Yeri tersentak kaget dan membelalak mendapati orang itu. "Sialan. Itu Lee Youngwoo, kenapa dia keluar, sih?" Segera Yeri menyembunyikan diri dengan menjauh dari pagar itu ke sisi tembok yang tak jauh dari sana.

    Youngwoo keluar dari rumah, kemudian langsung membawa langkah cepat menembus hujan tanpa perlindungan sama sekali. Payung tak ia genggam, maupun jas hujan tak ia kenakan. Youngwoo bahkan, tak memedulikan dirinya basah tersiram hujan. Ia harus segera menuju satu tempat saat ini.

    Perempuan yang tadi bersembunyi di balik tembok, Yeri, mengintip apa yang dilakukan Youngwoo. "Mau kemana si Youngwoo itu?"

    Youngwoo menghilang tertutup buram yang dibuat hujan. Kang Yeri kini keluar dari persembunyian dan mendekati tempat semula ia berdiri tadi. Namun, senyumnya mengembang mendapati pintu yang terbuka lebar dan pagar juga tidak ditutup oleh Youngwoo.

    "Gomawo, Youngwoo-ya. Ternyata kau bersedia menerimaku sebagai tamu."

    Yeri mulai membawa langkah menuju pintu masuk tersebut. Sesekali ia melirik sekitar — khawatir seseorang mungkin melihatnya memasuki rumah Youngwoo.

    Senyum semakin merekah begitu Yeri memasuki rumah Youngwoo. Matanya berkeliling mencari sesuatu yang Yeri inginkan. "Youngwoo ... Kira-kira dimana kau menyimpannya?"

    Langkah Yeri terus membawanya masuk dan kini dirinya berada di ruang tamu. Sofa cukup tua berada di sini. Di depannya ada sebuah meja kayu yang juga tampak tua. Televisi di ruangan ini tak menyala, hanya penghangat yang dinyalakan oleh Youngwoo.

    Nada dering ponsel terdengar dari sebuah ponsel.

    Yeri yang mendengar suara itu terhenti dan langsung waspada. Ia memeriksa sekitar dan mencari kemungkinan orang lain berada di sini. Tapi, kewaspadaannya menurun setelah mendapati bahwa itu hanyalah nada dering dari ponsel yang terletak di atas meja kayu. Layarnya juga turut menyala karena ada panggilan yang masuk.

    Perlahan Yeri mendekat dan memeriksa siapa yang menelepon. 전오, nama yang tertera di layar ponsel tersebut.

    Mata Yeri semakin terbuka. "Joonwoo yang menelepon?" Yeri semakin mendekati ponsel tersebut dan malahan mengambilnya. "Joonwoo? Kira-kira kenapa Joonwoo menelepon, ya?"

    Tanpa memikirkan siapa pemilik ponsel tersebut Yeri mencoba menerima panggilan itu. Namun, belum sempat ia menggesser opsi penerimaan panggilan. Telepon tadi terputus karena terlalu lama berdering. Kemudian tak berselang lama, panggilan berikutnya dari Joonwoo masuk. Kali ini segera Yeri menerima panggilan yang masuk itu.

    "Yeoboseyo?" ucap Yeri.

    "Ahh ... akhirnya. Youngwoo hyung ada yang ingin kusampaikan padamu."

    "Joonwoo-ya? Youngwoo sedang ada urusan, ini aku Yeri. Ada yang ingin kau sampaikan?"

    "Eh, Yeri nuna?"

    "Ne... Kenapa? Aku sedang di rumah Youngwoo. Tadi apa yang ingin kau sampaikan? Nanti akan kuberitahukan pada Youngwoo."

    Joonwoo yang berada di seberang sana terhening dan tak menyahuti Yeri lagi.

    "Joonwoo-ya! Kau masih di sana? Apa yang ingin kau sampaikan tadi? Sampaikan saja padaku. Nanti pasti kusampaikan pada Youngwoo, kok."

    Masih hening, Joonwoo belum juga menjawab. 

    Sialan, kenapa masih tidak menjawab. Cepat katakan saja apa yang ingin kau sampaikan pada Youngwoo.

    "I, itu Yeri nuna ... Kenapa kau ada di rumah Youngwoo hyung?"

    "Aku sedang berkunjung ke rumahnya dan dengan senang hati Youngwoo menerimaku masuk," bohong Yeri.

    "Benarkah?" Joonwoo tidak yakin dengan ucapan Yeri.

    "Tentu saja, aku tidak bohong padamu." Yeri tersenyum bersama iblis di sampingnya. Namun, Yeri kini membuat garis horizontal bibirnya karena pendengarannya menangkap sesuatu. Kemudian Yeri berpaling singkat menuju pintu masuk dan mendapati Youngwoo sudah berada di dekatnya.

    "Yeri-ya? Apa yang kau lakukan disini?" tanya Joonwoo yang baru saja datang. Pakaian yang ia kenakan kini basah kuyup karena derasnya guyuran hujan. Tangan kanannya menggenggam sebuah kantong plastik berisi obat yang ia beli.

    Yeri masih saja hening tanpa kata.

    "AKU TANYA KAU KENAPA DISINI HAH!?" Suara Youngwoo meninggi, tatapannya semakin tajam pada Yeri. Lalu, Youngwoo mendekati Yeri yang sebenarnya cukup cerewet, namun kini malah terdiam sunyi.

    "Wae!? Aku datang mengunjungimu memangnya tidak boleh?"


.

.

.

.

Follow me: FeiZhan 


Part Time Cafe'Where stories live. Discover now