Youngwoo terhenti — namun belum melepas lengan Yeri, lalu ia menatap bingung dua orang yang baru datang ini. Seorang pria berseragam polisi beserta gadis kecil yang ikut bersamanya.

    Bertolak belakang dengan Yeri yang mengangkat ujung bibir. Kedatangan polisi ini digunakan Yeri untuk melepaskan diri."Ahh, gyeongchal-nim, syukurlah kau datang di waktu yang tepat. Tolong aku, orang ini mau melukaiku," tuduh Yeri.

    Mata polisi ini melirik singkat Youngwoo.

    "Ini, lihatlah. Dia mencengkeram lenganku." Yeri mengangkat lengannya yang masih dicengkeram Youngwoo untuk membumbui ucapan sebelumnya.

   "Apa kau bisa melepasnya?" suruh polisi itu pada Youngwoo.

    Akhinrnya, Youngwoo melepas lengan Yeri, membuat Yeri menaikkan senyum dari bibirnya.

    Yeri mendengus singkat. Akhirnya. Kemudian Yeri mengamati pergelangan lengan tersebut. Masih membekas merah.

    "Kenapa Anda ke sini?" tanya Youngwoo.

    "Sebelum itu, apa aku boleh tahu? Siapa perempuan yang bersamamu ini?"

    Polisi ini mencurigai yang dilakukan Youngwoo. Apalagi setelah ia melihat dengan kedua indra penglihatannya langsung, bahwa tadi Youngwoo mencengkeram lengan Yeri.

    "Dia itu hanya temanku yang tidak ingin kuterima sebagai tamu, tapi dia memaksa masuk," jelas Youngwoo langsung bicara.

    "Hanya temanmu, ya?"

    "Ne."

    Polisi ini memerhatikan gelagat Yeri yang terus menerus mengusap lengannya.

    "Jadi, kenapa Anda sore-sore ini mendatangi rumahku?"

    "Aku kesini karena anakku ini mengatakan ada perempuan yang akan mencuri. Benarkan Min-Ah?" tanya polisi ini pada gadis kecil di sampingnya.

    Min-Ah mengangguk. "Benar Appa. Eonni yang mencuri itu masih ada disini."

    Pernyataan Min-Ah barusan mengejutkan dua orang ini. Perempuan yang ingin mencuri itu ada di sini? Berarti hanya ada Yeri.

    "Maksudmu Min-Ah?" tanya ayahnya. "Tapi, disini hanya ada teman kakak ini."

    "Ani" Min-Ah membantah, lalu menudingkan jemari telunjuk mungilnya pada Yeri. "Eonni itu yang mau mencuri tadi. Dia juga menguntit rumah ini."

    Satu hal yang dilupakan oleh Yeri. Gadis dengan rambut terkepang ini adalah orang yang sama. Benar. Gadis yang waktu itu dimarahi Yeri karena mengusiknya. Dia akhirnya bisa memanggil polisi— karena itu pekerjaan ayahnya.

    "Eonni jahat itu juga tadi memarahiku karena mengganggunya," imbuh Min-Ah.

    Ckk, sialan. Eonni jahat katanya? Yeri mendekati Min-Ah, kemudian menurunkan tubuhnya untuk membuat tinggi yang sama dengan Min-Ah.

    "Kata siapa Eonni jahat? Tadi eonni, kan menyuruhmu pulang karena cuacanya hujan deras. Tidak baik main hujan-hujanan di waktu seperti tadi," bohong Yeri.

    Lagi-lagi Yeri memakai topeng malaikat. Ia mencoba mengelabui, bahwa memang benar bukan ia yang memarahi Min-Ah waktu itu.

    "Benarkah Min-Ah?" tanya Ayah Min-Ah.

    "Bukan Appa! Eonni ini memang memarahiku waktu itu. Appa ingat, kan? Aku menangis tadi?"

    Yeri menempatkan kedua tangannya di pipi Min-Ah. Gadis ***  "Min-Ah-ssi, Eonni memang tidak memarahimu, kok. Kau mungkin terjatuh sewaktu pulang tadi, jadinya kau menangis."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Part Time Cafe'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang