Chapter 17

34.2K 3.5K 23
                                    

"Lo beneran udah enakan Ren?" Sakti berujar penuh antusias. Pemuda itu bahkan sampai mendaratkan punggung tangannya dikening Renata membuat Renata jengah sekali.

"Beneran, kenapa si dari tadi ga percaya banget." Renata melotot menatap Sakti. "Udah sepulul kali lo nanya begitu. Tenang aja gue gak bakalan pingsan tiba-tiba."

"Bukan apa-apa, gue cuma memastikan aja. Kita kan mau kondangan ke pernikahan mantan Lo. Kalo Lo tiba-tiba pingsan kan ga lucu."

Seano terbahak mendengarnya, "Nanti jadi viral. Judulnya pingsan dinikahan mantan dikarenakan belum bisa move on."

Renata melayangkan pukulannya dibahu Seano, cowok itu sejak tadi tiada henti menggodanya. Renata juga mengutuk Keisha yang malah membeberkan Randu adalam mantannya. Sampah sekali.

"Randu masa lalu, masa depannya sekarang tuh si pak Bos. Ya gak Ren." Berlin melirik Renata dengan kedipan jahilnya.

Renata bergidik ngeri, dia memutuskan untuk langsung masuk ke dalam mobil yang akan mereka gunakan untuk berangkat ke pernikahannya Randu.

Karena hampir semua karyawan diundang. Mereka memutuskan untuk berangkat bersama, lumayan juga irit bensin dan tenaga. Terlebih lagi Renata memang sedang mengirit untuk bulan ini. Bapaknya belum juga sembuh, ia ingin sekali meminta cuti untuk ke Bandung. Namun dia tidak enak. Dia sudah sering mengambil cuti sampai membuat rekannya keteteran.

"Kadonya udah di masukin semua?" Karina berseru saat mereka mulai memasuki mobil bergantian. Seano mengacungkan jempolnya diudara. Sementara Berlin dan Keisha sudah dudu diam dipaling belakang.

Renata memilih duduk di kursi tengah bersama dengan Sakti yang sekarang masih sibuk dengan ponsel dan gamenya.

"Kita jalan nih ya." Karina menoleh kebelakang. Perempuan itu duduk didepan bersebelahan dengan Seano di kursi kemudi.

"Go go go gue Laper." Renata berseru heboh.

"Kelihatan banget noraknya. Kekondangan cuma buat numpang makan." Berlin menoyor kepala Renata pelan, perempuan itu cuma bisa nyengir saja. Dia tahu itu bercanda.

"Namanya juga anak kos mba. Maklum aja." Sakti membela. Membuat Renata mengacungkan kedua jempol tangannya didepan wajah cowok itu sampe membuat cowok itu kesal karena tangan Renata menghalangi cowok itu bermain game.

"Btw, gue masih takut kalo ketemu Bos nih. Canggung banget deh. Dia beneran udah maafin gue kan ya?" Seano berujar lirih, Renata terdiam sejenak. Pikirannya kembali pada waktu itu saat Arjuna benar-benar menuruti perkataannya.

Saat bosnya itu menangis dengan nada yang paling khawatir di pelukannya.

Biasanya Arjuna akan melakukan semua hal yang diinginkan oleh cowok itu dengan sesuka hati. Renata juga sedikit bingung. Terlebih lagi saat Arjuna mengutarakan perasaannya saat dia tertidur di sofa.

Kembali mengaitkan semuanya dengan perlakuan Arjuna kepadanya yang mungkin sedikit berbeda dari karyawan lain.

"Kayanya si udah. Tenang aja selama ada Renata pak bos gak akan macem-macem sama Lo." Berlin tersenyum penuh arti, Seano yang menatapnya dari kaca kecil yang menggantung pun ikutan tersenyum.

Berlin mencolek pipi Renata dari belakang dengan gemas, "Apaan si mba. Kenapa coba jadi gue." Katanya yang memang benar bingung.

"Gausah ditutupin kali. Kalian cocok kok. Siapa tahu kalian udh mulai nyaman kan." Renata menoleh menatap Keisha, perempuan itu merotasikan bola matanya jengah.

"Gak ada nyaman-nyaman. Lagian kan Lo juga yang bilang kemarin kalo bos punya cewek. Mungkin aja sisi lain pak bos tuh emng gitu. Suka tebar pesona ke karyawan, bikin karyawan baper. Sorry aja si gue mah tahan sama yang begituan."

KEKI [END✓ JOHHNY SUH]Where stories live. Discover now