Chapter 9

45.3K 4.6K 57
                                    

"Gimana pak?"

Arjuna menghela napasnya berat, ia merasa bersalah kepada Renata karena ucapannya semalam. Terlebih lagi saat melihat keadaan Renata seperti tidak terurus sama sekali, wajah perempuan itu terlihat sangat lelah, ia yakin Renata pasti memikirkan nasibnya hari ini.

"Saya—" belum sempat Arjuna melanjutkan ucapannya Renata keburu ambruk lebih dulu. Tubuh perempuan itu terjatuh lemas tak berdaya membuat Arjuna panik dan langsung mengangkat tubuhnya. Meletakan perempuan itu diatas kasur didalam kamarnya

Arjuna mengambil minyak kayu putih dan membalurkannya didekat hidung leher dan perut.

"Bangun Ren, saya minta maaf udah bikin kamu sakit hati semalam. Saya gak mau lihat kamu sakit." Arjuna kembali mengusap dahi Renata dengan minyak kayu putih.

"Daddy."

Arjuna menoleh, menatap Andreas yang sudah berdiri didepan pintu bersama Rudi.

"Kak Rena kenapa?" Andreas mengelus lengan Renata lembut. Bocah itu semakin merasa bersalah karena semalam sudah menyalahkan Renata atas apa yang terjadi padanya.

Andres naik keatas kasur duduk ditepi sambil memijat lengan Renata pelan.

"Kak Rena kecapean aja kok, nanti juga dia bangun."

Arjuna mengusap puncak kepala Andreas dengan senyum yang merekah.

Menyembunyikan kekhawatirannya terhadap perempuan itu didepan anaknya.

"Daddy jangan bikin kak Rena kerja terus dong. Aku sering banget lihat Kak Rena didepan laptop tengah malam."

Mendengar ucpaan Andreas, Arjuna jadi teringat akan laptop dan laporan yang Renata ucapkan semalam.

"Itu kan emang udah tugas dan kewajibannya kak Rena. Nanti kalau El dewasa terus kerja juga harus bisa ngikutin apa yang diperintahkan."

Andreas cemberut, lantas dia merebahkan tubuhnya disamping Renata memeluk pinggang perempuan itu dengan erat.

"Aku gamau kak Rena sakit, aku sayang sama kak Rena. Aku mau temenin kak Rena disini ya Dad?"

Arjuna tersenyum, setidaknya dia tak perlu susah mempertemukan anaknya dengan perempuan yang dia sukai. Karena Andreas dengan sendirinya sudah menyukai Renata.

"El, mau gak kalau kak Rena jadi mamanya El?" Rudi berbisik namun suaranya masih bisa terdengar oleh Arjuna. Membuat cowok itu melempar tatapan tajam dan mematikan.

"Mau, Dad El mau kak Rena buat jadi Mommynya El yang baru. Mommy Rindu sibuk mommy gak sayang sama El, mommy lebih sayang sama Tiara."

Tiara yang Andreas maksud adalah anaknya Rindu bersmaa suaminya. Arjuna menggelengkan kepalanya, "Mommy sayang kok sama El, buktinya kemarin mommy khawatir nyariin El."

"Terus sekarang mommy kemana? Pergi kan? El ga diajak. Mommy emng gak sayang sama El."

"El, gak boleh gitu. Daddy gak pernah ngajarin El buat kaya gitu ke mommy, biar bagaimanapun Mommy itu ibu kamu. Kamu harus hormat dan sayang sama dia."

Andreas mencebikan bibirnya, bocah itu lantas tak menatap Arjuna kembali. Dia memeluk Renata semakin erat dan memejamkan kedua matanya.

Arjuna melirik Rudi yang cengengesan tanpa dosa. Rudi terkekeh lantas kembali acuh dan pergi keluar kamar meninggalkan Arjuna bersama dua permata kesayangannya.

****

Renata membuka matanya perlahan, kepalanya terasa pusing, perutnya terasa perih karena belum terisi sejak semalam. Matanya melotot saat ia merasakan tangan melingkar di pinggangnya.

KEKI [END✓ JOHHNY SUH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang