PART XX

161 38 1
                                    

    Youngwoo membawa langkah mendekati Yeri. Baju basahnya dan cuaca dingin ini tidak menurunkan sedikitpun panas dari amarah Youngwoo. Namun, malahan semakin ia mendekat amarah semakin melonjak. Apalagi Yeri memasuki rumahnya itu tanpa seizin siapapun.

    "Keluar sekarang!" usir Youngwoo.

    "Kenapa!? Aku tidak mau!"

    "Cepat keluar sekarang!"

    Kini Youngwoo berada tepat di hadapan Yeri. Membuat Yeri tertegun, lidahnya terasa kelu, melihat Youngwoo yang menatapnya penuh dengan amarah. Perlahan tangan Yeri menyembunyikan ponsel di tangannya menuju punggungnya.

    "Kau keluar sekarang juga!" Youngwoo menarik lengan kecil Yeri dan memaksanya keluar. Begitu kuat, sampai terlihat kulit yang memerah.

    "Aku tidak mau!" tolak Yeri dan menarik balik lengannya dari genggaman Youngwoo. "Wae!? Kenapa kau malah mengusirku dari sini? Memangnya aku tidak boleh menemuimu lagi ... Sedangkan mereka masih bisa menemuimu? Kenapa aku tidak boleh?"

    Youngwoo terhening, memikirkan sekilas tentang satu hal yang lalu. Kemudian, ia kembali menarik paksa Yeri agar segera keluar dari rumahnya ini.

    "Keluar sekarang!"

    "Yeri nuna, apa yang terjadi?" tanya Joonwoo dari sambungan telepon.

    Awalnya Joonwoo hanya mendengarkan kegaduhan dari balik telepon yang lupa diputuskan Yeri. Tapi, setelah mendengar Youngwoo semakin mengencangkan nada suaranya, Joonwoo menjadi khawatir.

    "Joonwoo?" Youngwoo amat jelas mengenali suara dari adik Jinwoo itu. Tapi, masih belum memahami dari mana asalnya suara Joonwoo barusan.

    Yeri semakin menyembunyikan ponsel milik Youngwoo di punggungnya. Sialan, kenapa aku lupa mematikan telepon itu.

    Gelagat tubuh Yeri semakin mencurigakan di hadapan Youngwoo. Membuat Youngwoo mencoba memeriksa yang disembunyikan oleh Yeri. Beberapa kali Yeri menjauh untuk menghindari Youngwoo. Namun, akhirnya tidak bisa lagi berkutik karena cengkeraman Youngwoo. Benar saja. Youngwoo menemukan ponselnya tergenggam jemari Yeri. Lalu, Youngwoo mengambil ponsel itu. Tak ada berontak dari Yeri, ponsel itu dengan mudah berpindah ke tangan Youngwoo.

    "Yeri nuna?" ulang Joonwoo.

    Suara Joonwoo kembali terdengar memasuki telinga Youngwoo. Namun, ia belum mengetahui bahwa dari tadi Joonwoo masih terhubung melalui sambungan telepon. Hingga, Youngwoo memeriksa layar ponsel tersebut. "Joonwoo meneleponku?" kata Youngwoo tak percaya.

    Amarah Youngwoo semakin melonjak naik. Dirinya masih mengerti Yeri bisa masuk ke rumahnya karena ia lupa menutup pintu. Tapi, bagaimana Yeri bisa mengangkat telepon Joonwoo? Bahkan itu bukan dari ponsel milik Yeri. Apa orang ini tidak punya sopan santun, pikir Youngwoo.

    Kulit sekitaran wajah Yeri semakin mendekati warna tisu. Mulutnya tergembok tak bisa merangkai satu kata pun. Matanya melirik Youngwoo ─khawatir.

    Youngwoo kembali menarik paksa lengan Yeri untuk membuatnya keluar dari sini. Namun, cukup sulit dikarenakan Yeri berusaha memaku kakinya ­­­­­─tidak ingin pergi.

    Beberapa seretan langkah menggeser tubuh Yeri. "YOUNGWOO-YA! LEPASKAN AKU!" berontak Yeri.

    Tak ada reaksi dari Youngwoo. Dirinya terlanjur marah dengan sikap Yeri itu. Tak peduli dengan lengan Yeri yang semakin memerah, Youngwoo tetap menarik paksa Yeri agar keluar dari rumahnya.

    Ambang pintu semakin dekat dengan mereka. Hujan sudah cukup mereda. Namun, gelap menjadi selimutnya.

    "Jeogiyo!" panggil seorang pria dengan suara sedikit serak dari pintu masuk yang masih terbuka ─karena memang tidak Youngwoo tutup saat ia masuk. Tubuhnya berperawakan tinggi serta tegap. Seragam biru dengan topi dan lencana elang melengkapi tubuhnya. Di sampingnya, gadis kecil berjas hujan dengan rambut terkepang menautkan jemarinya pada lengan pria tersebut.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 05, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Part Time Cafe'Where stories live. Discover now