlentang tak berdaya dibanding harus lihat mata kesukaannya tertutup tanpa tahu akan terbuka kapan.

"Tae, makan dulu," ucap mama Jaejoong, sembari mengusap bahu menantunya pelan.

Taehyung menggeleng, "Saya mau tunggu, Jungkookie."

"Kalau kamu ikut sakit, mana bisa menunggui anak saya!" Abdi negara sudah berujar, maka mau tidak mau Taehyung menuruti saat mama mertua mengajaknya pergi keluar ruang rawat Jungkook.

Yang menjaga jadi papa Yunho, karena dirinya sudah makan tadi, jadi bisa untuk menunggui anaknya yang masih asik bermimpi.

"Koo? Apa kamu betah di sana? Hyungjun lucu, walau kebanyakan mirip Taehyung, tapi yakinlah dia masih terlihat menggemaskan. Suamimu kacau, Koo tak mau menenangkan dia seperti biasa?"

Ucapan papa Yunho hanya dijawab suara dari alat pendeteksi detak jantung saja, pun papa Yunho duduk tegap dengan sesekali mengusap dahi anaknya yang tampak tenang dan sunyi.

//

"Pa, saya sudah makan," ujar Taehyung memberitahu sembari tutup pintu dan mendekat ke arah ranjang si kekasih hati, setelah sebelumnya papa Yunho memberi tempat.

"Teruslah berdoa, papa keluar dulu," pamit papa Yunho sembari menepuk kuat bahu ayah anak satu itu dua kali.

"Sayang, di sana indah? Gak mau lihat saya dan peluk Hyungjun? Kami rindu kamu." Taehyung kembali genggam tangan putih itu dengan sesekali menciuminya. Menggesek hidungnya pada pipi Jungkook seperti kebiasaannya jika gemas.

"Orang tua saya baru datang tadi pagi, langsung tanya cucunya, saya bahkan tak kena sapa, dan mereka tanya kamu, gak mau sambut seperti biasa? Padahal bawa banyak apel hasil panen kesukaanmu."

Selalu seperti ini semenjak Jungkook dinyatakan belum bisa buka mata untuk sementara waktu, menceritakan tentang apa yang terjadi, mungkin saja Jungkook akan dengar, harap Taehyung selalu menyertai Jungkook.

"Hyungjun terlalu mirip saya, haha kamu pasti sebut bayi kita sebagai duplikat ayahnya, tapi menggemaskan seperti kamu." Taehyung menceritakan anak mereka dengan mata berbinar, semoga Jungkook benar mendengarkan semua ocehan Taehyung yang kadang melantur. Taehyung hanya terlalu rapuh dan lemah untuk menerima keadaan, jadi ia ingin menguatkan diri dengan cara berbicara sendiri pada Jungkook yang asik menelaah indahnya mimpi.

"Kalau kamu buka mata, saya akan kabulkan permintaan kamu apapun itu, ayo buka mata," ajak Taehyung yang kentara sekali lelah dengan keadaan.

Kesehariannya hanya menunggui orang tersayang, bahkan menggendong Hyungjun saja hanya ia lakukan sekali sewaktu bayi itu beres dimandikan dengan balutan kain biru, setelah itu Taehyung tak pernah sentuh lagi karena mama Jaejoong yang memegang peranan, kadang gantian dengan papa.

Jimin dan Yoongi juga datang membesuk, Yoongi menimang bayi Kim dengan wajah terpana, dan dirinya ingin sekali punya satu. Suaminya mengiyakan saja, memang sedang proses bahkan sudah enam bulan lamanya tapi mungkin belum diberikan kepercayaan dari Tuhan. Mereka sudah menikah tepat ketika Taehyung dan Jungkook menginjak usia pernikahan yang keempat bulan.

Ikut prihatin atas keadaan Jungkook yang biasa ceria dengan gigi kelincinya malah harus terbaring di ranjang rumah sakit dengan Taehyung yang tak sedikitpun meninggalkan. Bambam orang yang paling sedih, datang-datang bukan menyambut bayi, pria blasteran Bangkok-Seoul itu langsung menangis meratapi sahabatnya.

Mingyu dan pacarnya datang juga, beri bingkisan buah, Junho yang biasa pecicilan tampak diam saja semenjak datang sampai pemuda itu pamit pulang. Panggilan ‘madu’ tiba-tiba tak bisa terucap dan Taehyung seakan paham akan satu teman istrinya itu, ikut bersedih dengan hati Taehyung.

Semua mempedulikan Jungkook, tapi nyatanya pemuda itu belum mau melihat keadaan, hingga Taehyung kalut dan meninggalkan pekerjaan.

Tbc

GladnessWhere stories live. Discover now