40. Still you "ex-part"

Start from the beginning
                                    

"Lo...ngapain?"

"Gue numpang ya?"

Lira mendelik sinis. Sikap Aldo gak ada berubah-berubahnya dari SMA dulu.

Lira melirik orang di sampingnya, memastikan sesuatu. Tepatnya sih bertanya.

"Oh hai!" sapa Aldo. "Gue numpang boleh kan? Mobil gue mogok."

"Ooh...oke, masuk aja." ujarnya.

"Makasih ya," ujar Lira.

"Gak masalah kok."

Setelah Aldo masuk, cowok jadi heran memperhatikan Lira dan orang ini. Keduanya nampak dekat.

"Lo berdua...??"

"Teman Lira." jawab orang itu, melirik kaca kecil didalam mobil.

"Ooh...gue Aldo, temen Lira SMA dulu."

Orang itu tersenyum tipis.

"Kayaknya...kita pernah ketemu deh." Sesaat Aldo berpikir. "Lo cowok yang kemarin hari ke fisip gue kan?"

.
.
.
.

"Lira, ikut mama ya? Ada acara pembukaan butik baru tante kamu." ujar Mama saat Lira baru duduk di sofa ruang tengah.

"Loh Ma, aku mau pergi. Mendadak banget Mama ngomongnya."

Karena sore ini dia ada janji dengan seseorang.

Mama menatap Lira, lalu menghela napas.

"Jangan terlalu deket sama dia," Mama menghampiri. "Bukan Mama larang kamu, tapi..."

"Ma..."Lira menyela. "Kita cuma temen. Gak lebih." lanjutnya.

Lira tahu, Mama maupun Papa nggak setuju. Bukan karena apa, tapi karena kedua orangtuanya belum kenal, belum pernah berbincang dengan orang yang kini dekat dengannya.

Lira sendiri tahu, mereka hanya teman kampus. Tidak lebih, pun ada satu nama yang selama ini masih menetap dihatinya.

Mama menghela napas, beliau tersenyum.

"Kali ini ikut ya, acaranya penting. Tante juga katanya mau ketemu kamu." pinta Mama.

Lira bingung, namun kemudian mengangguk juga.

Lira tersenyum tipis. "Yaudah, Lira siap-siap dulu."

.
.
.

"Udah sih chat aja. Kelamaan lo nungguin dia mulu." ujar Dirla sembari melirik Lira yang sedari tadi fokus  ke ponsel.

Lira mendengus, padahal dia menatap layar ponsel bukan mikirin hal itu. Tapi dia membatalkan janjinya dengan seseorang.

Dirla asik memakan desert yang disediakan di acara pembukaan butik baru tantenya ini, karena kebetulan Mama Dirla sahabat dekat dengan tantenya.

"Gue...udah lama hapus nomornya." gumam Lira.

Karena....ya karena rasanya terlalu sesak tiap kali melihat room chatnya dengan Andra dulu. Ada rasa kangen yang menumpuk hingga Lira tak bisa menahannya, dia selalu menangis ujung-ujungnya. Untuk itu dia berusaha melupakan semua yang bersangkutan dengan Andra.

Nggak ada niat untuk melupakan orangnya, Lira tahu bahwa sekeras apapun dia berusaha melupakan Andra, bayangan cowok itu semakin menghantui pikirannya.

Jadi...mungkin hal yang bersangkutan dengan cowok itu lebih baik dia...hilangkan dulu, untuk sementara, mungkin?

"Napa deh lo gak terima aja si siapa itu,...yang lagi deket sama lo. Dia ganteng, gak kalah sama Andra."

My Boy FriendWhere stories live. Discover now