48. Pertengkaran

151 15 1
                                    

Kamu belum pantas dapat seutuhnya kepercayaan dariku, Sayang.

-Zilva 🐽

♫~♥~♫

"Vania, kamu ada masalah sama Gabriel? Dari wisuda sampai seminggu ini kamu pasang raut muram terus," tegur Laila yang tak nyaman dengan sikap anaknya.

"Iya, Vania, kamu kenapa sih sama Gabriel?" Christ juga penasaran dengan adiknya yang tiba-tiba aneh.

Zilva mengembuskan napas pelan. Ia menoleh ke arah Laila dan Christ yang menatapnya penasaran. Ia ragu menceritakan semuanya atau tidak. Ia takut keluarganya akan melakukan sesatu yang tidak diinginkannya. Karena itu ia berusaha untuk menyelesaikannya sendiri.

"Berat masalahnya."

"Karena berat, kamu bisa bagi ke kita biar gak kamu tanggung sendiri." Christ mengelus rambut adiknya sayang.

Zilva frustrasi. "Ya udah iya aku cerita. Tapi janji jangan ngelakuin apapun ke Gabriel, oke?"

Keduanya mengangguk paham. Sebelum cerita, Zilva menenangkan hatinya dulu.

"Jadi, si Gabriel itu selingkuh di belakang aku, Ma, Kak Christ."

"SELINGKUH?!" teriak keduanya.

"Iya, tapi dengerin dulu sampai selesai." Zilva mengambil gelas di dekatnya dan menenggak air didalamnya. "Aku denger sendiri Gabriel debat sama cewek yang namanya Maribella. Nah si cewek ini ngotot gak mau putus hubungan sama Gabriel. Si b*jingan kampret ini bilang sendiri, kalau Maribella itu cuma buat pelampiasan ketika aku sibuk dan akan putus sebelum wisuda. Kan kesel aku lihatnya, Ma, Kak Christ."

"Gabriel kampret ... padahal adikku setia ..., " gumam Christ lalu ia berteriak, "DASAR B*JINGAN!"

Zilva tersentak mendengar respons Christ. "Kak Christ santai dong. Masalah ini biar aku selesaiin sama Gabriel dengan kepala dingin. Jadi Mama sama Kak Christ jangan ikut-ikut dan kalau Gabriel ke sini perlakuin kek biasanya. Oke?"

"GAK OKE! APA-APAAN SI KAMPRET ITU SEENAKNYA SAMA KAMU!" Christ benar-benar tak bisa menahan amarahnya.

"Vania, dia itu cuma pacar berani-beraninya dia selingkuh di belakangmu. Mama gak akan restui hubungan kalian kalau sampai ke jenjang pernikahan. Baru pacaran aja udah belagu, apalagi udah jadi suami."

Zilva sudah menduga respons mereka akan seperti ini. Ia menggaruk kepalanya frustrasi. Saat tahu Gabriel selingkuh, pada awalnya ia merasa sedih. Namun setelah dipirkan berulang kali, ia menjadi sangat marah dengan laki-laki itu.

Bagaimana tidak? Ia yang bertahan menahan rindu selama bertahun-tahun berakhir menyedihkan; dikhianati dengan alasan kesepian.

Ketukan di pintu membuat Zilva tersadar dari lamunannya. Sesorang masuk namun tidak dengan memakai seragam yang ia banggakan. Laila dan Christ memilih untuk pergi meninggalkan mereka berdua daripada gagal menahan amarah.

"Zilva, aku kangen."

"Ngapain ke sini?" tanya Zilva acuh.

"Aku mau nyelesaiin masalahmu."

"Sejak kapan masalahku jadi masalahmu sehingga kamu mau ikut campur?"

Gabriel terdiam sejenak. "Karena sepertinya masalahmu itu ada kaitannya sama aku."

Zilva menoleh dengan cepat dan terbahak keras. "Ho ... kamu cukup peka, ya. aku suka itu."

"Jadi .., " ucap Gabriel seraya mendudukkan dirinya di kursi dekat Zilva, "apa masalahnya?"

Boyfriend In My DreamWhere stories live. Discover now