Part 21[!]

855 76 10
                                    

Warn!











Lagi-lagi Taehyung berkutat dengan kertas menumpuk, tapi kali ini agak sedikit santai sembari membubuhkan banyak centang pada jawaban yang tepat, setelah terperiksa maka Taehyung tak segan beri nilai sesuai jawaban yang benar.

Jungkook terlentang di atas ranjang, mengamati langit-langit kamar mereka yang berwarna coklat, ingin bergerak leluasa pun agak susah karena perutnya. Padahal punggung sudah panas dan pegal minta untuk ganti posisi, dengan susah payah maka Jungkook berhasil tidur menyamping sambil menatap punggung suaminya.

Meja di dekat ranjang sudah banyak tersusun kertas yang tengah dikoreksi, tidak bisa dikatakan sedikit, mungkin ada sekitar delapan puluh kertas yang harus kena bubuhan nilai.

Tadi memang ada ulangan harian, Taehyung yang tak mau menunda segala bentuk pekerjaan akhirnya menyelesaikan malam ini juga. Sudah mandi yang kedua tadi petang, juga tak lupa memandikan kelinci kesayangannya.

Pekerjaan rumah pun sudah beres dilakukan sepulang mengajar jadi pada pukul empat sore tadi dirinya sudah bisa leha-leha. Sekarang sudah pukul delapan malam, makan juga sudah dilaksanakan beberapa menit lalu hingga Jungkook kenyang.

Taehyung masih meneliti setiap jawaban para muridnya dengan seksama dan penuh perhitungan, tiba di lembar ke tujuh puluh maka Taehyung mengalihkan perhatian saat merasakan sebuah tatapan.

Dilirik Jungkook yang memandangi dengan mata bulatnya, Taehyung beri senyum sebentar dan kembali berkutat pada pekerjaan hingga Jungkook mengerucutkan bibir kala Taehyung tak paham kodenya.

Bukan tak paham, tanggung sepuluh lembar lagi Taehyung akan segera merampungkan tugas, jadi setelah ini bisa peluk Jungkook puas-puas.

"Tae~" panggil pemuda itu, dengan nada merajuk.

"Iya, sayang," sahut Taehyung masih tak mau mengalihkan atensi dari lembar ulangan, dan Jungkook semakin memberenggut.

Tiba-tiba kesal pada semua kertas itu yang sanggup gantikan posisi Jungkook yang biasanya dipandangi tanpa henti. Bisa dibilang Jungkook cemburu pada semua kertas yang Taehyung kerjakan, dasar.

"Taehyungie~" sekali lagi Jungkook memanggil, pun tak mendapatkan apa yang diinginkan.

"Ya Jungkookie." hanya itu sebagai sahutan, Jungkook mulai mendudukkan dirinya di pinggiran ranjang, kedua tangan memegangi perut besar.

Kaki putihnya mulai melayang pada udara untuk sentuh punggung yang tampak kuat itu, mengusap dari atas hingga ke pinggang si pria Daegu, pun suaminya itu tampak tak terganggu.

Jungkook akhirnya semakin gemas dan mencubit pinggang itu masih pakai jari kaki, hingga Taehyung terperanjat sebelum meringis dan menutup bolpoin warna merahnya.

"Sakit Jung," rintih Taehyung kemudian membalikkan tubuh hingga bisa lihat Jungkook yang duduk dengan satu kaki melayang ke arahnya.

"Habisnya dipanggil menyahutnya begitu," adu Jungkook hingga Taehyung terkekeh dan lepas kacamata untuk disimpan pada wadah.

"Maaf, saya mau rampungkan dulu tugas, kamu mau apa, hm?" Masih tak beralih dari duduk lesehannya di lantai kamar dan Jungkook yang masih mengacungkan kaki yang kini terkulai pada paha suaminya.

Tak menjawab Jungkook hanya kembali angkat kaki untuk diarahkan pada perut bagian bawah Taehyung, si guru muda tak bergeming hanya ingin tahu apa yang tengah dilakukan Jungkook sampai saat dirinya menggeram.

Jungkook menekan kepunyaan Taehyung menggunakan jempolnya, terus berkali-kali hingga suaminya melenguh dan pegang pergelangan kaki putih itu untuk berhenti, bukan apa-apa dirinya mulai ereksi dan hanya disebabkan oleh jari kaki, tak adil.

"Nakal," desis Taehyung dan si pemuda kelinci malah terkekeh dengan kerling mata yang menggoda.

"Ingin kamu." sebenarnya Taehyung mau saja menggempur istrinya, hanya saja setelah lihat bagaimana rapuhnya Jungkook satu bulan ini membuatnya berpikir dua kali.

Bergerak saja Jungkook kadang tak bisa, sekarang dia bilang ingin Taehyung, dan lelaki mata tajam itu mulai banyak berpikir. Hingga pria calon ayah tersebut mulai paham apa yang akan ia lakukan, Taehyung mulai mendekatkan diri.

Segera bersimpuh di hadapan Jungkook dan memagut bibir itu lembut, menekan tengkuk hingga Jungkook melenguh dalam ciuman mereka.

Taehyung pindah tempat mencium, dirinya beralih ke leher putih si gigi kelinci dan pria mengandung itu bergerak tak karuan, sembari tangan meremat bagian belakang kepala Taehyung. Lenguhannya memang candu dan Taehyung mulai terbakar nafsu setelah mendengarnya.

Mulai menapakkan tangan pada paha yang berbalut celana piyama panjang dan besar, mengelus dengan sensual pun tangan yang lain membuka satu persatu kancing baju anak itu.

Meraup puncak dada yang sedikit berisi, hingga Taehyung bisa lepaskan celana pria itu sebatas lutut.

"Ngh, Taehyung." begitu memabukkan, dan Taehyung mulai baringkan tubuh itu perlahan dan ia mengukung sembari tahan tubuhnya sendiri menggunakan siku.

Kaki bengkak Jungkook disimpan pada kedua pinggangnya, tahu betul bahwa Jungkook tak sanggup angkat kaki seperti kesukaannya jika bercinta sembari terlentang.

"Ah!" pekik Jungkook saat Taehyung mulai menaik-turunkan tangannya pada kejantanan yang mengacung tegak.

Jungkook meremat seprai kuat-kuat, jari kakinya menukik tanda tak tahan, mulut terbuka dengan deru nafas panas. Taehyung memang sengaja melihat rupa wajah itu ketika kenikmatan atas sentuhan yang ia bubuhkan, kacau tapi tetap cantik.

Gemetar tubuh Jungkook semakin buat panas tubuh Taehyung yang menahan segala pergerakan, inginnya berlaku kasar seperti yang disukainya, tapi tidak untuk kali ini, saat perut itu menghalangi jarak tubuh.

Jungkook keluar begitu saja saat Taehyung mengocoknya cepat, kemudian pria itu ambil tisu dan bersihkan cairan putih Jungkook hingga benar-benar tak tersisa. Kemudian kembali kenakan lagi celana yang ia turunkan sebatas lutut, kancing baju pun sudah dikaitkan lagi.

Jungkook nampak tersengal-sengal, sudah dibilang Jungkook mudah sekali lelah, dan akhirnya pria itu tertidur saat tubuhnya tak sanggup lagi menahan kantuk. Taehyung selimuti hingga dada dan mengecup dahi itu, setelahnya membereskan meja dan kertas yang sudah ia kerjakan.

Berjalan ke arah kamar mandi dan mulai menggeram rusuh saat harus memuaskan diri sendiri, Jungkook tak peduli karena sudah masuk alam mimpi, Taehyung masih berusaha untuk mencapai pelepasan dengan tangan licin penuh busa mandi milik Jungkook yang wangi stroberi.

"Mhh, Jungkookie." selalu itu yang ia lantunkan ketika cairan putih menyembur tak sebanyak biasa karena tak masuk sarang hangat.

Setelah membenahi hasil bermainnya, Taehyung kembali ke kamar dan tidur di samping Jungkook yang sudah mendengkur halus, mencium bibirnya sekilas sebelum ikut terlelap di sisinya dengan tangan mendekap tubuh itu.

Selalu seperti ini sejak tubuh Jungkook mulai mengalami batasan dalam bergerak, Taehyung tak dapat melakukan persenggamaan sampai puas seperti biasa, dan selalu melakukannya sendiri saat Jungkook tiba-tiba tertidur karena lelah.

Hal biasa yang sudah terjadi satu bulan ini, hingga Taehyung merasa tak keberatan atas apa yang terjadi, toh yang di dalam perut Jungkook juga hasil cetaknya sampai gol.








Tbc

Biar gak mainstream, aku up malam Senin😂

GladnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang