i n k a . 7

1.3K 201 44
                                    

18+

Yang masih bocil harap minggir dulu yuk!

Sadar umur ya kawan !!

***

•••🦋•••

H a p p y  R e a d i n g

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

H a p p y  R e a d i n g

Setelah kemarin dirinya demam membuat ia izin sekolah, sekarang ia sudah berangkat lagi, "Kak Davi!"serunya memanggil Davi yang sudah rapi dengan setelannya hendak mengantar Inka sekolah sebelum pergi ke kantor.

"Hm,"sahutnya pelan.

"Lepasin tangan aku!"pintanya menatap tangan kiri Davi yang menggenggam erat jemarinya.

"Nanti."

Menatap wajah datar Davian, Inka memalingkan muka keluar jendela. "Kakak lebih tampan,"celetuk Davi kesal saat Inka lebih memilih menatap lalu-lalang Abang ojek.

"Pede banget,"ledeknya.

"Putusin Alan!"

Tak ada angin tak ada petir eh ini cowok ngomong ngawur. Hello kata putus dalam hubungan bukan mainan sembarangan, apalagi seharga permen lima ratusan. Hadeh kakaknya ini ada-ada aja.

"Nggak mau!"bantah Inka menyentak kasar tangan Davi yang masih menggenggam hingga terlepas.

"Inka.. dia bukan cowok baik-baik."

Inka tak terima pacarnya di rendahkan. "Terus siapa yang lebih baik?! Kak Davi iya?!" kesalnya melipatkan tangannya didepan dada. Seperti menantang Davian, pemuda itu yang melihat sikap adiknya dongkol setengah mati. Adik kecilnya ternyata sudah berani melawan heh.

"Jaga sikap lo, Inka!"saat mulai marah nada dan bahasa Davi berubah menjadi lo-gue seketika.

"Apa?! Kak Davi nggak terima? Sama kak aku juga nggak suka Alan di rendahkan gitu."

Masih menjaga sikap agar tak terkesan menghilangkan rasa hormat Inka membalas dengan hati-hati, takut semakin menyulut amarah Davi yang sulit di kontrol atau nanti dirinya yang berakhir disiksa.

Davian memberhentikan mobilnya di pinggir jalan yang cukup sepi. Melepaskan sabuk pengamannya, pemuda itu meraih tali di balik jok mobilnya. Meraih tangan Inka secara paksa, kemudian mengikat tangan adiknya dengan tali yang ia pegang.

Inka kaget. Sekasar-kasarnya Davian cowok itu tak akan sampai mengikat dirinya. Tapi apa ini? Tiba-tiba sekali gara-gara membela hubungannya dengan Alan dirinya sampai diikat. "Kak lepasin! Kakak mau apa?!"

Tak memperdulikan Inka yang melawan, mencoba melepaskan ikatannya. Davian memajukan wajahnya mendekati leher Inka. Bibir cowok itu sudah menempel di leher bawah telinga kanannya. Inka menggelengkan kepalanya cepat saat tau kakaknya akan berbuat tak senonoh kepada dirinya. "Kak...kakak jangan gini!"

Davi gelap mata, ia menahan kepala Inka agar tak bergerak. Semakin mendekatkan bibirnya sensual di seluruh leher harum Inka. Sesekali bibir cowok itu menghisap leher jenjang itu hingga menimbulkan bercak kemerahan. Leher Inka memang menjadi candu bagi dirinya.

"Kak! Inka mohon berhenti!"tangisnya lirih.

Tak mempedulikan tangisan Inka, Davi meneruskan hisapannya. Mendengar tangisan Inka yang berisik membuat Davi geram. Dengan cepat cowok itu meraih dagu Inka, membungkam bibir adiknya dengan bibir miliknya. Meski berontak tak mau tetap saja tenaga Davi lebih kuat.

"Balas,Ka!"desis Davi disela ciumannya. Inka yang ketakutan menuruti perintah kakaknya. Derai air mata semakin deras kala leher belakangnya ditekan kuat oleh Davi agar memperdalam ciumannya.

Lumatan demi lumatan Davi lancarkan hingga terdengar decapan antara lidah mereka. Davi terlihat menikmati sementara Inka menyesalinya. Ciuman pertama miliknya yang seharusnya untuk orang yang tepat di hidupnya malah berakhir di bibir sialan kakaknya.

🥝🥝🥝


Hujat Davian yok!

# I N K A #

See you ♡

LUKA YANG BERAKHIR DUKA

INKAWhere stories live. Discover now