PART XVIII

109 32 0
                                    

    "Kalau itu, terserah kau saja. Aku hanya membantumu menyusun konsep yang kau inginkan." Yu Bin memeriksa kertas yang Joonwoo perlihatkan. Tertulis di kertas itu satu judul lagu yang tercetak tebal dalam bahasa Inggris.

    "Sweat Coffe," ucap Joonwoo, lalu mulai merekah kembangkan senyumnya. "Bagaimana Jinwoo hyung? Apa kau setuju?"

    Untuk pemilihan lagu utama dalam album memang selalu Joonwoo yang memutuskan. Namun, itu juga harus dikonfirmasikan pada manager atau kakaknya, Jinwoo. Biasanya kalau Jinwoo tidak menyukainya, lagu itu pun kemungkinan tidak akan disukai banyak orang.

    Jinwoo mengalihkan pandangannya dari ponsel menuju Joonwoo. "Sweat Coffe?" ulang Jinwoo menatap lama kertas di tangan Joonwoo sembari membaca tiap bait lirik didalamnya. "Apa kau yakin memilih lagu ini?"

    "Ne." Joonwoo mengangguk semangat. "Aku yakin seratus persen memilih lagu ini untuk comeback-ku. Bahkan, setelah membaca liriknya, aku juga sudah memikirkan konsep yang akan diusung. Eottae?"

    "Hmm, baiklah. Aku juga menyukainya."

    "Benarkah hyung?"

    "Ne ...."

    "Yu Bin hyung, apa kau juga suka?"

    "Ya ... seperti biasa, kalau Jinwoo suka. Itu kemungkinan akan jadi trending nantinya," sahut Yu Bin.

     "Majayo, lagu-lagu yang kurilis sebelumnya juga sukses karena pilihan Jinwoo hyung." Joonwoo mendekati kakaknya untuk tos "My Lucky Brother."

    Jinwoo menuruti sang adik yang meminta tos. "Sudahlah, itu bukan karena aku, kok. Joonwoo, kau hanya beruntung."

    "Hiiih ... Jinwoo jangan sok merendah seperti itu," sindir Yu Bin. "Biasanya kau langsung sombong, apalagi jika di dekat Hyunji. Kau itu langsung membusungkan dada─"

    "Cukup, cukup ... Jadi, konsep apa yang ingin kau usung Joonwoo?" kilah Jinwoo memutar topik.

    "Hoo ... Dasar bucinnya Hyunji," ledek Yu Bin.

    Joonwoo yang mendengarkan dua orang sahabat ini malah turut tertawa. Apalagi Jinwoo terkenal sering mendekati Hyunji. Namun, malah dibalas dengan sikap tak acuh oleh Hyunji. Jadinya, Yu Bin memberikan julukan 'Bucin Hyunji' pada Jinwoo.

    "Aishh!" geram Jinwoo ingin menghantam Yu Bin. "Kau mau dihajar, ya?"

    "Ehem!" Joonwoo berdehem berharap kedua orang yang bertikai ini menghentikan hal yang mereka lakukan. "Konsep yang ingin kuambil itu ...."

    Jinwoo dan Yu Bin menghentikan baku hantam mulut mereka dan mulai menatap Joonwoo.

    "Aku pengen konsep─"

    Tett!

    Bel rumah Yu Bin memotong perkataan yang akan di sampaikan Joonwoo.

    Terpaksa Yu Bin harus memeriksa orang yang datang. "Aigoo ... Kenapa harus datang sekarang, sih. Siapa, sih yang bertamu sekarang?" gerutu Yu Bin sembari mendekati monitor bel tersebut. "NUGUSEYO!"

    "Ini aku," sahutnya.

    "Siapa?"

    "Kau sendiri yang memintaku untuk datang, kan?"

    "Eh!? Iya, iya. Kau tunggu sebentar, aku akan membukakan pintunya." Lalu Yu Bin segera menuju pintu tempat orang tadi menunggu untuk membukakannya pintu.

    "Mianhae, apa aku telat, ya?" sesalnya. "Joonwoo sudah datang?"

    "Tidak, kok. Kau tidak telat, mereka juga baru sampai."

Part Time Cafe'Onde histórias criam vida. Descubra agora